9 profitabilitas.Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat konsistensi dari
penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini memiliki perbedaan terhadap penelitian terdahulu, dimana
penelitian sebelumnya belum menggunakan berbagai jenis variabel yang nantinya diharapkan akan memberikan hasil yang lebih signifikan. Alasan peneliti
menggunakan perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur lebih sensitif terhadap kondisi perekonomian. Kemudian populasi, waktu, dan tempat
penelitian yang digunakan yaitu perusahaan perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI pada tahun 2012. Berdasarkan uraian diatas penelitian yang
diambil dengan judul “ Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet
Internet Financial Reporting Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “
.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap
pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI?
2 Apakah Umur Listing Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap
pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI?
10 3
Apakah Leverage berpengaruh secara parsial terhadap pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI? 4
Apakah Reputasi Auditor berpengaruh secara parsial terhadap pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI? 5
Apakah Struktur Kepemilikan Asing berpengaruh secara parsial terhadap pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI? 6
Apakah Likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI? 7
Apakah Profitabilitasberpengaruh secara parsialterhadap pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI? 8
Apakah Ukuran Perusahaan, Umur Listing, Leverage, Reputasi Auditor, Struktur Kepemilikan Pihak Asing, Likuiditas, dan Profitabilitas
berpengaruh secara simultan terhadap pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
IndonesiaBEI?
11
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Penelitian
A. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan secara parsial
terhadap pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI.
B. Untuk mengetahui pengaruh umur listing perusahaan secara parsial
terhadap pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI.
C. Untuk mengetahui pengaruh leveragesecara parsial terhadap
pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI.
D. Untuk mengetahui pengaruh reputasi auditor secara parsial terhadap
pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI.
E. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan pihak asing secara
parsial terhadap pelaporan keuangan melalui internet IFR pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI.
F. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas secara parsial terhadap
pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI.
G. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas secara parsial terhadap
pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI.
12 H.
Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, umur listing perusahaan, leverage, reputasi auditor, struktur kepemilikan pihak
asing, likuiditas, dan profitabilitas secara simultan terhadap pelaporan keuangan melalui internet IFR pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI. 1.3.2
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
A. Untuk pihak manajemen perusahaan
Sebagai pertimbangan manajemen didalam membuat kebijakan untuk menyajikan informasi keuangan perusahaan dengan memahami faktor
faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan melalui internet. B.
Untuk Akademis Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya. C.
Untuk peneliti Dapat menambah wawasan dan pengatahuan serta memahami faktor
yang mempengaruhi pelaporan keuangan melalui internet untuk memperluas wawasan mengenai perusahaan.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory
Teori keagenan Agency Theory merupakan basis teori yang mendasari praktek bisnis yang dipakai perusahaan selama ini. Teori tersebut berakar dari
sinergi teori ekonomi, sosiologi, teori keputusan, dan teori organisasi. Teori keagenan memberikan pemahaman dan analisa insentif pelaporan keuangan.
Literatur akuntansi tentang pengungkapan sendiri sering sekali mengacu pada teori keagenan dengan menyediakan dorongan untuk melakukan
pengungkapan wajib maupun sukarela terhadap laporan keuangan. Dorongan ini ditunjukkan pada literatur sebagai alat penggerak yang digunakan untuk
mengurangi asimetri informasi antara agen dan prinsipal. Teori keagenan menyatakan bahwa dengan adanya asimetri informasi,
manajer akan memilih seperangkat kebijakan untuk memaksimalkan kepentingan manajer sendiri. Beberapa penelitian menguji bagaimana
masalah teori keagenan dapat dikurangi dengan meningkatkan pengungkapan. Ball 2006 menyatakan bahwa “peningkatan transparansi dan pengungkapan
akan memberikan kontribusi untuk menyelaraskan kepentingan manajer dan pemegang saham”.
Agency Theory menjelaskan adanya benturan kepentingan antara prinsipal dan agen, dimana stakeholder bertindak sebagai prinsipal dan
manajemen perusahaan sebagai agen. Menurut Jensen dan Meckling
14 mengemukakan bahwa “teori keagenan membuat suatu model kontraktual
antara dua atau lebih orang pihak dimana salah satu pihak disebut agen dan pihak lain disebut prinsipal”. Manajemen perusahaan merupakan agen dan
pemegang saham merupakan prinsipal yang berkepentingan terhadap kepemilikannya atas perusahaan. Manajemen akan membuat keputusan yang
akan memaksimalkan kepentingannya, namun keputusan ini berbeda dengan keputusan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan kepentingan pemegang
saham. Hal ini memberikan asumsi teori agensi bahwa tiap individu memiliki
motivasi oleh kepentingannya sendiri yang menimbulkan konflik kepentingan antara agen dan prinsipal. Agen termotivasi untuk
memaksimalkan upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, sedangkan prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan
kehidupannya sendiri. Dalam kerangka teori keagenan, terdapat tiga macam hubungan keagenan,yaitu: 1 hubungan keagenan antara manajer dan pemilik
Bonus Plan Hypothesis, 2 hubungan keagenan antara manajer dan kreditur DebtEquity Hypothesis, 3 hubungan keagenan antara manajer dan
pemerintah Political Cost Hypothesis Chairiri dan Lestari, 2007. Lebih lanjut Chairiri dan Lestari menyatakan bahwa hal tersebut berarti ada
kecenderungan bagi manajer untuk melaporkan sesuatu dengan cara-cara tertentu dalam rangka memaksimalkan utilitas mereka dalam hubungannya
dengan pemilik, kreditur, maupun pemerintah. Praktik IFR merupakan media
15 untuk menyampaikan informasi sebagaimana yang dikehendaki dalam
kontrak keagenan. Alasan yang mendasari perlunya praktek pengungkapan laporan
keuangan oleh manajemen perusahaan kepada shareholders dijamin dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Laporan keuangan merupakan sarana
akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Sehingga sebagai wujud pertanggung jawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan
prinsipal, dalam hal ini ialah pengungkapan sukarela yang lebih luas. Pengungkapan sukarela merupakan mekanisme untuk mengendalikan kinerja
manajer dan mengurangi asimetri informasi serta memonitor biaya keagenan.
2.1.2 Teori Sinyal Signal Theory
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini
berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dibanding perusahaan lain. Signalling Theory dapat digunakan untuk
memprediksi kualitas pengungkapan perusahaan, yaitu dengan penggunaan internet sebagai media pengungkapan perusahaan dapat meningkatkan
kualitas pengungkapan. Dalam kerangka teori sinyal disebutkan bahwa dorongan perusahaan
untuk memberikan informasi adalah kareana terdapat asimetri informasi antara pihak manajer dan pihak luar, hal ini disebabkan karena manajer
16 perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan
prospek yang akan datang dari pada pihak luar. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi
tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri infromasi tersebut adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar, berupa informasi keuangan
yang positif dan dapat dipercaya yang dapat mengurangi ketidakpasitan mengenai prospek perusahaan yang akan datang sehingga dapat meingkatkan
kredibilitas dan kesuksesan perusahaan Wolk et.al.2000, dalam Keumala, 2013.
2.1.3 Laporan Keuangan Financial Reporting
Setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian
disebut laporang keuangan Warren R.F, 2006, hal.24. Laporan keuangan merupakan sarana pengomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-
pihak diluar perusahaan, laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2007.
Laporan keuangan tersebut harus disusun berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan SAK yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia IAI
dan peraturan Bapepam. Selanjutnya laporan tersebut akan diaudit oleh
Akuntan yang terdaftar diBapepam. Laporan tersebut terdiri atas:
1 Laporan Laba Rugi
2 Laporan Perubahan Modal
3 Neraca
17 4
Laporan Arus Kas 5
Catatan Atas Laporang Keuangan Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna
bagi investor dan kreditur untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenisnya. Sebagai contoh, laba merupakan bagian dari laporang
keuangan, sehingga laba seharusnya juga berguna untuk keputusan kredit. Laba dapat digunakan untuk menilai prospek perusahaan misalnya untuk 1
mengevaluasi performance manajemen 2 memperkirakan earning power 3 memprediksi laba yang akan datang atau 4 menilai resiko investasi atau
pinjaman pada perusahaan SFAC No.1. Sedangkan menurut PSAK No.1 Standar Akuntansi Keuangan 2000, laporan keuangan akan memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan aruskas perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan dalam rangka pengambilan
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan 1 informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit, 2 informasi yang berguna
dalam menilai arus kas masa depan, dan 3 informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahannya Kieso,
Weygandt, dan Warfield, 2007:5
2.1.3.1 Luas Pengungkapan Pelaporan Keuangan
Pada tahun 1991, American Institute Certified Public Accountant AICPA membentuk suatu komite khusus yang dikenal dengan Jenkin
18 Committee yang bertujuan meneliti sifat dan luas informasi yang
seharusnya disediakan oleh manajemen untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Dari hasil risetnya, mereka merekomendasikan agar perusahaan
menyediakan sejumlah pengungkapan tambahan additional disclosure, yang meliputi informasi segmen, data non keuangan dan informasi
forward looking Jenkin 1994, dalam Nuswandari, 2009. Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi
yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda –
beda. Pengungkapan dapat dibagi menjadi beberapa tujuan , yaitu: tujuan melindungi, tujuan informatif, dan tujuan kebutuhan khusus.
Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih untuk mendapatkan informasi atau mengolahnya
sendiri hingga memperoleh substansi ekonomik dari informasi tersebut, dengan kata lain pengungkapan ditujukan untuk melindungi perlakuan
manajemen yang mungkin kurang terbuka. Sementara itu tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas memiliki
tingkat kecanggihan tertentu. Sehingga, pengungkapan ditujukan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan
keputusan pemakai. Keluasan pengungkapan untuk tujuan informatif ini ditentukan oleh BAPEPAM bekerjasama dengan penyusun standar.
Bentuk tujuan pengungkapan yang ketiga adalah tujuan kebutuhan khusus,
19 yang merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan
informatif. Kualitas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan dikenal
dengan berbagai konsep, antara lain: kecukupan adequacy, kelengkapan comprehensiveness, informatif imformativeness, dan tepat waktu time
lines. Kualitas pengungkapan ditunjukkan dengan tingkat keluasan pengungkapan sebagai salah satu indikator. Semakin luas tingkat
pengungkapan maka semakin valid informasi yang diberikan. Tinggi nya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan
pengungkapan. Yularto dan Chairiri 2003 mengidentifikasi konsep mengenai pengungkapan sehubungan dengan kualitas laporan keuangan
menjadi tiga, yaitu: 1
Adequate Disclosure cukup Tingkat pengungkapan yang memadai adalah pengungkapan yang
harus dipenuhi agar laporan keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan bagi pemakai dalam mengambil keputusan.
2 Fair Disclosure wajar
Tingkat pengungkapan yang wajar adalah tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau informasi yang sama.
3 Full Disclosure lengkap
Tingkat pengungkapan yang penuh menuntut penyajian secarapenuh terhadap informasi yang berkaitandengan pengambilan keputusan.
20
2.1.3.2 Pengungkapan Wajib Mandatory Disclosure
Pengungkapan wajib Mandatory Disclosure, adalah
pengungkapan minimum yang diisyaratkan oleh lembaga yang berwenang. Pengungkapan wajib diIndonesia telah diatur oleh BAPEPAM, yaitu
mengatur bentuk dan isi laporan tahunan yang wajib diungkapkanmelalui Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan No. KEP
134BL2006peraturan X.K.6 tanggal 07 Desember 2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan
perusahaan publik Na’im dan Rakhman,2000. Dalam peruturan X.K.6 berisikan tentang tiga hal pokok penting
mengenai penyampaian laporan tahunan emiten atau perusahaan publik, yaitu: Kewajiban penyampaian laporan tahunan Emiten atau perusahaan
publikyang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan Lembaga Keuangan
paling lama 4bulan setelah tahun buku berakhir, bentuk dan isi laporan tahunan Laporan tahunan wajib memuat: ikhtisar data keuangan penting,
laporan dewan komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaaan, tanggung jawab sosial
perusahaan, laporan keuangan tahunan yang telah diaudit, dan surat pernyataan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi atas kebenaran isi
laporan tahunan, dan yang ketiga adalah ketentuan dan penutup.
21
2.1.3.3 Pengungkapan Sukarela Voluntary Disclosure
Pengungkapan Sukarela Voluntary Disclosure, adalah pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa
diharuskan oleh lembaga yang berwenang. Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang melebihi persyaratan minimum dari
peraturan pasar modal yang berlaku. Perusahaan memiliki keleluasaan dalam mengungkapkan informasi – informasi yang akan diungkapkan,
yang akan menyebabkan variasi dan keragaman luas pengungkapan sukarela antar perusahaan. Perusahaan akan mengungkapkan informasi
yang dipandang relevan dalam membantu pengambilan keputusan. Cukup banyak penilitian telah muncul dalam beberapa dekade yang mempelajari
pelaporan keuangan perusahaan secara sukarela Easley dan O’Hara 2004, dalam Hargyantoro, 2010. Salah satu pengungkapan sukarela yang dapat
dilakukan manajemen adalah pengungkapan melalui internet pada website pribadi perusahaan IFR.
Manajemen selalu berusaha mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan
pemegang saham, khususnya apabila informasi tersebut merupakan informasi yang bagus good news Suwardjono, 2005. Pengungkapan
sukarela merupakan salah satu cara meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan dan untuk membantu investor dalam memahami
strategi bisnis perusahaan Healy, Palepu1993, dalam Nuswandari, 2009.
22 Terdapat lima manfaat pengungkapan sukarela Dimita, 2012, yaitu:
1 Memperbaiki reputasi perusahaan.
2 Menyajikan informasi yang dapat menghasilkan keputusan investasi
yang lebih baik bagi investor. 3
Memperbaiki akuntabilitas 4
Memperbaiki prediksi resiko yang dilakukan oleh investor, dan 5
Menyajikan kewajaran harga saham yang lebih baik.
2.1.3.4 Internet Financial Reporting IFR
Internet Financial Reporting merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka mengungkapkan laporan keuangan perusahaan
melalui media internet seperti pada website pribadi perusahaan tersebut. Dengan pengungkapan yang dilakukan melalui internet ini, perusahaan
mampu menyebarkan informasi keuangannya secara lebih cepat dan lebih mudah untuk didapatkan. Hal ini sangat diperlukan untuk lebih
mengembangkan dan menigkatkan level perusahaan dalam rangka persaingan antar perusahaan sejenis.
IASC 1999, dalam Keumala, 2013 membagi penggunaan internet sebagai saluran penyajian dan pendistribusian laporan keuangan
dalam tiga tahapan, yaitu: A
Perusahaan menggunakan internet hanya sebagai saluran mendistribusikan laporan keuangan yang telah dicetak dalam format
digital, seperti file dengan format pengolah kata atau Portable Data File PDF.
23 B
Perusahaan menggunakan internet untuk menyajikan laporan keuangan mereka dalam format web, yang memungkinkan mesin
pencari mengindeks data-data tersebut sehingga mesin pencari dan pengguna dapat dengan mudah menemukan informasi tersebut.
C Perusahaan menggunakan internet tidak hanya sebagai saluran
distribusi laporan keuangan, tetapi juga menyediakan cara yang lebih interaktif sehingga pengguna tidak hanya dapat melihat laporan baku
yang dikeluarkan oleh perusahaan, namun mereka juga dapat mengostumisasi sendiri informasi-informasi yang terdapat dilaporan
keuangan tersebut.hal ini tentu lebih bermanfaat bagi mereka tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan dan bahkan pengguna informasi
pun dapat mengkonversi format file atau cetakan yang mereka perlukan untuk pengambilan keputusan.
Format yang umumnya digunakan oleh perusahaan untuk mempublikasikan informasi keuangan diwebsite adalah PDF, HTML, dan
XBRL. Selain itu, ada beberapa perusahaan yang melengkapi pelaporan informasi keuangan diinternet dengan format penyajian informasi
keuangan dalam bentuk audio atau video. Namun, format ini tidak banyak digunakan oleh perusahaan Barac, 2004.
2.1.3.5 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah faktor penentu penting dalam pengungkapan perusahaan. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan
hubungan positif antara ukuran perusahaan terhadap tingkat pengungkapan
24 Meek, Roberts, and Gray 1995, dalam H.P. Purba, 2012. Penelitian
lainnya juga membuktikan adanya kaitan yang erat antara ukuran perusahaan denganpenggunaan IFR didalamnya. Ashbaugh et al., 1999
menyatakan hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadappraktik IFR. Andrikopoulus, 2007 juga menyatakan bahwa hanya ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik modal, dan internet reporting.
Marston dan polei 2004, dalam H.P. Purba, 2012 menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki tingkat kompleksitas yang
tinggi sehingga investor akan memerlukan informasi keuangan perusahan yang lebih banyak untuk membuat keputusan yang lebih lanjut.
2.1.3.6 Umur Listing
Umur listing perusahaan dapat mempengaruhi penerapan IFR karena menurut UU Pasar Modal No.8 Tahun 1995 diwajibkan kepada
perusahaan yang akan listing dan yang telah listing untuk melakukan pelaporan keuangan.Peneliti Susanto 1992, dalam Prayogi, 2003
menyatakan bahwa perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta akan memberikan pelaporan keuangan yang lebih lengkap karena memiliki
pengalaman lebih dalam pelaporan keuangan. Perusahaan yang lebih lama listing menyediakan publisitas informasi yang lebih banyak dibanding
perusahaan yang baru saja listing sebagai bagian dari praktik akuntabilitas yang diditetapkan Bapepam Prasetya dan Irwandi, 2012.
25 Perusahaan yang terdaftar diBursa Efek BEI cenderung akan
melakukan pelaporan keuangannya secara lebih transparan dibandingkan perusahaan-perusahaan yang tidak dan belum terdaftar di BEI.hal tersebut
disebabkan perusahaan perusahaan yang sudah lama listing diBEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan
keuangan nya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan zaman.
Tidak hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less reporting system Kusumawardani, 2011.
2.1.3.7 Leverage
Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjang perusahaan. Teori keagenan dapat digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara tingkat leverage dan pengungkapan sukarela. Berdasarkan teori ini, semakin tinggi tingkat leverage,
perusahaan akan memiliki tekanan untuk meningkatkan pengungkapan sukarela kepada shareholder, baik melalui media tradisional maupun
modern seperti website perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menerapkan IFR dalam membantu menyeberluaskan informasi-
informasi positif perusahaan dalam rangka “mengaburkan” perhatian kreditur dan pemegang saham untuk tidak terlalu fokus hanya pada
leverage perusahaan yang tinggi. Sehingga pelaporan keuangan melalui internet dapat memuat informasi perusahaan yang lebih banyak dan positif
bagi perusahaan Lestari dan Chairiri, 2006.
26
2.1.3.8 Reputasi Auiditor
Auditing membantu mengurangi konflik kepentingan antara manajer dan investor Malone et al., 1993 dalam Oyelere et al., 2003.
Penggunaan Kantor Akuntan Publik KAP yang bereputasi akan membantu perusahaan dalam menciptakan opini positif terhadap
perusahaan. Penggunaaan KAP yang seperti ini akan memberikan kesan transparan dan terpercaya atas informasi-informasi yang diberikan, dan
akan menimbulkan image positif bagi perusahaan, selain itu kondisi ini akan mendorong perusahaan untuk lebih memperluas pelaporan keuangan
melalui media internet IFRsehingga mendongkrak kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Razaee 2003, dalam H.P.Purba, 2012 menyatakan bahwa KAP bereputasi tinggi Big Four memiliki kemampuan yang lebih besar dalam
mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan karena KAP Big Four memiliki kemampuan yang lebih besar dalam menangani tekanan oleh
klien, memiliki sumber daya yang lebih kompeten secara keseluruhan, lebih perduli terhadap reputasi mereka, memiliki tekhnologi yang maju,
serta memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik. Awalnya, ada 8besar firma audit yang mendunia, yaitu:
- Arthur Andersen
- Arthur Young Co
- Coopers Lybrand
- Ernst Winney
27 -
Delloite Haskins Sells -
Peat Marwick Mitchell -
Price Waterhouse -
Touche Ross Namun pada 2002 hanya tinggal 4besar firma akuntasi yang
mendunia,setelah adanya merger dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh salah satu KAP diatas. 4 firma audit yang masih mendunia hingga
kini ialah: -
Delloite Touche Tohmatsu -
PricewaterhouseCoopers -
Ernst Young -
KPMG KAP Indonesia yang berafiliasi dengan Big Four tersebut
dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menjalankan perannya. Semakin baik reputasi auditor, maka semakin baik pula kualitas
laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP tersebut, dan akan lebih meyakinkan pemegang saham dan kreditur dalam mengolah isi laporan
keuangan tersebut.
2.1.3.9 Struktur Kepemilikan Pihak AsingForeign Ownership
Foreign Ownership adalah jumlah saham yang dimiliki pihak asing pada suatu perusahaan. Semakin tinggi persentase kepemilikan pihak
asing pada saham suatu perusahaan, tentu akan mempengaruhi luaspengungkapan dan pelaporan keuangan suatu perusahaan. Hal itu
28 disebabkan karena semakin banyaknya pihak yang memiliki kepentingan
terhadap setiap hal-hal yang terjadi terhadap perusahaan tersebut, terlebih apabila pihak asing yang menjadi salah satu pemangku kepentingan
tersebut, tentu pihak perusahaan akan semakin terdorong untuk melakukan pelaporan seluas dan selengkap mungkin. Kepemilikan pihak asing
cenderung menggunakan tekhnologi yang maju, sehingga penerapan IFR sangatlah membantu dalam rangka menjalankan sistem komunikasi antar
manajemen dan pemegang saham, selain itu kondisi ini akan menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan efisien.
2.1.3.10 Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lainnya adalah kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewabijan atau hutangyang harus segera dibayar dengan harta lancarnya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan
untuk melunasi hutang jangka pendeknya, maka semakin likuid pula perusahaan tersebut. “Posisi Likuiditas” suatu perusahaan berkaitan
dengan pertanyaan berikut ini: apakah perusahaan mampu melunasi utangnya ketika utang tersebut jatuh tempo ditahun berikutnya? Brigham
and Houston, 2007. Rasio likuiditas terdiri dari Current Ratio dan Quick Ratio.
Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi, maka cenderung akan melakukan pelaporan keuangan seluas dan selengkap
mungkin dibanding perusahaan dengan tingkat likuiditas rendah, hal itu
29 disebabkan oleh perusahaan dengan likuiditas tinggi ingin menciptakan
opini positif mengenai kondisi keuangan perusahaan tersebut yang nantinya akan membantu para investor dalam membuat keputusan untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, namun apabila perusahaan tersebut tidak memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, tentu hal
ini tidak akan mendorong investor untuk melakukan investasi, karena perusahaan dengan likuiditas rendah dapat berujung pada kebangkrutan.
Hasil penelitian Cooke 1989, dalam Prayogi, 2003 menunjukkan bahwa tingkat kesehatan perusahaan yang ditunjukkan
dalam rasio likuiditas yang tinggi diharapkan dengan pengungkapan yang lebih luas. Hal ini didasarkan bahwa perusahaan yang secara keuangan
sehat, kemungkinan akan lebih banyak mengungkapkan informasi dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat likuiditasnya rendah. Oleh
karena itu perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi cenderung akan memberikan pengungkapan yang lebih lengkap pula.
2.1.3.11 Profitabilitas
Laporan akuntansi mencerminkan keadaan yang telah terjadi dimasa lau, tetapi laporan tersebut juga memberikan kita petunjuk tentang
hal-hal yang sebenarnya memiliki arti penting, apa yang kemungkinan akan terjadi dimasa depan. Rasio profitabilitas akan mencermikan hasil
akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional Brigham and Houston, 2007
30 Profitabilitas merupakan suatu ukuran dalam persentase yang
digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Angka profitabilitas dinyatakan
antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan persaham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitasmenjadi
norma ukuran bagi kesehatan perusahaan. Perushaaan dengan profitabilitas tinggi, tentu memiliki dorongan untuk menerapkan IFR agar
dapat menyebarkan goodnews yang ada pada perusahaan, sehingga penerapan IFR sangat membantu dalam menciptakan citra positif bagi
perusahaan. Sedangkan perusahaan dengan profitabilitas rendah cenderung akan menutup-nutupi informasi laporang keuangannya agar para
pemegang saham dan kreditur tidak terlalu memfokuskan tingkat profitabilitas perusahaan pada manajemen.
Lev dan Sougiannis 1999, dalam Debreceny et al., 2002 menyatakan bahwa perusahaan dengan prospek yang bagus didukung oleh
corporate strategy dan sumberdaya manusia yang tinggi cenderung memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Tipe perusahaan seperti ini
memilik specific knowledge bahwa sangat tidak efektif dan efisien berkomunikasi dengan investor mengenai pelaporan keuangan melalui
media tradisional atau paper based, Debreceny et al 2002, dalam Chairiri dan Lestari, 2007.
31
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pelaporan keuangan melalui internet IFR sudah dilakukan sejak tahun 1990an, penelitian ini telah banyak dilakukan pada negara –
negara maju seperti Amerika, Australia, Inggris, dan Jerman. Asbaugh 1999 melakukan survei pada 290 perusahaan Amerika Serikat yang praktek pelaporan
keuangannya telah dievaluasi oleh AIMR. Asbaugh meneliti hubungan ukuran perusahaan, ROA, peringkat pelaporan oleh AIMR, dan persentase saham yang
dimiliki oleh investor individu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap praktek pelaporan keuangan
melalui internet. Marston 2003 melakukan penelitian terhadap praktik IFR di Jepang pada
tahun 2003. Penelitian ini menguji hubungan antara ukuran perusahaan, tipe industri, pdrofitabilitas dan overseas listing status terhadap praktik IFR di Jepang.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan terhadap IFR. Sedangkan tipe industri, profitabilitas, dan overseas
listing status tidak berpengaruh terhadap praktik IFR diperusahaan-perusahaan yang ada di JepangKusumawardani, 2011.
Penelitian ini mulai banyak dilakukan diIndonesia pada beberapa tahun terakhir, seperti yang dilakukan oleh Almilia 2008, pemelitian ini berusaha
menguji faktor apa sajakah yang mempengaruhi pengungkapan melalui media website perusahaan, dengan menggunakan sampel sebanyak 104 perushaaan.
Penelitian ini memberikan bukti bahwa size perusahaan, profitabilitas perusahaan
32 dan kepemilikan mayoritas merupakan variabel yang menentukan tingkat
pengungkapan sukarela perusahaan. Chairiri dan Lestari 2005 melakukan penelitian pada 270 perusahaan non
financial, dengan pengukuran terhadap tujuh faktor yang mempengaruhi penerapan IFR ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri,
leverage, reputasi auditor, dan umur listing perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan ada lima faktor yang terbukti berpengaruh positif terhadap IFR
yaitu ukuran perusahaan, likuiditias, leverage, reputasi auditor, dan umur listing perusahaan.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Hasil Penelitian
Asbaugh et.al1999
Corporate reporting on the internet.
Perusahaan - Perusahaan Amerika
Serikat Ukuran
Perusahaan, ROA, Peringkat
Pelaporan oleh AIMR,
Persentase Saham yang
dimiliki Investor Individu, dan
IFR. Hanya Ukuran Perusahaan
yang berpengaruh Signignifikanterhadap
pengungkapan informasi keuangan melalui website.
Marston 2003 Financial Reporting on the Internet by Leading
Japanese Companies. Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas,
Klasifikasi Industri, dan
Overseas Listing.
Ukuran Perusahaan berpengaruh positif
terhadap tingkat pengungkapan sukarela.
Chairiri dan Lestari 2005
Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi
pelaporan keuangan melalui Internet
Internet Financial Reporting dalam
Website Ukuran
Perusahaan, Leverage,
Likuiditas, Ukuran Auditor,
Profitabilitas, Umur Listing,
Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage,
Ukuran Auditor, Umur Listing berpengaruh
terhadap praktik IFR
33 Perusahaan.Perusahaan
non financial diIndonesia.
Jenis Industri, dan IFR
Almilia 2008 Faktor-Faktor yang mempengaruhi
pengungkapan sukarela “Internet Financial and
Sustainability Reporting”.
Perusahaan Indonesia. Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, Kepemilikan
Pihak Luar, IFSR.
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan
Kepemilikan Pihak Luar berpengaruh terhadap
praktik IFSR.
Hal yang membedakan dengan penelitian terdahulu:
1 Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan periode tahun 2012, yang
merupakan periode yang cukup baru sebagai waktu penelitian mengenai IFR, dibanding penelitian terdahulu yang menggunakan periode tahun 2011
kebawah. 2
Menggunakan variabel yang belum banyak diteliti secara bersamaan, agar mendapatkan hasil yang lebih signifikan.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis