1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, kini teknologi berkembang semakin pesat dan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Tidak hanya
mempengaruhi pola pikir masyarakat, namun juga berpengaruh terhadap pola bisnis. Salah satu peranan kemajuan teknologi terpopuler saat ini adalah internet.
Internet merupakan “hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan didunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya, dimana hubungan
tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi telepon dan satelit yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi” Sutarman, 2009:32.
Dengan adanya internet banyak informasi berharga yang bisa kita ambil dengan mudah, cepat, dan murah. Internet dengan berbagai aplikasinya seperti web, volp,
E-mail, pada dasarnya merupakan media yang digunakan untuk mengefesiensikan proses komunikasi.
Internet memiliki beberapa karakteristik dan keunggulan seperti mudah menyebar pervasiveness, tidak mengenal batas borderless-ness, real-time, berbiaya
rendah low cost, dan mempunyai interaksi yang tinggi high interaction Ashbaugh et al., 1999. Karakteristik yang lengkap tersebut membuat internet
dapat dengan mudah diterima dan menjadi sangat popular dimasyarakat. Keunggulan internet dibanding dengan media lain membuat pertumbuhan jumlah
pengguna internet terus meningkat tajam.
2 Menurut www.InternetWorldsStats.comstats, pengguna internet didunia telah
mencapai 42,3 penduduk dunia. Sejalan dengan cepatnya perkembangan bidang teknologi tersebut,
perusahaan juga semakin terpacu untuk menggunakan teknologi yang maju sebagai senjata untuk tetap survive dan memenangkan persaingan yang kian hari
terasa semakin ketat dan berat. Informasi bisnis yang diungkapkan melalui internet menjadi sebuah bagian yang penting dari jasa informasi bisnis itu sendiri
Liu2001, dalam Kusumawardani, 2011. Penggunaan internet sebagai media informasi memberikan perubahan yang sangat cepat dan maju bagi perusahaan.
Hal ini memberikan kemudahan dalam mengakses hal hal mengenai perusahaan, siapapun, dimanapun, dan kapanpun, terutama mengenai laporan keuangan.
Di Indonesia, perusahaan publik berkewajiban menyampaikan laporan tahunan ke BAPEPAM LK selambat-lambatnya 4 bulan setelah tahun buku
berakhir. Selain itu laporan tahunan wajib tersedia bagi para pemegang saham pada saat panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Hal tersebut diatur
dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-38PM1996 yang selanjutnya diubah Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.134BL126. Penyampaian laporan
keuangan selain melalui BAPEPAM LK yang meruapakan pengungkapan wajib, juga dapat melalui media lain seperti surat kabar dan internet. Pelaporan keuangan
perusahaan melalui internet atau sering disebut Internet Financial Reporting merupakan pengungkapan sukarela oleh perusahaan, dimana perusahaan tersebut
selain mengungkapkan pelaporan keuangannya ke Bapepam juga menyajikan pelaporan keuangan tersebut melalui internet.
3 Awalnya media cetak merupakan media utama dalam memberikan
informasi yang diperlukan sebelum majunya teknologi internet, karena dianggap sebagai media yang paling efektif dalam penyebarluasan informasi. Namun
setelah beberapa dekade kemunculan internet, banyak perusahaan beralih menggunakan media internet untuk memberikan informasi yang diperlukan, baik
untuk pemegang kepentingan maupun para pengguna informasi. Beberapa perusahaan mengungkapkan hanya sebagian laporan
keuangannya dengan pemanfaatan tingkat teknologi yang rendah, sedangkan pada perusahaan lain teknologi internet berkembang sangat pesat. Dengan internet kita
bisa menempatkan apasaja didalamnya, baik berupa teks, gambar maupun video. Akuntansi dapat memanfaatkan media internet, baik sebagai suatu sistem
transaksi ataupun pelaporan laporan keuangan Internet Financial Reporting. Artinya dengan media internet perusahaan mampu mengeksploitasi kegunaan
teknologi ini untuk lebih membuka diri seperti dengan menginformasikan laporan keuangan kepada publik.
Penyebarluasan informasi keuangan melalui internet dapat menarik minat investor dan memberikanimage baik bagi perusahaan karena sifat transparansi
yang dilakukan. Sehingga banyak perusahaan telah menggunakan internet walaupun bukan suatu kewajiban sebagai alat komunikasi dalam menyediakan
informasi tentang perusahaan, termasuk informasi keuangan.Menurut Jones et al., 2003 “internet merupakan alternatif baru dalam pelaporan keuangan yang biasa
dikenal dengan Internet Financial Reporting IFR”.
4 Ashbaugh et.al., 1999 menyatakan bahwa “IFR dipandang sebagai alat
komunikasi yang efektif terhadap investor dan pemegang saham. Hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan investasi dan
pinjaman”.Informasi keuangan yang disajikan dalam IFR mencakup laporan keuangan komprehensiftermasuk di dalamnya footnotes, bagian laporan
keuangan, financial highlights dan ringkasan laporan keuangan Ettredgeet al., 2001.
Ettredge et al.2001 menyatakan bahwa “IFR membantu perusahaan dalam menyebarluaskan informasi mengenai keunggulan-keunggulan perusahaan
yang merupakan sinyal positif perusahaan untuk menarik investor. Hal ini berarti, IFR merupakan sarana untuk mengkomunikasikan sinyal positif perusahaan
kepada publik, terutama investor”. Selama ini yang menjadi wadah dalam pemanfaatan internet bagi
perusahaan dalam memberi informasi mengenai laporan keuangan adalah pasar modal, tetapi dalam aplikasinya terdapat kekurangan didalam pelaporan tersebut.
Diantaranya lambannya website terbuka karena tidak terbatasnya jumlah para pengguna informasi, waktu publikasi yang terlambat, atau apabila website dalam
keadaan perbaikan. Dampak negatif yang cukup berpengaruh adalah keterlambatan investor dalam memperoleh informasi yang nantinya akan
berpengaruh pada pengambilan keputusan yang akan dilakukan, tentu itu sangat merugikan. Hal ini menimbulkan kesadaran bagi perusahaan pentingnya
pelaporan keuangan tepat waktu, sehingga sebagian besar perusahaan berinisiatif untuk membuat website pribadi.
5 Pada awalnya penciptaan website hanya bertujuan agar dapat membantu
perusahaan dalam memasarkan produk yang dihasilkan Seetharaman et. al., 2006. Namun kinifungsi websitesemakin bertambah, selain digunakan sebagai
media pemasaran, tetapi juga digunakan sebagai media komunikasi dengan pihak- pihak yang terkait dengan perusahaan, baik dengan shareholders, stakeholders,
khususnya investor dalam penyebaran informasi keuangan. Keaadaan ini membuat perusahaan menggunakan website bukan hanya untuk menyebarkan
informasi non-finansial tetapi juga informasi finansial. Pengungkapan informasi pada website juga merupakan suatu upaya dari
perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak luar. Pengungkapan informasi pada website tersebut merupakan suatu sinyal
kepada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangiketidak pastian mengenai prospek perusahaan yang akan
datang Wolk et al, 2000, dalam Sari dan Zuhrotun, 2006. Praktek IFR berkembang pesat dari waktu kewaktu. Jones et.al. 2003
menyatakan bahwa “perusahaan-perusahaan besar di Eropa, Amerika, dan Australia menggunakan internet sebagai media alternatif untuk pelaporan
keuangan perusahaan.” Praktek IFR juga berkembang di Jerman dan Austria Oyelere et al., 2003.Abdul Hamid 2005, dalam Nisa Keumala 2013 meneliti
100 indeks pasar saham perusahaan yang terdaftar di Kuala Lumpur Stock Exchange dan menunjukkan 47 perusahaan 74 memiliki situs web. Dari 74
perusahaan tersebut, 70 perusahaan 95 mengungkapkan informasi berkaitan dengan investor dalam situs web perusahaan.
6 Peneliti Williams dan Ho 1999, dalam Oyelere et al., 2003
membandingkan pelaporan keuangan dalam website perusahaan di Australia, Singapura, Malaysia, dan Hongkong. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa
perusahaan di Australia dan Singapura lebih banyak menyampaikan informasi melalui internet dibanding anual reports, sedangkan di Malaysia dan Hongkong
pelaporan keuangan melalui IFR dan paper based reporting secara seimbang. Menurut Gray dan Robets1989, dalam Amalia.,2008, “terdapat 5
manfaat dari pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan multinasional di Inggris”. Lima manfaat pengungkapan sukarela meliputi:1 memperbaiki reputasi
perusahaan,2 menyajikan informasi yang dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik bagi investor,3 memperbaiki akuntabilitas,4
memperbaiki prediksi resiko yang dilakukan oleh investor, dan 5 menyajikan kewajaran harga saham yang lebih baik.
Meskipun fenomena IFR cukup berkembang dan memberikan manfaat, namun tidak semua perusahaan melakukan IFR. Menurut Xiao et al. 2004, dalam
Hanny dan Chairiri 2007 mengemukakan bahwa “tidak semua perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam website pribadi mereka”. Perusahaan
cenderung tidak melakukan IFR karena tidak ada keamanan yang menjamin internet bebas dari penyalahgunaan. Seperti yang terjadi di Indonesia, tidak semua
perusahaan yang listing di BEI menyajikan laporan keuangan pada website pribadi mereka. Dengan kata lain terdapat berbagai faktor dan alasan yang
membuat perusahaan untuk menerapkan IFR atau tidak.
7 Asbaugh 1999 melakukan survei pada 290 perusahaan Amerika Serikat
yang praktek pelaporan keuangannya telah dievaluasi oleh AIMR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap
praktek pelaporan keuangan melalui internet.Marston 2003 melakukan penelitian terhadap praktik IFR di Jepang pada tahun 2003. Penelitian ini menguji
hubungan antara ukuran perusahaan, tipe industri, profitabilitas dan overseas listing status terhadap praktik IFR di Jepang. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan terhadap IFR. Sedangkan tipe industri, profitabilitas, dan overseas listing status tidak
berpengaruh terhadap praktik IFR diperusahaan-perusahaan yang ada di JepangKusumawardani, 2011.
Almilia 2008 melakukan penelitian yang berusaha menguji faktor apa sajakah yang mempengaruhi pengungkapan melalui media website perusahaan,
dengan menggunakan sampel sebanyak 104 perushaaan. Penelitian ini memberikan bukti bahwa size perusahaan, profitabilitas perusahaan dan
kepemilikan mayoritas merupakan variabel yang menentukan tingkat pengungkapan sukarela perusahaan.
Dimita 2012 melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar diBursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2010 menggunakan enam
faktor yang mempengaruhi penarapan IFR yaitu ukuran perusahaan, umur listing, leverage, reputasi auditor, struktur kepemilikan pihak asing, dan likuiditas. Dari
penelitian didapatkan hasil bahwa hanya leverage dan reputasi auditor yang berpengaruh terhadap pelaporan keuangan perusahaan melalui internet.
8 Uyar 2012 yang melakukan penelitian pada perusahaan yang terdaftar
dalam Istanbul Stock Exchange menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan dan perusahaan yang tercantum dalam XCORP adalah berhubungan dengan praktik
IFR, sedangkan tipe industri dan profitabilitas tidak Keumala, 2013. Chairiri dan Lestari 2005 melakukan penelitian pada 270 perusahaan non
financial, dengan pengukuran terhadap tujuh faktor yang mempengaruhi penerapan IFR ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, jenis industri,
leverage, reputasi auditor, dan umur listing perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan ada lima faktor yang terbukti berpengaruh positif terhadap IFR
yaitu ukuran perusahaan, likuiditias, leverage, reputasi auditor, dan umur listing perusahaan.
Dari hasil beberapa penelitian diatas dapat dikemukakan bahwa terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian mengenai IFR, sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian jika diterapkan pada kondisi lingkungan yang berbeda. Sehubungan dengan hal
tersebut, peneliti ingin melakukan survei terhadap penggunaan internet sebagai media komunikasi perusahaan dengan para stakeholder di Indonesia, khususnya
perusahaan manufaktur yang listing pada Bursa Efek Indonesia tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penyajian laporan keuangan melalui internet Internet Financial Reporting. Penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan, umur listing, leverage,
reputasi auditor, struktur kepemilikan pihak asing, likuiditas, dan
9 profitabilitas.Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat konsistensi dari
penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini memiliki perbedaan terhadap penelitian terdahulu, dimana
penelitian sebelumnya belum menggunakan berbagai jenis variabel yang nantinya diharapkan akan memberikan hasil yang lebih signifikan. Alasan peneliti
menggunakan perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur lebih sensitif terhadap kondisi perekonomian. Kemudian populasi, waktu, dan tempat
penelitian yang digunakan yaitu perusahaan perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI pada tahun 2012. Berdasarkan uraian diatas penelitian yang
diambil dengan judul “ Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet
Internet Financial Reporting Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “
.
1.2 Rumusan Masalah