Analisa Data Managemen Data

30 segera dieliminasi oleh pejamu setelah inhalasi. Kemungkinan kedua dan kelompok terbesar ialah bertahannya infeksi melalui keberhasilan pembentukan granuloma, sebuah fungsi respon imun alamiah dan adaptif yang kuat oleh pejamu dan menghasilkan infeksi laten. Pada kemungkinan kedua, reaktivasi dari infeksi dapat terjadi akibat beberapa faktor yang disebutkan di atas. 44 Tuberkulosis sekunder atau tuberkulosis pasca primer yang umunya terjadi pada usia produktif terjadi bertahun-tahun setelah tuberkulosis primer. Baik imunitas alamiah maupun imunitas adaptif mengalami penurunan fungsi dalam mekanisme defensi terhadap Mycobacterium Tuberculosis. Pada sebagian orang respon imun yang mengalami penurunan fungsi akan menimbulkan destruksi jaringan yang signifikan, artinya infeksi bersifat progresif destruksi jaringan melalui nekrosis kaseosa dan kavitas. 44 2Jenis Kelamin Responden Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase Laki-laki 54 65,8 Perempuan 28 34,1 Total 82 100,0 Pada penelitian ini, berdasarkan jenis kelamin penderita terdiri atas 54 65,8 penderita laki-laki dan 28 34,1 penderita perempuan. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu Long dkk melaporkan laki-laki dua pertiga lebih sering terkena TB paru daripada perempuan, sedangkan Nagakawa dkk melaporkan bahwa pada perempuan sering terjadi keterlambatan diagnosis TB paru karena berkurangnya minat untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. 11,42 Masniari dkk. Dalam penelitian yang dilakukan di RS Persahabatan Jakarta menemukan hasil 61,7 penderita laki-laki dan wanita 38,3. Yeung dkk. Melakukan penelitian di Hongkong menemukan prevalensi TB paru pada laki-laki 4 kali lebih besar dibanding perempuan. 11 Angka kejadian TB paru pada laki- laki lebih tinggi diduga akibat perbedaan pajanan dan risiko infeksi. Laki- laki lebih sering berinteraksi dengan dunia luar dan lebih memiliki faktor risiko yang lebih besar untuk terjadinya 31 penurunan sistem imun seperti rokok, alkohol dan migrasi pada beberapa kasus. 38 Walaupun hasilnya demikian tetapi pada beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan perempuan memiliki rasio progresivitas dan case fatality rate lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini diduga akibat perbedaan perilaku dalam mencari perawatan kesehatan antara laki-laki dan perempuan sehingga lebih banyak kasus TB paru yang dilaporkan. 11,42

4.1.1.2 Gambaran Variabel Penelitian

1 Manifestasi Klinis Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Manifestasi Klinis pada Penderita TB Paru Manifestasi Klinis Jumlah Orang Persentase Batuk berdahak akut 24 29,3 Batuk berdahak kronik 36 43,9 Sesak napas akut 6 7,3 Sesak napas kronik 7 8,5 Batuk darah masif 2 2,4 Batuk darah tidak masif 7 8,5 Total 82 100,0 Data dari 82 responden menunjukkan, keluhan yang paling banyak timbul sebagai alasan penderita datang berobat ke rumah sakit adalah batuk berdahak sebanyak 60 orang 73,2, sesak napas 13 orang 15,8, Batuk darah 9 orang 10,9. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tjandra Yoga di Jakarta tahun 1988, mendapatkan bahwa keluhan yang membawa penderita TB paru berobat adalah batuk berdahak sebanyak 65. Berdasarkan teori, gejala respiratorik berupa batuk berdahak atau batuk produktif merupakan gejala yang paling sering terjadi dan merupakan indikator yang sensitif untuk penyakit TB paru. 11 Batuk merupakan mekanisme yang paling efektif untuk menghasilkan droplet nukleus. Satu kali batuk yang cepat dan kuat akan menghasilkan partikel infeksius sama banyaknya dengan berbicara keras selama 5 menit. 11 Penyebaran melalui udara juga dapat disebabkan oleh manuver ekspirasi yang kuat seperti bersin, berteriak, bernyanyi. 11,18,20,37 London dan Roberts melaporkan bahwa 32 penderita TB yang batuk lebih dari 48kalimalam akan menginfeksi 48 dari orang yang kontak dengan penderita. Ketika fokus sudah terbentuk fokus akan menyebar melalui jalur yang paling sering yaitu saluran napas. 11,24 Di Indonesia risiko penularan setiap tahun atau Annual Risk of Tuberculosis Infection ARTI cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3. Dalam konteks penularan penyakit TB, perilaku adalah kebiasaan yang dilakukan oleh penderita yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit TB paru dari penderita kepada orang yang belum menderita, antara lain disebabkan kebiasaan membuang ludah sembarangan sehingga bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang terdapat pada ludah dapat menyebar kepada orang lain, demikian juga perilaku saat batuk apabila tidak mentup mulut dapat menyebarkan Mycobacterium Tuberculosis 10 . Demikian pula Rasulullah SAW mengajarkan, bahwa ketika bersin meletakkan tangan atau kain dimulutnya dan merendahkannya. HR. Abu Daud dan Tirmidzi. 2 Hasil Pemeriksaan Foto Toraks Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Foto Toraks Hasil Pemeriksaan Foto Toraks Jumlah Orang Persentase Gambaran Radiologi 1. Bayangan awan dan bercak 59 72 2. Kavitas 12 14,6 3. Fibrotik 11 13,4 ATA 1 Lesi minimal 16 19,5 2 Lesi sedang 54 64,9 3 Lesi lanjut 12 14,6 Data dari 82 responden menunjukkan, pasien dengan kelainan radiologi berupa bayangan awan dan bercak sebanyak 59 orang 72, kavitas sebanyak 12 orang 14,6, dan fibrotik sebanyak 11 orang 13,4. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang di laporkan oleh Ghorbani dkk yang menunjukkan bahwa bayangan awan dan bercak merupakan kelainan radiologi yang sering terjadi pada kedua kelompok. 2 Selain itu, menurut Koh dkk menyatakan bahwa bayangan awan dan bercak merupakan kelainan radiologi yang paling sering ditemukan