Analisis Bivariat Hasil Penelitian dan Pembahasan
38
hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan klasifikasi American Tuberculosis Association. Sesuai teori batuk berdahak merupakan manifestasi klinis yang
paling sering ditemukan pada penderita TB paru hal ini akibat keterlibatan saluran pernapasan dalam penyebaran fokus yang sudah terbentuk . Hal ini juga didukung
dengan temuan awal pada lesi parenkimal adalah bercak lunak biasanya di segmen apikal dan posterior dari lobus superior dan biasanya belum terdapat kavitas lesi
minimal.
11,33
Pada kebanyakan kasus lebih dari satu segmen yang terlibat dan TB yang bilateral lesi sedang terdapat pada sepertiga sampai dua pertiga kasus. Ketika
luas daerah yang dihinggapi oleh sarang –sarang lebih luas lagi, atau jika
ditemukan kavitas yang diameter keseluruhan semua lubang melebihi 4 cm maka sudah dikategorikan lesi tingkat sangat lanjut.
11,33
Berdasarkan teori apabila dijumpai batuk berdahak yang bersifat kronik dan hasil pemeriksaan BTA positif
seharusnya gambaran radiologi juga semakin luas.
10
Tabel 4.7 Hubungan Sesak Napas dengan Hasil Pemeriksaan Foto Toraks Berdasarkan Gambaran Radiologi
Kategori Bayangan
awan dan bercak
Kavitas Fibrotik
Total P
Value N
N N
N Sesak napas
Akut Kronik
Total
6 3
9 66,6
33,3 100
2 2
100 100
2 2
100 100
6 7
13 46,2
53,8 100
0,593
Pada uji kemaknaan statistik dengan Chi-Square untuk kategori sesak napas dengan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan gambaran radiologi,
setelah dianalisa dengan menggunakan uji Chi-Square, ternyata diperoleh hasil bahwa syarat untuk dapat digunakannya uji Chi-Square pada tabel 2xk tidak
terpenuhi. Hal ini karena pada kategori batuk berdahak dan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan gambaran radiologi terdapat 6 sel 100 yang memiliki nilai
expected 5, dimana syarat uji Chi-Square adalah maksimal hanya ada 20 sel
39
yang memiliki expected count 5. Untuk tabel 2xk tersebut, alternatif uji Chi- Square yang dapat diambil adalah uji Kolmogorov-Smirnov.
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 6 responden dengan sesak napas akut yang memiliki gambaran radiologi berupa bayangan
awan dan bercak. Tiga responden dari 7 responden dengan sesak napas kronik memiliki gambaran radiologi bayangan awan dan bercak, 2 gambaran kavitas dan
2 gambaran fibrotik. Berdasarkan data dari 82 pasien TB diatas, dan pada uji kemaknaan
statistik dengan Kolmogorov-Smirnov untuk kategori sesak napas yang telah
dibobotkan dengan kategori hasil pemeriksaan foto toraks didapatkan nilai P =
0,593 P 0,05, maka diperoleh kesimpulan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara sesak napas dengan hasil pemeriksaan foto
toraks. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anna dkk yang menunjukkan bahwa sesak napas lebih sering menunjukkan gambaran berupa
pleuritis.
46
Secara radiologi pleuritis menunjukkan gambaran penebalan pleura yaitu berupa garis-garis densitas tinggi yang tidak teratur atau kalsifikasi, selain itu
sinus kostofrenikus menjadi tumpul, biasanya terjadi di lapangan paru bagian bawah, tetapi dapat juga puncak paru
33
. Berdasarkan teori gejala sesak napas timbul jika terjadi pembesaran nodus limfa pada hilus yang menekan bronkus,
atau terjadi efusi pleura, ekstensi radang parenkim atau miliar.
14
Tabel 4.8 Hubungan Sesak Napas dengan Hasil Pemeriksaan Foto Toraks Berdasarkan Klasifikasi ATA
Kategori Lesi
minimal Lesi Sedang
Lesi lanjut Total
P Value
N N
N N
Sesak Napas Akut
Kronik Total
6 5
11 54,45
45,45 100
2 2
100 100
6 7
13 46,2
53,8 100
1,000
40
Pada uji kemaknaan statistik dengan Chi-Square untuk kategori sesak dengan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan klasifikasi ATA, setelah
dianalisa dengan menggunakan uji Chi-Square, ternyata diperoleh hasil bahwa syarat untuk dapat digunakannya uji Chi-Square pada tabel 2xk tidak terpenuhi.
Hal ini karena pada kategori sesak napas dan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan klasifikasi ATA terdapat 2 sel 50 yang memiliki nilai expected
5, dimana syarat uji Chi-Square adalah maksimal hanya ada 20 sel yang memiliki expected count 5. Untuk tabel 2xk tersebut, alternatif uji Chi-Square
yang dapat diambil adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 6 responden
dengan sesak napas akut yang memiliki hasil foto toraks dengan lesi sedang. Lima responden dari 7 responden dengan batuk berdahak kronik memiliki hasil
foto toraks dengan lesi sedang dan 2 lesi lanjut. Berdasarkan data dari 82 pasien TB diatas, dan pada uji kemaknaan
statistik dengan Kolmogorov-Smirnov untuk kategori sesak napas yang telah dibobotkan dengan kategori hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan klasifikasi
ATA didapatkan nilai P = 1,000 P 0,05, maka diperoleh kesimpulan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara sesak napas
dengan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan klasifikasi American Tuberculosis Association. Sesuai teori, gejala sesak napas pada TB paru biasanya
akibat dari kelainan pleura seperti efusi pleura yang menunjukkan gambaran perselubungan homogen menutupi struktur paru bawah yang biasanya relatif
radiopak. Sesak napas juga bisa diakibatkan karena adanya infeksi pada pleura pleuritis yang menunjukkan gambaran bayangan penebalan pleura. Sehingga,
sulit dikaitkan dengan klasifikasi ATA
33
.
41
Tabel 4.9 Hubungan Batuk Darah dengan Hasil Pemeriksaan Foto Toraks Berdasarkan Gambaran Radiologi
Kategori Bayangan
awan dan bercak
Kavitas Fibrotik
Total P
Value N
N N
N Batuk darah
Masif Tidak masif
Total
3 3
100 100
1 2
3 33,3
66,6 100
1 2
3 33,3
66,6 100
2 7
9 22,2
77,8 100
0,203
Pada uji kemaknaan statistik dengan Chi-Square untuk kategori batuk darah dengan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan gambaran radiologi,
setelah dianalisa dengan menggunakan uji Chi-Square, ternyata diperoleh hasil bahwa syarat untuk dapat digunakannya uji Chi-Square pada tabel 2xk tidak
terpenuhi. Hal ini karena pada kategori batuk darah dan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan gambaran radiologi terdapat 6 sel 100 yang memiliki nilai
expected 5, dimana syarat uji Chi-Square adalah maksimal hanya ada 20 sel yang memiliki expected count 5. Untuk tabel 2xk tersebut, alternatif uji Chi-
Square yang dapat diambil adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 2 responden
dengan batuk darah masif, 1 di antaranya memiliki gambaran radiologi berupa gambaran kavitas dan 1 gambaran fibrotik . Tiga responden dari 7 responden
dengan batuk darah tidak masif memiliki gambaran radiologi bayangan awan dan bercak, 2 gambaran kavitas dan 2 gambaran fibrotik.
Berdasarkan data dari 82 pasien TB diatas, dan pada uji kemaknaan statistik dengan Kolmogorov-Smirnov untuk kategori batuk darah yang telah
dibobotkan dengan kategori hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan gambaran
radiologi didapatkan nilai P = 0,203 P 0,05, maka diperoleh kesimpulan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara batuk darah
dengan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan gambaran radiologi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anna dkk menunjukkan bahwa
42
batuk darah dapat menunjukkan gambaran yang tidak spesifik seperti kavitas, pleuritis, dan bayangan milier.
46
Berdasarkan teori pada TB paru batuk darah terjadi akibat robekan atau ruptur aneurisma arteri pulmoner dinding kaviti
“aneurisma Rassmussen” atau akibat pecahnya anastomosis bronkopulmoner atau proses erosif pada arteri bronkialis. Pada kelainan radiologi sering
menunjukkan gambaran berupa kavitas yang berarti proses spesifik lama yang sudah tenang.
28
Tabel 4.10 Hubungan Batuk Darah dengan Hasil Pemeriksaan Foto Toraks Berdasarkan Klasifikasi ATA
Kategori Lesi
minimal Lesi Sedang
Lesi lanjut Total
P Value
N N
N N
Batuk darah Masif
Tidak masif Total
2 4
6 33,3
66,6 100
3 3
100 100
2 7
9 22,2
77,8 100
0,690
Pada uji kemaknaan statistik dengan Chi-Square untuk kategori batuk darah dengan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan gambaran radiologi,
setelah dianalisa dengan menggunakan uji Chi-Square, ternyata diperoleh hasil bahwa syarat untuk dapat digunakannya uji Chi-Square pada tabel 2xk tidak
terpenuhi. Hal ini karena pada kategori batuk berdahak dan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan gambaran radiologi terdapat 4 sel 100 yang memiliki nilai
expected 5, dimana syarat uji Chi-Square adalah maksimal hanya ada 20 sel yang memiliki expected count 5. Untuk tabel 2xk tersebut, alternatif uji Chi-
Square yang dapat diambil adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 2 responden
dengan batuk darah masif yang memiliki hasil foto toraks dengan lesi sedang. Empat responden dari 7 responden dengan batuk darah tidak masif memiliki
hasil foto toraks dengan lesi sedang dan 3 lesi lanjut. Berdasarkan data dari 82 pasien TB diatas, dan pada uji kemaknaan
statistik dengan Kolmogorov-Smirnov untuk kategori batuk darah yang telah
43
dibobotkan dengan kategori hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan klasifikasi ATA didapatkan nilai P = 0,690 P 0,05, maka diperoleh kesimpulan secara
statistik bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara batuk darah dengan hasil pemeriksaan foto toraks berdasarkan klasifikasi American
Tuberculosis Association. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marleen dkk melaporkan bahwa sekitar 17-81 pasien dengan batuk darah memperlihatkan
gambaran radiologis yang normal.
25
Hasil berbeda dilaporkan oleh Corder pada tahun 2003 di Amerika Serikat yaitu kelainan radiologi yang ditemukan pada
pasien dengan batuk darah antara lain kavitas, infiltrat, dan atelektasis.
27
Kavitas tuberkulosis dalam posisi apapun tetap berupa bayangan bulat, tetapi superposisi lingkaran-lingkaran belum pasti melibatkan pembuluh darah.
Sebagai dasar gambaran radiologi pada atelektasis adalah pengurangan volum bagian paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru, dengan akibat kurangnya
aerasi sehingga memberi bayangan lebih suram densitas tinggi dengan penarikan mediastinum kearah atelektasis, sedangkan diafragma tertarik ke atas dan sela iga
menyempit.
33