Pemupukan Kompos Organik Pemupukan Kimia Anorganik

dibiarkan dan bibit yang layu, mati atau tumbang diawaskan bila perlu diperhatikan untuk diganti dengan bibit baru penyisipan kembali. Petani di daerah penelitian beranggapan bahwa perbanyakan anakan yang dilakukan hanya membuang waktu saja. Padahal, perbanyakan anakan yang dianjurkan sangat penting mengingat tidak semua bibit tanaman dapat tumbuh normal seluruhnya. Data yang dikumpulkan ternyata terdapat 16.66 5 KK yang melaksanakan perbanyakan anakan sesuai dengan anjuran, sedangkan 56.66 17 KK melakukan salah satu diantara anjuran tersebut , sementara 26.66 8 KK melakukan perbanyakan anakan tidak sesuai anjuran. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini: Tabel 13. Jumlah dan Persentase Petani yang Melakukan Perbanyakan Anakan Sesuai dengan Anjuran. Uraian Skor Penerapan Total 1 2 3 Jumlah KK 8 17 5 30 Persentase 26.66 56.66 16.66 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 3

5. Pemupukan Kompos Organik

Anjuran paket teknologi rumah kompos terhadap pemupukan pertama dilakukan sebelum tanam, atau pupuk dasar. Pupuk yang digunakan pada pemupukan awal ini sebaiknya digunakan pupuk organik kompos, pupuk kandang, atau pupuk organik lainnya. Kebutuhan pupuk organik ini tergantung pada kondisi dan tingkat kesuburan tanah yang akan ditanam. Pemupukan ini diperlukan untuk menyediakan hara tanaman kedelai selama umur produktifnya. Pupuk kompos diberikan sebelum penanaman bibit, pemberian pupuk kompos Universitas Sumatera Utara sebelum tanam dilakukan secara penyebaran, kebutuhan pupuk kompos 200 kgrante 5 ton Ha pada lahan yang belum pernah memakai pupuk kompos sebelumnya dan 100 kg pada lahan yang telah memakai pupuk kompos sebelumnya dan pemberian pupuk kompos dapat diberikan sampai 2 musim tanam. Pemupukan yang dilakukan sebagian petani padi sawah di daerah penelitian secara teratur berharap agar produksi padi sawah dapat meningkat, disamping menambah kesuburan tanah serta menghindari hama penyakit yang menyerang tanaman padi. Dari data yang dikumpulkan ternyata terdapat 23.33 7 KK yang melaksanakan pemupukan sesuai dengan anjuran, sedangkan 40 12 KK melakukan satu hingga dua diantaranya sesuai anjuran dan 36.66 11 KK tidak melakukan pemupukan sesuai anjuran. Tabel 14. Jumlah dan Persentase Petani yang Melakukan Pemupukan Kompos Organik Sesuai dengan Anjuran. Uraian Skor Penerapan Total 1 2 3 Jumlah KK 11 12 7 30 Persentase 36.66 40 23.33 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 3

6. Pemupukan Kimia Anorganik

Proses pemupukan sebaiknya dilakukan dengan berpedoman pada prinsip tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat. Tepat jenis adalah jenis pupuk yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Yaitu pupuk organik kompos atau pupuk kandang dan pupuk anorganik N,P dan K. Tepat jumlah berarti jumlah masing masing pupuk yang digunakan tidak kurang dan tidak berlebihan. Universitas Sumatera Utara Perilaku petani terhadap pemupukan tanaman padi sawah sungguh sangat memperihatinkan, dimana kebutuhan pupuk terhadap tanaman yang diusahakan sangat tergantung pada kapasitas keuangan petani yang bersangkutan, akhirnya pemupukan yang dilakukan tidak sesuai anjuran dan tidak terkontrol, misalnya over dosis atau kurang dosis. Dampak kelebihan pupuk akan mengakibatkan rusaknya pertumbuhan tanaman bahkan kematian tanaman. Tepat waktu dimaksudkan pemupukan dilakukan pada awal pertumbuhan dan saat perkembangan tanaman. Saat ini tanaman memerlukan bantuan hara yang lebih tinggi. Tepat cara merupakan hal yang penting juga untuk diperhatikan. Mekanisme dan tata cara pemberian pupuk harus sesuai dengan karakteristik pupuk dan sifat tanaman. Tepat tempat merupakan peran pendukung dalam proses pemupukan. Penyimpanan yang baik dan mudah dijangkau serta jarak antara penyimpanan dan kebun berdekatan. Pemupukan kimia anorganik yang di anjurkan adalah urea ditaburkan dengan ukuran 5 kg rante ±125kgha, SP-36 sebanyak 6kg ±150kgha, ZA sebanyak 2kgrante ±50 kgha, penggunaan pupuk kimia tersebut dapat dicampurkan bersamaan dan penggunaan pupuk kimia tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perkembangan tanaman dan keadaan fisik tanah kesuburan tanah. Dari data yang dikumpulkan ternyata terdapat 33.33 10 KK yang melaksanakan pemupukan sesuai dengan anjuran, sedangkan 4012 KK melakukan satu hingga dua diantaranya sesuai anjuran dan 26.66 8 KK tidak melakukan pemupukan sesuai anjuran. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15. Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Jumlah dan Persentase Petani yang Melakukan Pemupukan Kimia Anorganik Sesuai dengan Anjuran. Uraian Skor Penerapan Total 1 2 3 Jumlah KK 8 12 10 30 Persentase 26.66 40 33.33 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 3

7. Pemeliharaan Tanaman

Dokumen yang terkait

Analisis Perhitutungan Biaya Sumberdaya Domestik Komoditi Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

2 102 247

Pengaruh Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Terhadap Produksi Usaha Padi Sawah(Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)

1 51 83

Dampak Rumah Kompos Terhadap Faktor Sosial Dan Ekonomi Petani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Serdang Bedagai)

0 30 117

Faktor¬Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Lansia Di Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005

0 47 74

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Analisis Komparatif Tingkat Sosial Ekonomi Petani Organik Dampingan BITRA dan Petani Anorganik (Studi Kasus Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

2 42 116

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 7 105

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 12

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Sikap Petani Terhadap Organisasi PerkumpulamPetani Pengguna Air (P3A) di Desa Sei Buluh (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 5