Penetapan kadar sampel Penentuan Uji Validasi

dengan waktu tambat Kloramfenikol BPFI. Apabila waktu tambat sampel hampir sama dengan waktu tambat BPFI, maka sampel mengandung Kloramfenikol. 3.6.2 Penentuan Kuantitatif Kloramfenikol 3.6.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kloramfenikol BPFI Larutan Induk Baku Kloramfenikol dengan konsentrasi 250 mcgml dipipet sebanyak 3 ml, 4 ml, 5 ml, 6 ml dan 7 ml, dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml, diencerkan dengan pelarut hingga garis tanda. Kocok sehingga diperoleh konsentrasi 75 mcgml, 100 mcgml, 125 mcgml, 150 mcgml, 175 mcgml. Kemudian masing-masing larutan disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm, dan diinjeksikan kesistem KCKT dengan volume penyuntikan 20 µl dideteksi pada panjang gelombang 280 nm dengan laju alir 1,5 mlmenit. Selanjutnya dari luas area yang diperoleh dari kromatogram dibuat kurva kalibrasi kemudian dihitung persamaan garis regresi dan faktor korelasinya.

3.6.2.2 Penetapan kadar sampel

Ditimbang 20 kapsul untuk masing-masing jenis kapsul, kemudian dikeluarkan isinya dari cangkang hingga bersih dan digerus homogen. Ditimbang sejumlah serbuk kapsul yang setara dengan 125 mg Kloramfenikol {sebanyak 6 kali perlakuan}. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan sedikit metanol, dikocok hingga larut, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda, hingga diperoleh larutan sampel dengan konsentrasi 2500 mcgml Kloramfenikol. Kemudian di saring dengan kertas saring, 10 ml filtrat pertama dibuang. Dari keenam larutan masing-masing dipipet 0,5 ml dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi Kloramfenikol 125 mcgml Universitas Sumatera Utara Kloramfenikol. Masing-masing larutan tersebut disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm, kemudian diinjeksikan sebanyak 20 µl ke sistem KCKT dan dideteksi pada panjang gelombang 280 nm dengan laju alir yang terpilih kemudian di hitung kadarnya. Kadar Kloramfenikol dalam sampel dapat dihitung dengan mensubtitusikan luas area sampel pada Y dari persamaan regresi : Y = aX + b.

3.6.2.3 Penentuan Uji Validasi

Uji validasi dilakukan dengan beberapa parameter yang diuraikan dan didefenisikan sebagaimana cara penentuannya.

3.6.2.3.1 Uji akurasi

Uji akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali Recovery dilakukan secara Standard Addition Method dengan membuat 3 konsentrasi analit Kloramfenikol dan baku pembanding dengan rentang spesifik 80, 100, 120 dan setiap rentang mengandung 70 analit sampel dan 30 bahan baku pabrik, pada perlakuan yang sama dengan perlakuan sampel. Menurut WHO 1992 persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus Perolehan kembali 100 x C B A   Keterangan : A = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan bahan baku B = Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku Universitas Sumatera Utara C = Konsentrasi baku yang ditambahkan

3.6.2.3.2 Uji Presisi

Uji presisi ketepatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil individual yang ditentukan dengan parameter Relatif Standar Deviasi RSD dengan rumus: 100 x X SD RSD  Keterangan: RSD = Relatif Standar Deviasi SD = Standar deviasi X = Kadar rata-rata sampel Rohman, 2007

3.6.2.3.3 Penentuan Batas Deteksi LOD dan Batas Kuantitasi LOQ

Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih dapat memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko, sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Untuk menentukan batas deteksi LOD dan batas kuantitasi LOQ digunakan rumus: 2 2    n Yi Y SB Slope SB x LOD 3  Slope SB x LOQ 10  Keterangan: SB = Simpangan baku LOD = Batas Deteksi Universitas Sumatera Utara LOQ = Batas Kuantitasi

3.6.2.3.4 Analisis Data Secara Statistik

Untuk menghitung Standar Deviasi SD digunakan rumus: 1     n X X SD Keterangan : SD = Standar deviasi X = Kadar sampel X = Kadar rata-rata sampel n = Jumlah ulangan Kadar dapat dihitung dengan persamaan garis regresi dan untuk menentukan data diterima atau ditolak digunakan rumus: t hitung n SD X X   Dengan dasar penolakan data adalah apabila t hitung ≥ t tabel Untuk mencari kadar sebenarnya dengan α = 0,01, dk = n - 1, dapat digunakan rumus: n SD x t X dk 2 1 1      Keterangan: μ = Kadar sebenarnya X = Kadar sampel n = Jumlah perlakuan t = Suatu harga tergantung pada derajad kebebasan dan tinggkat kepercayaan dk = Derajad kebebasan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Identifikasi menggunakan Spektrofotometer FTIR

Baku kloramfenikol yang diperoleh dari PT. Universal sebelum digunakan sebagai baku pembanding terlebih dahulu diidentifikasi menggunakan Spektrofotometer FTIR pada rentang bilangan gelombang 4000 – 500 cm -1 . Spektrum Inframerah kloramfenikol dapat dilihat pada gambar 1 bawah ini: Gambar 1. Spektrum Inframerah Kloramfenikol baku PT. Universal Dari hasil pengukuran diperoleh bentuk spektrum kloramfenikol baku PT. Universal sama dengan bentuk spektrum baku pembanding kloramfenikol BPFI. Pada daerah sidik jari didapat bilangan gelombang yang hampir sama dengan bilangan gelombang yang terdapat di dalam literatur yaitu 1681, 847, 1072, 1515, 816, 1562 cm -1 Clarke’s. Universitas Sumatera Utara