Tetapi , gugus gugus fungsional tertentu seperti karbon, nitro dan sisterm terkonjugasi menunnjukkan puncak yang karakteristik. Underwood. R . A, 1996
2.7.3 Hukum bouguer – Beer
Hubungan antara absorpsi radiasi dan panjang gelombang lintasan melewati medium yang menyerap mula –mula dirumuskan oleh Bouger 1729 , meskipun
kadang – kadang dikaitkan kepada lambert 1768 . Jika dibayangkan suatu medium pengabsorbsi yang homogen seperti suatu larutan kimia terbai dalam
lapisan lapisan imajiner yang sama tebalnya. Jika suatu berkas radiasi monokromatis yakni radiasi dengan panjang gelombang tunggal diarahkan
menembus medium itu, ternyata bahwa tiap lapisan menyerap fraksi radiasi yang sama besar.Anggaplah sebagai contoh bahwa lapisan pertama menyerap separuh
radiasi yang keluar dari lapisan kedua ini akan menjadi seperempat dari daya aslinya dari lapisan ketiga seperdelapan dan seterusnya.
Penentuan bouguer dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut dimana p
adalah daya radiasi masuk dan P daya yang keluar dari suatu lapisan medium sebesar b satuan.
- = k
1P
Tanda minus menandakan bahwa daya itu berkurang karena mengalami pengabsorbsian. Berkurangnyadaya radiasi per ketebalan satuan dari medium
yang menyerap adalah berbanding lurus dengan daya radiasi itu. Menurut Beer hubungan antara konsentrasi spesies pengabsorbsian dan
tingkat absorbsi dirumuskan oleh beer dalam tahun 1859. Hukum Beer analog
Universitas Sumatera Utara
dengan hukum bouguer dalam memerikan berkurangnya secara eksponen soal daya radiasi yang diteruskan dengan pertambahan secara aritmatik konsentrasi.
Hukum Beer dapat diterapkan benar –benar hanya untuk radiasi monokromatik dan dimana sifat dasar spesies pengabsorpsian tak berubah
sepanjang jangka konsentrasi yang diselidiki. Underwood. R . A, 1996
2.7.4 Penyimpangan Hukum Bouguer dan Beer
Menurut hokum bouguer dan beer suatu plot absorbans vs konsentrasi molar akan berupa garis lurus dengan arah kemiringan
, tetapi seringkali pengukuran terhadap sistem kimia riil menghasilkan plot hokum beer yang tidak
linar sepanjang seluruh rentang konsetrasi yang diminati. Kelengkungan seperti ini menyarankan bahwa bukanlah suatu ketetapan, yang tak bergantung pada
konsentrasi, untuk sistem semacam ini, namun pemahaman yang lebih mendalam menimbulkan suatu pandangan yang agak lebih canggih. Nilai diharapkan
bergantung pada sifat dasar spesies pengabosrpsian dalam larutan dan pada panjang gelombang radiasi. Kebanyakan penyimpangan dari hukum beer yang
dijumpai dalam praktik. Analitis dapat dibebankan pada kegagalan atau ketidakmampuan mengawasi kedua aspek ini, dan karena itu dapat dikatakan
sebagai penyimpangan semu karena penyimpangan ini lebih mencerminkan kesukaran eksperiment daripada semua kekurangan dari hukum beer itu sendiri.
Penyimpangan berdasarkan instrument dapat terjadi karena karekteristik instrument yang digunakan dalam mengukur nilai absorbansi. Dulu simpangan
semacam ini kadang – kadang diakibatkan oleh efek kelelahan detector, ketidaklinearan penguat dan piranti baca serta ketidakstabilan sumber –sumber
Universitas Sumatera Utara
energi cahaya radiasi dan sebagian besar masalah ini telah dipecahkan dalam instrument spektrofotometrik modern. Underwood. R . A, 1996
2.8 Instrumentasi Spektrofotometri