Disamping energi biasa dari gerakan translasi, yang tidak diperhatikan disini , molekul memiliki energi dalam yang dapat dibagi lagi dalam tiga kelas.
Pertama molekul memiliki dapat berotasi mengelilingi berbagai sumbu dan memiliki kuantitas energi rotasi. Kedua, atom – atom atau gugus – gugus atom
dalam molekul dapat bergetar, artinya bergerak secara berkala satu terhadap yang lain disekitar posisi – posisi kesetimbangan mereka, dengan memberikan energi
getaran kepada molekul itu. Akhirnya, sebuah molekul memiliki energi elektronik.
Salah satu gagasan dasar teori kuantum adalah bahwa sebuah molekul tak boleh memiliki energi dalam dengan kuantitas sebarang apa saja, tetapi molekul
itu hanya dapat ada dalam keadaan energi diizinkan yang tertentu. Jika sebuah molekul harus menyerap suatu energi antara tingkat – tingkat yang diperbolehkan.
Kuantisasi energi molekul ini, yang digandengkan dengan konsep bahwa poton memiliki kuantitas enenrgi yang terpastikan, meletakkan dasar keselektifan dalam
pengabsorpsian energi radiasi oleh molekul – molekul. Bila molekul – molekul disinari dengan banyak panjang gelombang, mereka akan mengambil dari dalam
berkas masuk, panjang – panjang gelombang yang berpadanan dengan foton – foton yang energinya tepat untuk peralihan transisi energi molekul dan panjang
– panjang gelombang lain akan diteruskan begitu saja. Underwood. R . A, 1996
2.7.2 Spektrofotometri Ultraviolet – Cahaya Tampak UV – Vis
Spektrum elektronik senyawa dalam fase uap kadang – kadang menunjukkan struktur halus dimana sumbangan vibrasi individu dapat teramati
namun dalam fase – fase mampat, tingkat energi molekul demikian tergangu oleh tetanga – tetangga dekatnya, sehingga seringkali hanya tampak pita lebar. Semua
Universitas Sumatera Utara
molekul dapat mengabsorpsi riadiasi dalam daerah UV – tampak karena mereka mengandung elektron, baik sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasi
ketingkat energi yang lebih tinggi. Panjang gelombang dimana absorpsi itu terjadi, bergantung pada berapac kuat elektron itu terikat dalam molekul tersebut.
Elektron dalam suatu ikatankovalen tunggal terikat dengan kuat dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang gelombang pendek untuk eksitasinya.
Misalnya , alkana yang mengandung ikatan tunggal C – H dan C-C tak menunjukkan absorbpsi diatas 160 nm. Metana menunjukkan suatu puncak pada
122 nm yang ditandai sebagai transisi — ini berati bahwa suatu elektron
dalam orbital bonding sigma dieksitasikan ke orbital anti – ikatan anti bonding sigma.
Jika suatu molekul mengandung sebuah atom seperti klor yang mempunyai pasangan elektron menyendiri, sebuah elektron tak terikat
nonbonding dapat dieksitasikan ketingkat energi yang lebih tinggi, karena elektron non bonding tak terikat terlalu kuat seperti elektron bonding – sigma,
maka absorbsinya terjadi pada panjang gelombang yang lebih panjang. Kebanyakan penerapan spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak
pada senyawaan organik yang didasarkan pada transisi n- π atau pun π-π dan
karenanya memerlukan hadirnya gugus kromoforat dalam molekul itu. Transisi ini terjadi dalam daerah spektrum sekitar 200 hingga 700 nm yang praktis untuk
digunakan dalam eksperiment. Spektrofotometer UV – V15 yang komersial biasanya beroperasi dari sekitar 175 atau 200 hingga 1000 nm. Identifikasi
kualitatif senyawa organik dalam daerah ini jauh lebih terbatas daripada dalam daerah inframerah. Ini karena pita absorbsi terlalu lebar dan kurang lebih terinci.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi , gugus gugus fungsional tertentu seperti karbon, nitro dan sisterm terkonjugasi menunnjukkan puncak yang karakteristik. Underwood. R . A, 1996
2.7.3 Hukum bouguer – Beer