Pernyataan Masalah Konflik Suriah pada saat Arab spring 2010
4 setempat.
Perilaku membuat grafiti di dinding tersebut oleh anak-anak sekolah usia sekitar 10-15 tahun merupakan perbuatan yang mereka tiru dari televisi yang
menyiarkan tentang perilaku serupa yang dilakukan oleh para demonstran di Tahrir Square, Mesir. Namun, aparat keamanan mukhabarat setempat
menganggap hal ini merupakan pembangkangan terhadap rezim, sehingga mereka merasa perlu menindak tegas aksi tersebut. Mereka menganggap,
bahwa anak-anak tersebut adalah perpanjangan tangan para demostran dan termasuk ke dalam tindakan subversif. Tindakan kekerasan yang dilakukan
aparat keamanan tersebut, mengakibatkan warga masyarakat beserta keluarga kota Deraa melakukan aksi protes yang ditujukan kepada Gubernur kota Deraa,
Faisal Khaltoum. Namun, protes yang dilancarkan oleh para demostran malah disambut dengan pemukulan dan pembubaran paksa aksi yang dilakukan di
depan kediaman gubernur tersebut. Aparat keamanan kemudian melanjutkan aksinya dengan menyemprotkan gas air mata, air, dan tembakan ke arah para
demonstran hingga menelan korban.
6
Aksi di atas membuat para demonstran semakin marah dan akhirnya merambah ke kota-kota lainnya di Suriah. Tuntutan yang diajukan para
demonstran pun akhirnya beragam, yang pada awalnya hanya sebatas pembebasan kepada anak-anak yang ditahan hingga menjadi penurunan rezim
yang berkuasa. Melihat begitu banyaknya demonstrasi di wilayah Suriah, pemerintah
6
Kuncahyono, Musim Semi di Suriah : Anak-anak Penyulut Revolusi, 2012, hal. 115 –
116.
5 pusat tidak bisa tinggal diam. Pemerintah, melancarkan serangan kepada para
demonstran secara masif. Gerakan para demonstran kemudian dijadikan kesempatan bagi para oposisi untuk membantu berjuang bersama
menumbangkan rezim yang berkuasa, Bashar Al-Asad. Kemudian seiring berjalannya konflik, banyak free rider
7
yang turut memperkeruh suasana di Suriah baik itu di pihak oposisi maupun loyalis pemerintah.
Sudah hampir dua tahun konflik di Suriah dalam Arab Spring berlangsung, namun belum terlihat tanda-tanda akan berakhirnya konflik
tersebut. Dalam periode Arab Spring kali ini, konflik yang terjadi di Suriah merupakan konflik terlama dibandingkan dengan negara-negara Arab lainnya
sebagaimana yang terjadi di Tunisia, Mesir, dan sebagainya. Kedua belah pihak baik oposisi maupun loyalis sama-sama memiliki kekuatan yang seimbang,
sehingga terjadi deadlock yang menyebabkan konflik ini sulit diatasi. Konflik tersebut telah menelan banyak korban. Meskipun demikian tetap saja tidak
menyulutkan semangat kedua belah pihak untuk menurunkan ego dan tuntutannya.
Konflik tersebut tidak hanya menelan korban jiwa tapi juga materil yang tidak sedikit jumlahnya. Hal itu dapat dilihat dari lamanya konflik ini
berlangsung mengingat Suriah bukan termasuk negara yang makmur malah cenderung sebagai negara yang memiliki tingkat inflasi dan pengangguran
yang cukup tinggi, namun dapat menggelontorkan biaya yang besar untuk perang.
7
Free Rider merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok atau individu yang memiliki kepentingan tersembunyi dengan mencari keuntungan atas suatu masalah
yang sedang terjadi.
6 Kekuatan Bashar al-Asad sebagai presiden sekaligus panglima tertinggi
angkatan bersenjata Suriah juga cukup mencengangkan karena tetap konsisten melawan oposisi, yang telah menelan banyak korban dari pihak sipil.
Selain itu, banyaknya pihak asing yang ikut bermain dalam konflik ini membuat konflik ini semakin sulit diatasi. Ketersediaan sumber daya alam yang
dimiliki Suriah, tidak seperti negara Arab lainnya, tentu hal ini pun melahirkan pertanyaan perihal kepentingan apa yang akan dituai dari para pihak asing yang
ikut bermain dalam konflik tersebut. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan penelitian untuk mengkaji konflik yang terjadi di Suriah pada pemerintahan
Presiden Bashar al-Asad. Berdasarkan masalah tersebut, maka skripsi ini berjudul “Konflik Suriah pada saat Arab Spring 2010”.