Suriah Spring Teori Antagonisme Politik
64
yang ditujukan kepada Gubernur kota Deraa, Faisal Khaltoum.
Tanggal 15 Maret 2011 selain di kota Deraa, demonstrasi juga terjadi di kota pantai Banias. Pemicu protesnya adalah pelarangan kepada para guru
perempuan untuk menggunakan jilbab model Suriah atau niqab oleh rezim
yang berkuasa daerah tersebut.
Protes yang dilancarkan oleh para demostran malah disambut dengan pemukulan dan pembubaran paksa. Aparat keamanan kemudian melanjutkan
aksinya dengan menyemprotkan gas air mata, air, dan tembakan ke arah para demonstran hingga menelan korban.
Aksi di atas membuat para demonstran semakin marah dan akhirnya merambah ke kota-kota lainnya seperti Dayar al-Zor, al-Hasaka, dan Hama.
Tuntutan yang diajukan para demonstran pun akhirnya beragam, yang pada awalnya hanya sebatas pembebasan kepada anak-anak yang ditahan hingga
menjadi penurunan rezim yang berkuasa. a.
Day of Rage
Kemudian, pada hari Jumat, 18 Maret 2011, terjadi demonstrasi di seluruh Suriah dan aksi tersebut diunggah ke media sosial hingga menyebar di seluruh
dunia. Melihat begitu banyaknya demonstrasi di wilayah Suriah, pemerintah pusat tidak bisa tinggal diam. Menyebarnya video perlawanan terhadap
pemerintah ke seluruh dunia dengan bantuan internet membuat pemerintah pusat mengambil sikap pemadaman aliran listrik dan layanan telepon.
Pemerintah, melancarkan serangan kepada para demonstran secara masif. Gerakan para demonstran kemudian dijadikan kesempatan bagi para
65 oposisi untuk membantu berjuang bersama menumbangkan rezim yang
berkuasa, Bashar Al-Asad. Kemudian seiring berjalannya konflik, banyak free rider
79
yang turut memperkeruh suasana di Suriah baik itu di pihak oposisi
maupun loyalis pemerintah. b.
Reaksi Internasional
Melihat revolusi yang terjadi di Suriah, pada pertengahan Agustus 2011, Amerika Serikat AS, Perancis, Inggris, Uni Eropa, dan Kanada menyatakan
bahwa rezim Suriah tidak lagi sah. Mereka juga menyerukan kepada Bashar
al-Asad agar segera meletakkan jabatannya.
Reaksi internasional berlanjut dengan agenda Resolusi Dewan Keamanan DK PBB. Namun, Rusia dan China, dua negara yang tergabung dalam DK
PBB menggunakan hak veto mereka agar tidak terjadi campur tangan pihak asing dalam konflik yang terjadi di Suriah. Akibatnya, agenda intervensi
asing gagal diterapkan atas Suriah.
80
Liga Arab pun turut memberikan perhatian terhadap masalah yang terjadi di Suriah. Organisasi regional Arab ini mengutus para pengamatnya ke
Suriah. Mereka menawarkan protocol pengamat Arab yang menjadi bagian dari resolusi Liga Arab. Saat itu, Suriah bersedia menandatangani protocol
tersebut. Namun, saat protocol berikutnya menawarkan penyelesaian konflik dengan menyeru agar Bashar al-Asad menyerahkan kekuasaannya, tawaran
tersebut pun ditolak.
79
Free Rider merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok atau individu yang memiliki kepentingan tersembunyi dengan mencari keuntungan atas suatu masalah
yang sedang terjadi.
80
Agastya, Arab Spring : Badai Revolusi Timur Tengah, hal. 177.
66 Usaha terakhir dunia Internasional adalah dengan dibentuknya gabungan
negara Arab dan Barat. Dalam pertemuan pertama, pihak oposisi pemerintah meminta pihak rezim Bashar al-Asad untuk melakukan genjatan senjata.
Pertemuan tersebut juga meminta pihak oposisi untuk meloloskan bantuan dari organisasi kemanusiaan bagi warga sipil yang menjalani penderitaan.
Revolusi Suriah tidak hanya mempermasalahkan sikap otoriter Bashar al- Asad
, permusuhan antara Sunni dan Syi‟ah, tapi juga keadaan yang diperumit dengan dugaan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah.
Pertengahan Agustus 2013 merupakan puncak isu penggunaan senjata kimia di Suriah. Saat terjadi pertempuran di pinggir kota Damaskus, lebih dari 400
orang tewas, yang dilaporkan akibat senjata kimia berupa gas sarin, mustard, dan VX. Selain ratusan orang tewas, ribuan orang juga terkena dampak gas
beracun tersebut.
81
Terkait dengan penggunaan senjata kimia, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mencanangkan akan segera melakukan agresi militer ke
Suriah. Namun, niatan tersebut seperti dikaji ulang oleh Barack Obama. Ia meyakini bahwa intervensi militer Amerika Serikat ke Suriah tergantung pada
persetujuan kongres.
82
Tidak hanya Amerika Serikat yang ingin ambil andil dalam konflik di Suriah, Inggris juga mengusulkan sebuah draft resolusi untuk memperoleh
persetujuan serangan militer ke Suriah dari DK PBB, namun upaya tersebut
pun gagal.
81
“Serangan Senjata Kimia Pemerintah Suriah,” artikel diakses pada 18 Mei 2015 dari http:www.bbc.co.ukindonesiadunia201308130821_suriah_kimia
82
Agastya, Arab Spring : Badai Revolusi Timur Tengah, hal. 184.
67 Sampai saat ini, Revolusi Suriah masih terus bergejolak. Jika
dibandingkan dengan negara Arab lain, Revolusi Suriah terbilang sangat
lama. c.
Oposisi Pemerintah pada Suriah Spring
Kelompok oposisi telah hadir jauh sebelum terjadinya Suriah Spring. 1.
Free Syirian Army FSA adalah salah satu oposisi yang berperang melawan pemerintah Suriah. Kelompok ini dipimpin oleh adik dari Hafiz
al- Asad, Rif‟ad al-Asad, yang pada masa pemerintahan Hafiz al-Asad juga
sempat melakukan kudeta namun gagal. Kelompok ini mendeklarasikan diri sebagai oposisi melawan pemerintah pada Juli 2011.
83
2. Ikhwanul Muslimin yang sudah memberontak pada akhir 1970 dan awal
1980an. Keberadaan dan keanggotaan kelompok tersebut sudah dilarang oleh pemerintah Suriah terutama sejak tragedi Hama pada Februari 1982.
Kelompok tersebut dipimpin oleh Ali Sadreddine al-Bayanouni. 3.
Fron Penyelamatan Nasional National Salvation FrontNSF yang sebagian anggotanya juga merupakan anggota kelompok Ikhwanul
Muslimin. Kelompok ini dipimpin oleh mantan wakil presiden Abdul Halim Khaddam.
4. National Democratic Gathering NDG yang ikut memimpin demonstrasi
tahun 1970an. Kemudian para ketua kelompok tersebut dijadikan tahanan politik tapol saat Hafiz al-Asad masih menjabat sebagai presiden, dan
kembali lagi memimpin aksi massa pada pergolakan Suriah tahun 2011.
83
Philip Gamaghelyan, “A Caution against Framing Syria as an Assad – Opposition Dichotomy” 2013: hal. 104.
68 Kelompok tersebut merupakan koalisi politik sekular yang dibentuk pada
akhir tahun 1979 oleh lima partai berhaluan nasionalis dan kiri ilegal yaitu, Uni Sosialis Arab Democratik, Partai Rakyat Demokratik Suriah, Gerakan
Sosialis Arab, Partai Revolusioner Buru Part ai Sosialis Arab Ba‟ath
Demokratik, dan Partai Aksi Komunis. 5.
Jabhah al-Nusrah. Kelompok ini disebut sebagai kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. Kelompok ini ingin mendirikan Khilafah
Islam setelah tumbangnya Bashar al-Asad.
69
70 BAB IV
Analisa Konflik Suriah
Pemberontakan di suatu negara dapat dijelaskan dengan menguji siapa yang memilliki atau tidak memiliki kemauan untuk memberontak melawan
kelompok yang berkuasa. Begitupun di Suriah, pemberontakan dapat dikaji melalui seberapa besar kemauan oposisi rezim Al-Asad untuk turun tangan
melawan rezim yang sedang berkuasa tersebut.
Arab spring yang melanda negara-negara Timur Tengah telah memberikan dampak yang luar biasa bagi keadaan sosial maupun politik bagi Suriah. Kondisi
saat pemerintah tidak lagi mendapatkan kedaulatan dari rakyatnya karena ketidakpuasan rakyat terhadap kinerja pemerintah akibat terjadinya korupsi,
kesewenangan dalam menegakkan peraturan, dan tingginya kesenjangan sosial, telah mendorong rakyat untuk berusaha menggulingkan pemerintahan yang ada
dan menggantinya dengan yang baru, ternyata tidak serta membuat Suriah kembali ke kondisi normal. Gelombang yang dimulai pada Desember 2010 di
negara Tunisia dan kemudian menjalar ke negara-negara Timur Tengah lainnya termasuk Suriah, merupakan hasil dari sebuah proses panjang atas kebijakan-
kebijakan pemerintah terhadap rakyatnya.
Pada bab ini akan dijelaskan dinamika konflik Suriah dan rentetan faktor pemicu terjadinya Suriah Spring.
71