Fungsi dan Aspek-aspek Disiplin Kerja Guru

Pengawasan perlu dilaksanakan untuk menegakkan disiplin kerja guru yang sifatnya memang membantu setiap personil agar selalu melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. 14

6. Upaya Meningkatkan Disiplin Kerja Guru

Menurut A. Tabrani Rusyan ada beberapa upaya untuk meningkatkan disiplin kerja guru antara lain: a. Disiplin membawa proses kinerja ke arah produktivitas yang tinggi atau menghasilkan kualitas kerja tinggi. b. Disiplin sangat berpengaruh terhadap kreativitas dan aktivitas kinerja tersebut. c. Disiplin memperteguh guru di sekolah dasar untuk memperoleh hasil kerja yang memuaskan. d. Disiplin memberi kesiapan bagi guru sekolah dasar melaksanakan proses kinerja e. Disiplin akan menunjang hal-hal positif dalam melakukan berbagai kegiatan dan proses kerja. 15 Dari uraian diatas jelaslah bahwa antara disiplin dan kerja terdapat hubungan yang sangat erat, sehingga satu sama lain sangat mempengaruhi. Disiplin yang tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi, dan sebaliknya semangat kerja yang tinggi akan menghasilkan disiplin yang tinggi pula.

B. Disiplin Belajar Siswa

1. Pengertian Disiplin Belajar

Disiplin belajar terdiri adari dua kata yaitu disiplin dan belajar. Adapun pengertian belajar menurut M. Ngalim Purwanto belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dan 14 IG. Wursanto, Dasar-dasar Manajemen Personalia, Jakarta, Pustaka Dian, 1988, Cet. 2, h. 151. 15 A. Tabrani Rusyan, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar, Jakarta, Cipta Nusantara, 2001, Cet. 2, h. 56. relative mantap mencakup berbagai aspek kepribadian baik fisikpsikis, positif ataupun negatif. 16 Dan menurut Abu Ahmadi belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 17 Dalam pandangan Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang relevan dengan tuntunan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak di samping tentu saja dirinya sendiri. Hal ini dilakukan untuk memperoleh derajat kehidupan yang lebih baik dunia akhirat. Allah berfirman Q.S al-Mujadalah58:11                                  “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapang- lapanglah dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang tujuannya untuk mengubah dan membentuk tingkah laku dan pola pikir baru. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti: pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. 16 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995, Cet 10, h. 84-85. 17 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta, 1991, Cet. 1, h. 21.