Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam pembahasannya, penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup permasalahan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh sehingga masalah yang akan dibahas dapat lebih terarah dalam penulisan nantinya. Pembahasan pada penelitian ini akan difokuskan pada fungsi origami dalam kehidupan masyarakat Jepang. Untuk mendukung penulisan ini, maka akan diuraikan pula sejarah munculnya origami, serta bahan dan alat untuk membuat origami. 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan. Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut washi, www.wikipedia.orgwikiOrigami. Washi adalah kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Dibandingkan kertas produksi mesin, serat dalam washi lebih panjang sehingga washi bisa dibuat lebih tipis, namun tahan lama, tidak cepat lusuh atau sobek http:id.wikipedia.orgwikiWashi. Origami merupakan kesenian tradisional dari Jepang. Dalam mengkaji kesenian, maka harus pula mengkajinya dalam konteks kebudayaan, karena kesenian adalah salah satu unsur dari tujuh kebudayaan universal. Kesenian sering disinonimkan dengan kebudayaan, padahal kesenian hanyalah bagian dari kebudayaan. Istilah kesenian sendiri sering dipadankan dengan istilah seni dan seni budaya. Kebudayaan memiliki dua dimensi, yaitu wujud dan isi. Wujud kebudayaan ada tiga, yaitu : a wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai- Universitas Sumatera Utara nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, b wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola manusia dalam masyarakat, c wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Isi kebudayaan sering juga disebut unsur-unsur kebudayaan universal yang terdiri dari tujuh unsur, yaitu: 1 bahasa, 2 sistem pengetahuan, 3 organisasi sosial, 4 sistem peralatan hidup, 5 sistem mata pencaharian hidup, 6 sistem religi, 7 kesenian, menurut Koentjaraningrat dalam Takari,dkk 2008:5. Dengan demikian, jelas bahwa kesenian adalah salah satu unsur dari tujuh unsur kebudayaan universal. Bagaimanapun juga, kesenian merupakan ekspresi dari kebudayaan masyarakat yang mendukungnya. Kesenian dikelompokkan ke dalam rumpun seni pertunjukkan, seni rupa, dan seni media rekam. Kesenian adalah suatu pertunjukkan atau persembahan, benda atau segala sesuatu yang berseni yang memiliki ciri-ciri estetika keindahan atau kecantikan. Kesenian lahir dari sentuhan nuansa atau nurani yang mendalam, yaitu dihasilkan untuk meninggalkan kesan kepada nurani orang lain. Menurut Ensiklopedia Indonesia, seni diterjemahkan sebagai jelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh pancaindera pendengaran, penglihatan, atau dilahirkan dengan perantaraan gerak http:bangsasejati.blogspot.com200905memartabatkan-perpaduan-melayu-dari.html. Kesenian tidak terlepas dari estetika. Estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan http:id.wikipedia.orgwikiEstetika. Universitas Sumatera Utara

1.4.2 Kerangka Teori

Teori merupakan asas atau hukum-hukum umum yang menjadi dasar pijakan, pedoman, tuntunan suatu ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, teori merupakan aturan tuntunan kerja untuk melakukan sesuatu, menurut Moeliono dalam Sangidu 2007:13. Berbicara mengenai origami, erat sekali hubungannya dengan sejarah Jepang. Menurut Nazir 1988:55, sejarah adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. Maka dari itu, pembahasan masalah dalam penulisan ini menggunakan pendekatan sejarah. Penelitian dengan menggunakan metode sejarah penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber sejarah serta interpretasi dan sumber-sumber keterangan tersebut. Menurut Ginting 2006:24, penelitian sejarah ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mensintesis, memverifikasi bukti- bukti untuk menegakkan fakta-fakta, dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Selain menggunakan pendekatan sejarah, penulis juga menggunakan pendekatan semiotik. Semiotik atau semiologi adalah kajian terhadap tanda-tanda sign serta tanda- tanda yang digunakan dalam perilaku manusia. Definisi yang sama pula dikemukakan oleh salah seorang pendiri teori semiotik, yaitu pakar linguistik dari Swiss, Ferdinand de Sausurre. Menurutnya semiotik adalah kajian mengenai kehidupan tanda-tanda dengan masyarakat yang menggunakan tanda-tanda itu, menurut Takari,dkk 2008:30. Universitas Sumatera Utara Secara saintifik, istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani semeion. Menurut Panuti Sudjiman dan van Zoest dalam Takari,dkk 2008:31 menyatakan bahwa semiotik berarti tanda atau isyarat dalam satu sistem lambang yang lebih besar. Dengan menggunakan pendekatan semiotik, seseorang dapat menganalisis makna yang tersurat dan tersirat di balik penggunaan lambang dalam kehidupan manusia sehari-hari. Menurut Segers dalam Sangidu 2007:18, semiotik merupakan suatu disiplin yang meneliti semua bentuk komunikasi selama komunikasi itu dilaksanakan dengan menggunakan tanda yang didasarkan pada sistem-sistem tanda atau kode-kode. Di dalam kehidupan yang termasuk tanda atau kode adalah karya seni, pakaian, meja, dan sebagainya. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana sejarah origami. 2. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana fungsi origami dalam kehidupan masyarakat Jepang.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat dan berguna bagi pihak- pihak tertentu, yaitu : 1. Bagi penulis sendiri dapat menambah wawasan dan informasi mengenai sejarah perkembangan origami dan fungsi origami dalam masyarakat Jepang. Universitas Sumatera Utara 2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas pada umumnya, dan mahasiswa Sastra Jepang pada khususnya tentang fungsi origami dalam kehidupan masyarakat Jepang. 3. Dapat dijadikan sumber ide dan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya.

1.6 Metode Penelitian

Metode berasal dari bahasa Yunani methodos. Menurut Poerwadarminta dalam Sangidu 2007:13 metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskritif. Menurut Nazir 1983:63, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Maka dari itu, pengumpulan data diperlukan dalam penelitian ini. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, menurut Nazir 1983:211. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode penelitian kepustakaan. Data-data dan informasi diperoleh dengan menganalisis buku-buku, majalah dan situs-situs internet baik yang berhubungan langsung maupun sebagai tambahan dari judul penulisan ini. Selain itu, berbagai informasi juga diperoleh dari diktat dan skripsi sehingga prosedur dan cara kerja pemecahan masalah penulisan ini dapat diselesaikan dengan baik. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ORIGAMI

2.1 Sejarah Origami

Origami merupakan seni melipat kertas yang berasal dari Jepang. Kata origami berasal dari bahasa Jepang, yakni gabungan dari kata ori yang berarti melipat dan kami yang berarti kertas. Ketika kedua kata itu digabungkan, ada perubahan sedikit namun tidak mengubah artinya yakni dari kata kami menjadi gami sehingga yang terjadi bukan orikami melainkan origami, maksudnya melipat kertas. Saat ini kata origami telah dikenal dan digunakan di seluruh penjuru dunia untuk menyebut seni melipat kertas http:wrm-indonesia.orgcontentview2032 . Menurut M. Amanuma dalam Danandjaja 1997:297, origami adalah seni melipat kertas menjadi berbagai bentuk. Sejarah origami dipercaya bermula sejak manusia mulai memproduksi kertas. Kertas pertama kali diproduksi di Tiongkok Cina pada abad pertama tepatnya 105 M dan diperkenalkan oleh Ts’ai Lun. Kemudian pada abad keenam, cara pembuatan kertas itu dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab dan ke Jepang 610 M oleh seorang biksu Budha bernama Doncho Dokyo yang berasal dari Goguryeo semenanjung Korea. Dia memperkenalkan kertas dan tinta di Jepang pada masa pemerintahan Kaisar wanita Suiko. Sejak saat itu, origami menjadi populer di kalangan orang Jepang sejak turun-temurun. Origami menjadi satu kebudayaan orang Jepang dalam keagamaan Shinto, yang sumbernya diperoleh dari http:www.learnjapanese.web.idtampilartikel.php?file=59. Sejak zaman Heian 741-1191, di kalangan kaum biksu Shinto origami dipercaya telah ada sebagai penutup botol sake arak pada saat upacara Universitas Sumatera Utara