Origata Melipat Kertas Hias

Pada saat ini, telah dikenal berbagai model origami mengagumkan yang diciptakan oleh para pakar origami di seluruh dunia. Padahal, pada zaman dulu bentuk badan dan kaki hanya bisa dibayangkan saja. Namun, sekarang bentuk anatomi yang tepat telah berhasil dihasilkan.

2.2 Origata Melipat Kertas Hias

Empat musim berbeda di Jepang sejak dahulu telah ditandai dengan beragam aktivitas pertanian, dan seiring dengan perayaan-perayaan yang berhubungan dengan pertanian, aktivitas ini menjadi kegiatan sangat penting yang menandakan perubahan di dalam siklus tahunan. Kegiatan tersebut menjadi berhubungan dengan sebuah budaya yang menitikberatkan formalitas dan kelakuan baik. Misalnya, persembahan untuk para dewa diletakkan di atas kertas lipat yang formal, dan benda-benda perayaan dibungkus dengan kertas dalam gaya yang benar-benar formal. Kebiasaan ini yang diasumsikan dimulai pada zaman dahulu, nantinya tercermin dalam tingkah laku yang formal dan kepantasan dari masyarakat perang di zaman Muromachi abad ke-14 sampai abad ke-16. Sekitar waktu inilah kebiasaan membungkus hadiah dengan kertas yang indah mulai berkembang. Kebiasaan melipat kertas hias yang formal, disebut orikata atau origata, adalah batu pondasi dalam perkembangan origami. Origata telah banyak dilakukan selama dan setelah zaman Muromachi, yang dipacu khususnya oleh sebuah buku yang berjudul Hoketsuki Membungkus dan Menikat yang diterbitkan pada tahun 1764. Buku ini ditulis oleh Ise Sadatake, kepala keluarga Ise yang bertugas sebagai penasehat dalam hal-hal etiket dari pemerintah Shogun di Edo Tokyo sekarang. Universitas Sumatera Utara Buku ini menimbulkan minat dalam teknik-teknik melipat kertas hias secara meluas kepada lebih banyak orang di rumah-rumah, yang diadopsi oleh masyarakat perang pada saat itu dan kemudian diwariskan pada generasi-generasi selanjutnya. Popularitas ini sebagian dipacu oleh teks dan ilustrasi yang menjelaskan bagaimana cara membuat dekorasi formal, dan buku-buku ini jelas-jelas menunjukkan antusiasme terhadap budaya melipat Jepang. Origata telah berubah menjadi hiburan yang umum untuk masyarakat kelas pekerja mulai dari awal tahun 1700-an sampai pertengahan tahun 1800-an. Dan hiburan ini berkembang menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai origami Nipponia, No.41,2007:5. Menurut Nipponia, No.41,2007:18, di Jepang tidaklah sopan untuk memberi uang atau hadiah tanpa membungkusnya terlebih dahulu dengan kertas atau kain. Kebiasaan membungkus dimulai kira-kira 600 tahun yang lalu ketika samurai membantu menetapkan etiket sosial. Mereka membuat peraturan origata resmi dalam melipat kertas Jepang buatan tangan untuk membuat hiasan upacara dan membungkus hadiah. Origata ini dianggap sebagai pelopor origami. Ketika merencanakan untuk memberikan hadiah sebagai ungkapan rasa terima kasih, maka membungkus hadiah dengan kertas yang dilipat dengan cara origata mengekspresikan rasa hormat dan keinginan yang besar untuk bersikap sopan. Ini adalah perasaan yang paling penting di balik kebiasaan origata. Sebelum melipat kertas, diharuskan untuk merapikan semua yang ada di sekeliling kita. Buang pikiran dari gangguan dan konsentrasi pada pekerjaan yang akan dilakukan. Cara melipat kertas tergantung dari apa yang akan dibungkus, dalam rangka apa akan memberikan hadiah, dan pada musim apa. Sebuah peraturan dasar Universitas Sumatera Utara adalah untuk melipatnya sedemikian rupa sehingga si penerima akan segera tahu apa yang akan diberikan. Origata menggunakan kertas untuk mengungkapkan keindahan, etiket dan budaya cara orang Jepang. Oleh karena itu, kertas yang digunakan washi harus kuat dan berkualitas baik.

2.3 Jenis-jenis Origami