dapat beroperasi secara sehat dan handal. Karena bisnis perbankan dimulai dengan asset kepercayaan, maka bank sebagai usaha penjual jasa harus dijamin agar
mengikuti aturan-aturan main dan etika dalam bisnis. Fakta-fakta di atas menimbulkan pertanyaan apakah Bank Indonesia sebagai
pengatur bank di Indonesia mampu melakukan pengaturan yang efektif terhadap perbankan syariah. Kasus-kasus kejahatan perbankan seperti di atas, bukan tidak
mungkin dapat menimpa perbankan syariah. Dari uraian di atas, dapat dilihat betapa pentingnya fungsi Internal Auditor
dalam menilai opersional manajemen perusahaan khususnya dalam bidang pembiayaan untuk meningkatkan efektifitas dan kredibilitas perusahaan perbankan.
Oleh karena itu penulis termotivasi untuk menulis skripsi dengan judul “Fungsi dan Kedudukan Internal Auditor dalam Menilai Operasional Manajemen
Perusahaan pada PT Bank Sumut Syariah Medan“.
B. Perumusan Masalah
Dalam kaitannya dengan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi dasar permasalahan dan titik fokus pembahasan adalah sebagai berikut :
Apakah fungsi Internal Auditor telah diterapkan dalam menilai operasional manajemen perusahaan pada PT Bank Sumut Syariah Medan khususnya di bidang
pembiayaan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah fungsi Internal Auditor telah berjalan dengan efektif dalam menilai operasional manajemen perusahaan
khususnya di bidang pembiayaan pada PT Bank Sumut Syariah Medan.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.
sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam memahami tentang kedudukan dan fungsi internal auditor serta dalam pelaksanaan tugas-tugasnya,
2. sebagai bahan masukan ataupun pertimbangan bagi perusahaan dalam
menerapkan kedudukan dan fungsi internal auditor agar terlaksana dengan efektif dan efisien,
3. sebagai bahan masukan bagi yang akan melakukan penelitian yang sama
mengenai masalah internal auditor.
Universitas Sumatera Utara
B A B II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Internal Auditing
Perkembangan di sektor perekonomian dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan dunia usaha. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha ini, ilmu
akuntansi berkembang menjadi dua kelompok besar yaitu ilmu accounting dan ilmu auditing. Hal ini karena ilmu akuntansi selalu dituntut untuk terus berbenah diri dan
tumbuh agar dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, khususnya dalam penyediaan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan
bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Salah satu sub bidang dari akuntansi yang dikenal luas adalah auditing.
Auditing atau pemeriksaan merupakan sub bidang akuntansi yang meliputi aktivitas pemeriksaan terhadap kebenaran data-data akuntansi secara bebas.
Auditing bersal dari bahasa latin yaitu “Audire” yang berarti mendengar atau
memeriksa. Dalam hal ini yaitu memperhatikan dan mengamati pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggung jawab keuangan yaitu manajemen
perusahaan. Orang yang melaksanaan fungsi auditing tersebut dinamakan dengan
“auditor” atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang diemban auditor disebut “auditing”.
Auditing merupakan proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten independen agar dapat menghimbun dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai
informasi yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
Internal auditing ataupun pengawasan intern merupakan kebijakan dari prosedur spesifikasi yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai
bagi manajemen, bahwa sasaran dan tujuan penting bagi manajemen perusahaan dapat dipenuhi. Mulyadi 2001 : 165 memberikan definisi terhadap pengawasan
intern sebagai berikut : “Pengawasan intern, meliputi struktur organisasi, metode, ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, memajukan efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”
Agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik, perlu adanya sistem pengawasan intern yang tujuan utamanya adalah mengamankan harta benda
perusahaan, dan dipatuhinya kebijaksanaan pimpinan dapat dilakukan dengan membuat berbagai prosedur untuk menghindarkan atau meminimalkan
penyelewengan, pemborosan maupun kesalahan dalam melaksanakan aktivitas perusahaan sehingga efisiensi kerja semua anggota organisasi dapat ditingkatkan.
Untuk menjamin berjalannya pengawasan intern diperlukan suatu bagian yang disebut internal audit. Pemeriksaan ini tidaklah jauh berbeda dengan defenisi
auditing, tetapi obyek pemeriksaan disini lebih mendalam dan mendetail. Adapun pengertian internal auditing yang lain adalah menurut Holmes dan Burn 2000:152
adalah sebagai berikut: “Internal auditing adalah kegiatan penilaian independent dalam organisasi untuk mereview operasi sebagai jasa yang diberikan kepada
manajemen. Jadi Internal audit merupakan pengendalian manajerial yang melaksanakan fungsinya dengan mengukur dan mengevaluasi keefektifan
pengendalian lain.”
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa internal auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari
Universitas Sumatera Utara
dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberi saran-saran kepada manajemen. Kegiatan penilaian ini bersifat independen bukanlah dalam arti absolut
yang berarti bebas dari semua ketergantungan seperti halnya External Auditor, tetapi maksudnya bahwa Internal Auditor bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang
diperiksanya sehingga diharapkan akan dapat memberikan penilaian yang obyektif. Definisi Internal Auditing menurut Institute of Internal Auditor IIA yang
ditulis oleh Boyton Johnson Kell di dalam buku Modern Auditing 2002:491 adalah
sebagai berikut : “Internal Auditing adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk menambah
nilai dan memperbaiki kinerja organisasi“.
Tujuan internal auditing adalah membantu semua anggota manajemen melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Internal auditing menyediakan
analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi, nasihat dan informasi mengenai kegiatan yang diperiksanya. Pada akhirnya bertujuan untuk membantu menyelesaikan setiap
masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi perusahaan. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan meneliti dan menilai
apakah pelaksanaan pengawasan di bidang akuntansi keuangan dan operasi telah cukup memenuhi syarat. Kemudian melakukan penilaian apakah kebijaksanaan,
rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan betul-betul ditaati, apakah aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan penyelewengan.
Kemudian menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi perusahaan. Lalu pada akhirnya menilai mutu atas pelaksanaan tugas-tugas yang telah
diberikan pada masing-masing manajemen. Agar Internal Auditor dapat memberikan suatu hasil kerja yang baik serta
laporannya menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dari berbagai
Universitas Sumatera Utara
bagian yang ada dalam perusahaan, maka Internal Auditor harus mempunyai sikap yang independen atas seluruh bagian yang diperiksanya, sehingga pimpinan melalui
informasi yang diberikan dapat mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dalam perusahaan secara aktual. Informasi yang sifatnya demikian sangat berguna bagi
pimpinan, karena dapat mengurangi resiko kesalahan di dalam mengambil keputusan. Pengendalian intern adalah proses yang dipatuhi oleh dewan direksi, manajer
dan karyawan yang dirancang untuk member jaminan yang memadai dalam pencapaian salah satu atau lebih tujuan berikut ini:
1. Efisiensi dan efektivitas kegiatan termasuk penilaian kinerja,
pencarian laba dan pengamanan aktiva perusahaan. 2.
Keterpercayaan informasi keuangan baik untuk pihak intern maupun ekstern serta pencegahan pemanipulasian laporan keuangan
3. Kepatuhan dengan berbagai peraturan dan undang-undang yang harus
dipatuhi perusahaan. Suatu pengawasan intern dapat dikatakan baik pada umumnya memiliki ciri-
ciri sebagai berikut : 1.
Suatu struktur organisasi yang didalamnya terdapat pemisahan tanggung jawab fungsional yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Suatu sistem yang mencakup prosedur otorisasi dan pencatatan sesuai agar
memungkinkan pengendalian yang wajar atas harta, utang, pendapatan dan biaya.
3. Cara kerja yang wajar harus digunakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
masing-masing bagian organisasi. 4.
Kepegawaian dengan mutu yang sepadan dengan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang yang dikerjakannya.
Universitas Sumatera Utara
Ciri-ciri tersebut diatas mempunyai peran yang sama penting. Kelemahan yang menyolok pada salah satu ciri diatas dapat menghambat terwujudnya tujuan sistem
itu sendiri. Diperlukan suatu kerjasama diantara ciri pengawasan intern tersebut. Suatu sistem yang baik di suatu perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan lain.
walaupun kedua perusahaan tersebut sejenis. Banyak faktor yang menentukan bentuk pengawasan intern perusahaan tersebut, seperti kemampuan dari struktur organisasi
perusahaan dalam melaksanakan pengawasan intern, tingkat keahlian karyawan, namun semua itu memiliki ciri-ciri yang sama dalam pengawasan intern.
Tuanakota 2000:46 menggambarkan pengawasan intern yang baik sebagai
berikut : “Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu struktur pengawasan adalah baik jika tidak seorang pun berada dalam kedudukan sedemikian rupa
sehingga ia dapat membuat kesalahan dan meluruskan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.”
Pengawasan intern diciptakan oleh manajemen perusahaan untuk membantu menghindari atau paling tidak mengurangi penyimpangan-penyimpangan dan
keandalan akuntansi. Tetapi pengawasan intern bukan merupakan suatu yang sempurna. Pengawasan intern mempunyai kendala dan keterbatasan, pengawasan
intern hanya bisa memberikan jaminan yang wajar atau memadai, tidak mutlak. Suatu prosedur dirancang untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan yang
terjadi berulang kali atau rutin terjadi, oleh karena itu di dalam perusahaan diperlukan suatu sistem yang menangani akuntansi. Sistem akuntansi yang efektif dan efisien
mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan transaksi yang akan : a.
Mengidentifikasi dan mencatat seluruh transaksi yang sah
Universitas Sumatera Utara
b. Menggambarkan transaksi yang tepat waktu dan terperinci
c. Mengukur nilai transaksi yang tepat waktu dan terperinci
d. Menentukan periode terjadinya transaksi pada periode semestinya
e. Menyajikan dengan semestinya dalam laporan keuangan
Untuk mencapai tujuan pengawasan intern, sistem akuntansi harus berfungsi secara efektif sampai kepada pelaporan dan penggunaan sumber daya yang ada.
Pada intinya konsep pengawasan intern didasarkan atas dua premis utama yaitu tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai. Ini dilaksanakan
melalui kewajiban dalam pemeliharaan catatan-catatan yang memadai untuk menjaga aktiva dan menganalisa pembebanan tanggung jawab. Oleh sebab itu setiap orang
dalam manajemen perusahaan harus diberi tangggung jawab untuk tugas dan fungsi tertentu. Alasannya ada dua yaitu tanggung jawab harus ditetapkan secara jelas untuk
menggambarkan lingkungan masalah dan mengarahkan perhatian kepada hal tersebut. Dan manakala karyawan telah memahami secara jelas ruang lingkup tanggung
jawabnya, mereka terdorong bekerja lebih keras untuk pengendalian tanggung jawab ini.
B. Fungsi Internal Auditor