Gambar 1.3 Kedudukan Internal Auditor di bawah Direktur Keuangan
D. Pengertian Manajemen Operasional
Pengertian Manajemen menurut H. B Siswanto 2005;2 adalah sebagai
berikut: “Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap
orang dan mekanisme kerja untuk mencapai sesuatu”.
Pengertian Manajemen Operasional menurut jay Heizer dan Barry Render
2001;2 adalah sebagai berikut : “Manajemen Operasional adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan
dari masukan menjadi keluaran, dimana kegiatan tersebut terjadi di semua sektor organisasi”.
Komisaris
Direktur Keuangan Presiden Direktur
Pemegang Saham
Bagian Anggaran Kasir
Internal Auditor
Universitas Sumatera Utara
Dari defenisi di atas, maka dapat dibuat kesimpulan bahwa manajemen operasional adalah serangkaian kegiatan dengan kepemimpinan dan pengendalian
terhadap proses-proses mengubah masukan menjadi keluaran, baik dalam bentuk barang maupun jasa, dimana semua bagian organisasi turut berperan serta.
E. Pembiayaan pada Bank Syariah 1. Pengertian Pembiayaan pada Bank Syariah.
Pengertian pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis. Bisnis adalah aktivitas yang mengarah kepada penambahan nilai tambah melalui proses
penyerahan jasa, perdagangan atau pengelolaan barang produksi. Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah di rencanakan. Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan syariah atau istilah
teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. Menurut ketentuan Bank Indonesia aktiva produktif adalah penanaman dana Bank syariah baik dalam
rupiah maupun dalam valuta asing dalam modal. penyertaan modal sementara, komitmen dan kontenjensi pada rekening administrative serta Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia Peraturan Bank Indonesia No.57PBI2003. Tujuan Bank Syariah dibedakan menjadi dua bagian yaitu tujuan pembiayaan mikro
dan makro. Secara makro bertujuan untuk: a.
Peningkatan Ekonomi Umat b.
Meningkatkan Produktivitas c.
Tersedianya Dana Bagi Peningkatan Usaha
Universitas Sumatera Utara
Kalau secara mikro untuk: a.
Upaya memaksimalkan laba b.
Upaya memaksimalkan resiko c.
Pendayagunaan sumber ekonomi d.
Penyaluran kelebihan dana Oleh karena itu tujuan pembiayaan yang dilaksanakan oleh Bank Syariah
adalah untuk memenuhi kebutuhan stakeholder, yakni: 1.Pemilik
Dari sumber pendapatan diatas para pemilik modal mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut.
2.Pegawai Para pegawai mengaharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank
tersebut. 3.Masyarakat
Bagi bank yang bersangkutan, dari penyaluran pembiayaan diharapakan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya semakin luas.
4.Pemerintah Akibat penyediaan pembiayaan pemerintah terbantu dalam pembiayaan
pembangunan negara, disamping memperoleh pajak penghasilan yang diperoleh bank dan perusahaan-perusahaan.
Fungsi Pembiayaan antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan daya guna uang. 2.
Meningkatkan daya guna barang. 3.
Meningkatkan peredaran uang.
Universitas Sumatera Utara
4. Menimbulkan kegairahan usaha.
5. Stabilisasi ekonomi
2. Macam-macam Kegiatan Pembiayaan pada Bank Syariah
1. Pembiayaan Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usahaperniagaan antara pihak pemilik
dana shahibul maal sebagai pihak yang menyediakan modal dana sebesar 100 dengan pihak pengelola modal mudharib, untuk diusahakan dengan
porsi keuntungan akan dibagi bersama nisbah sesuai dengan kesepakatan di muka dari kedua belah pihak. Sedangkan kerugian jika ada akan ditanggung
pemilik modal, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola dana mudharib, seperti penyelewengan, kecurangan, dan
penyalahgunaan dana. 2. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan Musyarakah syirkah, adalah suatu bentuk akad kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya
dalam suatu usaha, di mana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan manajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi
menurut proporsi penyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan bersama. Musyarakah dapat diartikan pula sebagai pencampuran dana untuk tujuan
pembagian keuntungan. 3. Al-Muzaraah
Muzaraah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap dimana pemilik lahan pertanian kepada si penggarap untuk
Universitas Sumatera Utara
ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu persentase dari hasil panen.
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dan atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah, penyertaan
modal musharakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan ijarah atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina
Dalam bank syariah dikenal adanya dua macam pembiayaan yaitu pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif, sedangkan pembiayaan
produktif juga dibagi menjadi dua yaitu: a. Pembiayaan Modal Kerja
b. Pembiayaan Investasi Dalam masalah pembiayaan modal kerja, bank syariah dapat
membantu memenuhi saluran kebutuhan modal kerja tersebut bukan dengan meminjam uang melainkan dengan menjalin hubungan partnership dengan
nasabah, dimana bank bertindak sebagai penyandang dana shahibul maal sedangkan nasabah sebagai mudharib dan pembiayaan ini disebut dengan
mudharabah. Kredit Mudharabah atau yang sering disebut sebagai pembiayaan total dengan prinsip bagi hasil.
Sistem pembiayaan total Mudharabah adalah pembiayaan dimana pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pekerja untuk diperdagangkan
dan mereka berkongsi keuntungan dengan syarat-syarat yang telah disepakati
Universitas Sumatera Utara
bersama. Jenis kredit Mudharabah ada dua macam yaitu mutlak tidak terikat dan muqayyad terikat,
3. Prosedur Pembiayaan
Untuk menjaga kedisiplinan dan kepatuhan, bagi setiap pejabat pembiayaan haruslah mengikuti langkah-langkah dan prosedur proses persetujuan pembiayaan
yang meliputi:
a. Syarat-Syarat Permohonan Pembiayaan
Proposal permohonan pembiayaan berisi: a Gambaran umum usaha;
b Rencana atau prospek usaha; c Perincian penggunaan dana;
d Jumlah dan jangka waktu penggunaan dana; e Proyeksi pengembalian pembiayaan;
b. Legalitas Apabila proposal permohonan pembiayaan dinilai layak untuk dibiayai, bank
sudah tentu akan menyetujui proposal tersebut. Tahap selanjutnya, calon debitur akan diminta untuk melengkapi berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam rangka realisasi
permohonan pembiayaan yang telah disetujui, seperti dokumen jaminan yang asli, kelengkapan data calon debitur dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Dokumen Pengajuan Permohonan Pembiayaan Jenis Dokumen
Perorangan Perusahaan
Fotocopy identitas diri KTP
Suami istri untuk yang telah menikah
Susunan Pengurus Pengawas
Fotocopy NPWP √
√ Fotocopy Kartu
Keluarga √
-
Fotocopy Akta Pendirian
Perusahaan -
√
Fotocopy SIUPSITUTDP
√ √
Fotocopy rekening Koran
√ √
Fotocopy dokumen jaminan
√ √
Laporan keuangan minimum 2 tahun
terakhir √
√
Dokumen tambahan yang diajukan untuk debitur pengusaha perorangan dan perusahaan
Laporan penilaian jaminan dari
perusahaan penilai Terutama untuk jaminan yang nilainya relatif besar
dan atau kompleks
Universitas Sumatera Utara
independen Studi kelayakan
proyek Terutama untuk proyek yang nilainya relatif besar
dan atau kompleks Proposal kredit
Terutama untuk pengajuan kredit yang nilainya relatif besar dan atau kompleks
Tabel 1.1 Dokumen Pengajuan Permohonan Pembiayaan Sumber: Jusuf 2005:118
√ = Harus dilengkapi SIUP = Surat ijin Usaha Perdagangan
SITU = Surat ijin tempat usaha TDP = Tanda daftar perusahaan
b. Analisis Pembiayaan
Setiap calon nasabah yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen umum permohonan pembiayaan harus dilakukan analisis secara tertulis dengan
mengedepankan: 1 Analisis menggambarkan semua informasi yang berkaitan erat dengan usaha dan
data pemohon, termasuk jika diperlukan hasil penelitian pada pembiayaan bermasalah.
2 Analisis menyajikan penilaian yang obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak- pihak lain yang berkepentingan dengan pemohon pembiayaan
3 Analisis pembiayaan dilakukan secara konsisten dan profesional dan tidak hanya untuk memenuhi prosedur pembiayaan.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-Faktor Analisis Pembiayaan
Faktor-faktor yang dianalisis sebagai dasar penilaian kelayakan untuk pemberian pembiayaan meliputi :
1 KemauanNiat Bayar Willingness To Pay
Analisis ini penting dilakukan untuk memperoleh informasi yang benar terhadap calon nasabah tentang :
a Charakter Akhlak Akhlak calon nasabah pembiayaan hendaknya tidak termasuk orang yang berperilaku
boros, tidak amanah, tidak suka berspekulasi dalam berusaha. b Integritas
1 Untuk mengetahui apakah calon nasabah pembiayaan mempunyai komitmen yang baik terhadap janji, waktu, tata nilai-aturan, hutang, ucapannya tidak banyak
menyimpang dari perbuatannya. 2 Untuk mengetahui karakter dan integritas calon nasabah dilakukan melalui
teknik wawancara dan cross check kepada keluarga, tetangga, sesama pengusaha, rekanan usaha, ustadz mu’alim, dan sebagainya.
2 Kemampuan Bayar Ability To Pay
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan kemampuan usaha calon nasabah yang meliputi:
a Tujuan Penggunaan Pembiayaan Bank harus mengetahui secara pasti tentang nasabah tujuan penggunaan dana oleh
calon , apakah untuk modal kerja, investasi atau multiguna. b Analisis Keberadaan Usaha
Yaitu analisis keberadaan dan kelangsungan usaha dari calon nasabah yang meliputi: 1 Analisis Syariah
Universitas Sumatera Utara
Menilai apakah usaha yang dikelola oleh calon nasabah tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariah. Apakah produk, proses produksi, sistem penjualan tidak
ada yang melanggar nilai-norma dan syariah. 2 Analisis Yuridis
Identitas calon nasabah dan usahanya harus dinilai aspek legalnya. Apakah KTPSIMKKSurat Nikah masih berlaku, dan apakah usaha calon nasabah
perorangan atau badan usaha tidak mengganggu tetangga-warga setempat dan telah memperoleh legalitas perijinan dari instansi yang berwenang SIUP, TDP, TDR,
NPWP, Akta Pendirian dll.
c Analisis Kondisi Usaha Untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan oleh calon nasabah cukup baik,
dalam artian hasilnya mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya secara wajar, mampu menutupi biaya operasional usaha dan ada kelebihan pendapatan yang
bisa dijadikan sebagai akumulasi modal, sehingga usahanya akan terus berkembang. d Analisis Kemampuan Usaha dan Manajemen
Calon nasabah haruslah memiliki kemampuan mengelola usaha secara profesional, tangguh dan ulet. Pengusaha akan memiliki kemampuan mengatasi permasalahan
dalam usahanya apabila telah memiliki pengalaman sekurangnya 2 dua tahun. Oleh karena itu kebijakan pemberian pembiayaan hanya diberikan apabila calon nasabah
yang telah memiliki pengalaman dalam bidang usahanya. Selain itu calon nasabah harus memiliki kecakapan dalam hal produksi, penjualan, pemasaran dan mengatur
keuangan berdasar skala dan sektor usahanya. e Analisis Keuangan dan Modal
Universitas Sumatera Utara
Dalam mengelola usahanya calon nasabah harus mampu mengatur keuangannya dengan baik, sehingga mampu menyisihkan sebahagian keuntungannya dalam bentuk
saving yang akan terakumulasi menjadi modal yang akan meningkatkan skala usahanya. Harus dicermati bagaimana struktur modal usaha calon nasabah, apakah
sumber modal berasal dari diri sendiri self finance atau berasal dari pinjaman hutang. Satu hal yang harus diwaspadai adalah apabila sumber modal usaha yang
sedang dijalankan sebahagian besar berasal dari sumber pinjaman.
f Analisis Jaminan Jaminan agunan dalam pembiayaan adalah sebagai komplemen dalam
perikatan muamalah setelah diyakini benar atas kelayakan usaha calon nasabah. Fungsi jaminan dapat dijadikan sebagai sumber terakhir pengganti pelunasan
pembiayaan, apabila nasabah sudah nyata-nyata tidak mempunyai kemampuan lagi untuk membayar walau sebelumnya pihak Bank telah berupaya memberikan masa
tangguh dan upaya lain agar tidak terjadi pengambilan jaminan sebagai sumber pembayaran pelunasan pembiayaan. Jaminan agunan dijadikan sebagai pelunasan
pembiayaan apabila nasabah nyata-nyata melakukan tindakan ingkar janji dengan indikasi keculasan dan kesengajaan.
Cara Mengevaluasi Proposal Pembiayaan
Secara umum isi suatu proposal pembiayaan dapat diringkas sebagai berikut:
Bagian Keterangan isi
Ringkasan Eksekutif Bagian ini merupakan kondensasi seluruh isi proposal
pembiayaan. Panjangnya maksimum 2 halaman
Universitas Sumatera Utara
Identitas Memberikan informasi mengenai nama, alamat, telepon,
faks, e-mail, situs, dan nama orang yang dapat dihubungi Gambaran umum
Uraian detail mengenai perusahaan, baik dari sisi legal, filosofis, pengurus, bisnis yang ditekuni dan lain-lain.
Kondisi Keuangan Uraian dan analisis tentang situasi keuangan perusahaan.
Sedapat mungkin, lakukan analisis terhadap kinerja beberapa tahun. Jangan hanya potret sesaat.
Analisis Industri Analisis tentang situasi industri yang ditekuni baik saat
ini maupun prospek masa depan Rencana Bisnis
Inisiatif-inisiatif yang akan diimplementasikan perusahaan untuk masa depan termasuk di dalamnya
berbagai investasi yang dibutuhkan. Struktur keuangan Proposal
Pembiayaan Uraian detail tentang struktur keuangan atau pembiayaan
yang dibutuhkan termasuk pengajuan pinjaman Analisis Proyeksi keuangan
Gambaran situasi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, termasuk di dalamnya proyeksi yang akan
dimanfaatkan untuk pelunasan pinjaman. Jaminan Pembiayaan
Uraian detail mengenai aktiva yang akan dijaminkan ke bank sehubungan dengan permohonan pembiayaan yang
dilakukan. Lampiran
Tambahan dan kelengkapan informasi yang merupakan kesatuan dari proposal pembiayaan termasuk di
dalamnya dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan
Tabel 1.2 Isi Proposal dalam Pembiayaan, Sumber: Jusuf 2005:117
Universitas Sumatera Utara
Kemauan dan kemampuan dari calon nasabah untuk memenuhi kewajiban pembiayaan merupakan hal yang ingin diketahui oleh Bank saat melakukan analisis
permohonan kredit. Jika kemauan willingness menunjukkan itikad dari nasabah untuk memenuhi kewajiban pembiayaan, maka kemampuan ability mencerminkan
kapasitas nasabah untuk menghasilkan dana tunai yang cukup.
c. Keputusan Persetujuan Pembiayaan
Dari hasil analisis lengkap yang disajikan oleh para analis dan setelah melalui proses rekomendasi dan pendapat dari pejabat-pejabat bank yang terkait melalui
komite pembiayaan, maka akan ada keputusan pembiayaan disetujui atau ditolak. Bila disetujui, akan dibuat surat penegasan atau surat persetujuannya yaitu akad dan
jika ditolak juga dibuat surat penolakannya. Surat persetujuan pemberian pembiayaan meliputi:
1. Jenis Pembiayaan, dapat dalam bentuk pembiayaan mudhorobah,
musyarokah, murobahah, dan lain sebagainya. 2.
Limit pembiayaan, besarnya jumlah plafon pembiayaan yang disetujui. 3.
Maksud, yaitu tujuan penggunaan fasilitas pembiayaan yang disetujui 4.
Jangka waktu, sampai kapan fasilitas pembiayaan tersebut berlaku, tanggal angsuran atau jadwal pelunasan.
5. Nisbah, rasio atau perbandingan pembagian keuntungan bagi hasil antara
nasabah dan bank. 6.
Syirkah adalah bentuk usaha yang dikerjasamakan oleh kedua belah pihak 7.
Jaminan pembiayaan, berupa penjelasan rinci tentang jaminan pokok dan jaminan tambahan yang diserahkan oleh calon debitur.
Universitas Sumatera Utara
Fasilitas pembiayaan dapat dicairkan yaitu setelah calon debitur menandatangani akad perjanjian pembiayaan dibawah tangan dan atau secara
notarial, setelah penyerahan pengikatan jaminan pembiayaan, setelah penutupan asuransi barang jaminan dan persyaratan lainnya.
F. Laporan Internal Auditor
Tahap terakhir dari suatu kegiatan pengawasan intern adalah berupa laporan Internal Auditor yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Laporan tersebut
merupakan sasaran pertanggungjawaban Internal Auditor atas penugasan oleh pimpinan. Internal Auditor harus melaporkan hasil - hasil pekerjaan audit
mereka, yaitu : 1.
Suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah pemeriksaan audit selesai. Laporan intern itu bisa dalam bentuk tertulis atau lisan
dan dapat disampaikan secara formal ataupun informal. 2.
Internal Auditor harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final.
3. Laporan haruslah obyektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu.
4. Laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup dan hasil audit; dan bila tepat,
laporan itu juga harus berisi suatu pernyataan pendapat auditor. 5.
Laporan dapat mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan.
6. Pandangan Internal Auditor tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat
disertakan dalam laporan audit. 7.
Direktur harus mereview dan menyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan.
Universitas Sumatera Utara
Laporan ini dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan Internal Auditor dengan data-data yang sistematis, diinterpretasikan untuk kemudian didokumentasikan,
sehingga memberikan dukungan yang kuat terhadap hasil-hasil pemeriksaan intern. Melalui laporan ini, Internal Auditor mengungkapkan temuan-temuan baik
kelemahan dan kecurangan serta rekomendasi perbaikan atas kesalahan yang ada. Laporan Internal Auditor pada dasarnya adalah merupakan intern perusahaan.
Bentuk laporan ini dapat berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada diterapkan,
berbeda dengan laporan yang dibuat akuntan publik. Namun demikian laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti pendukung.
Dengan demikian laporan tersebut harus dibuat dalam bentuk yang baik dan mudah dimengerti sehingga dengan laporan tersebut pimpinan dapat segera
mengambil keputusan mengenai tindakan yang harus diambil. Faktor-faktor yang harus diperhatikan menurut Sawyer 2003 : 295 di dalam
menyusun laporan Internal Auditor, yaitu : a. Cermat
Laporan harus disusun dengan cermat, artinya setiap pernyataan, angka, dan referensi dapat diandalkan. Suatu laporan dianggap tidak cermat jika Internal
Auditor, mengemukakan telah terjadi kecurangan pada salah satu unit kerja tanpa menyebutkan bentuk serta penyebab dari kecurangan tersebut, ataupun
jika Internal Auditor menyarankan perbaikan tanpa mengemukakan apa akibatnya bila perbaikan tidak dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
b. Jelas Laporan disusun dengan jelas, artinya agar laporan tersebut jelas maka Internal
Auditor hendaknya menghindari pemakaian bahasa yang membosankan dan struktur laporan yang jelek, karena hal ini akan mengakibatkan temuan yang
penting menjadi tidak dominan, ide-ide yang sangat perlu bagi manajemen juga tidak terkomunikasikan.
c. Ringkas Laporan harus ringkas, maksudnya bahwa laporan itu harus terhindar dari hal-hal
yang tidak relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat, dan sebagainya yang tidak menunjang tema pokok laporan. Namun bukan berarti
mengurangi sesuatu hal secara terpotong-potong. Laporan yang ringkas juga harus lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
d. Tepat Waktu Laporan harus diterbitkan pada waktu yang tepat, karena laporan tersebut
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir. Tidak ada artinya apabila suatu laporan yang telah dipersiapkan dengan
baik namun disampaikan setelah lewat waktu.
Jika dilihat dari segi bentuk penyajian laporan menurut James D. Wilson dan John B. Campbel 2003 : 557 . Maka laporan Internal auditor dibagi dalam 2 bentuk
yaitu : 1. Tertulis Written yang terdiri dari :
a Tabulasi 1 Laporan akuntansi formal, berisikan laporan akuntansi yang benar.
2 Statistik, berisikan data dan angka yang pasti.
Universitas Sumatera Utara
b Uraian paparan singkat, memberikan penjelasan yang ringkas dan mudah dipahami
c G r a f i k, melampirkan perkembangan data secara grafik d Suatu bentuk komunikasi dari berbagai bentuk di atas.
2 L i s a n a Persentase formal group, meliputi berbagai alat visual melakukan
persentase di hadapan kelompok dengan menggunakan alat-alat audio visual.
b Konferensi - konferensi yang dilakukan secara individual. Dalam laporan lisan, informasi cenderung disampaikan tidak secara
menyeluruh. Sementara laporan dapat berupa pemaparan atas hal-hal yang dianggap perlu ditonjolkan highlight. Laporan lisan sering menjamin adanya interpretasi yang
wajar mengenai data kuantitatif, sedangkan dalam laporan tertulis data disampaikan secara lengkap dan menyeluruh.
Universitas Sumatera Utara
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian Tahun