Syarat-Syarat Pembentukan Desa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006

d. Syarat-Syarat Pembentukan Desa

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa menyatakan bahwa pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada. Sedangkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2006 menyatakan bahwa pembentukan desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Adapun pembentukan desa harus memenuhi berbagai syarat yang tertuang dalam yang tertuang dalam PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Permendagri No. 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa Dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan adalah sebagai berikut: Syarat pembentukan desa berdasarkan PP No. 72 Tahun 2005 pada pasal 2 adalah sebagai beikut: a. jumlah penduduk; b. luas wilayah; c. bagian wilayah kerja; d. perangkat; dan e. sarana dan prasarana pemerintahan Sedangkan dalam Permendagri No. 28 Tahun 2006 pada pasal 3 dijelaskan lebih lanjut tentang syarat pembentukan tentang desa adalah sebagai berikut: a. jumlah penduduk, yaitu: 1 wilayah Jawa dan Bali paling sedikit 1500 jiwa atau 300 KK; 2 wilayah Sumatera dan Sulawesi paling sedikit 1000 jiwa atau Universitas Sumatera Utara 200 KK; dan 3 wilayah Kalimantan, NTB, NTT, Maluku, Papua paling sedikit 750 jiwa atau 75 KK. e. luas wilayah dapat dijangkau dalam meningkatkan pelayanan dan pembinaan masyarakat; f. wilayah kerja memiliki jaringan perhubungan atau komunikasi antar dusun; g. sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan antar umat beragama dan kehidupan bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempat; h. potensi desa yang meliputi sumber daya alam dan sumber daya manusia; i. batas desa yang dinyatakan dalam bentuk peta desa yang ditetapkan dengan peraturan daerah; dan j. sarana dan prasarana yaitu tersedianya potensi infrastruktur pemerintahan desa dan perhubungan.

F. Defenisi Konsep

Menurut Masri Singarimbun yang dikutip oleh Mardalis 2003: 45 bahwa konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Tujuannya adalah untuk menghindari interpretasi ganda dari variabel yag akan diteliti.

1. Kesiapan

Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, “kesiapan” merupakan kata nomina atau kata benda dengan konfiks ke-an 2002:1038, dengan kata dasar “siap”. “Siap” berarti mengatur atau membereskan sesuatu sehingga tinggal memakai saja Universitas Sumatera Utara