melalui pengadaan teknologi dan tersedianya sumber-sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan di desa.
4 Strategi Terpadu dan Menyeluruh.
Strategi terpadu dan menyeluruh ingin mencapai tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan dan partisipasi
aktif masyarakat secara simultan dalam proses pembangunan desa. Secara konsepsional terdapat tiga prinsip yang membedakannya dengan strategi lain, yaitu:
Pertama, Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi masyarakat merupakan tujuan yang eksplisit dari strategi terpadu ini. Oleh karena itu pemerintah desa yang
berwenang harus: a memahami dinamika sosial masyarakat setempat, b memecahkan masalah yang dihadapinya, dan c memperkuat aparatur pemerintah
desa dalam melakukan intervensi sosial. Kedua, Perlunya perubahan-perubahan mendasar, baik dalam kesepakatan maupun dalam
gaya dan cara kerja, karena itu pemerintah desa ,harus memiliki komitmen yang kuat untuk: a menentukan arah, strategi, dan proses menuju terwujudnya tujuan
dan sasaran pembangunan, b memelihara integritas masyarakat pedesaan yang didukung oleh local leadership kepemimpinan lokal.
Ketiga, Perlunya keterlibatan pemerintah desa dan organisasi sosial secara terpadu, untuk meningkatkan keterkaitan antara organisasi formal dan organisasi informal.
Raharjdo: 19-23, 2006
b. Pemberdayaan Masyarakat
Untuk mengatasi persoalan kemiskinan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik di desa maupun di perkotaan, maka hal tersebut dapat dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya dimana masyarakat berdaya dan mandiri dalam mengelola berbagai potensi yang
mereka miliki dalam mencapai kesejahteraannya. Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto 2007: 37-41 menyatakan bahwa ada 5 argumentasi mengapa pemberdayaan
masyarakat untuk dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan pembangunan Indonesia.
Pertama, demokratisasi proses pembangunan. Konsep pemberdayaan dipercaya mampu
memjawab tantangan pelibatan aktif setiap warga negara baca: rakyat dalam proses pembangunan, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasinya. Salah satu pendekatan untuk mendemokratisasikan proses pembangunan adalah memberikan peluan sebesar-besarnya kepada lapisan
masyarakat paling bawah grass-root, baca: rakyat miskin untuk terlibat dalam pengalokasian sumber daya pembangunan. Inilah hakikat konsep pembangunan
yang diarahkan oleh rakyat atau dalam istilah lain disebut pembangunan yang digerakkan oleh masyarakat community-driven development. Proses ini diyakini
mampu menjadi wahana pembelajaran pencerdasan bagi rakyat untuk mengenali kebutuhannya serta melaksanakan dan melestarikan upaya memenuhi
kebutuhannya itu. Penerapan konsep pemberdayaan dengan demikian mempunyai efek samping dalam bentuk mampu memberikan jalan terlaksananya
penyelenggaraan ketatanegaraan secara baik.
Kedua, penguatan peran organisasi kemasyarakatan lokal. Konsep pemberdayaan
dipercaya mampu menjawab tantangan bagaimana melibatkan organisasi kemasyarakatan lokal berfungsi dalam pembangunan. Organisasi kemasyarakatan
lokal merupakan pemegang peran sentral terjadinya perubahan sosial karena
Universitas Sumatera Utara
merekalah yang paling mengerti karakter lapisan masyarakat bawah. Dalam mekanisme manajemen pembangunan modern, peran mereka harus
diorganisasikan secara hierarkis agar informasi tentang situasi terkini dapat dijalin secara multiarah, baik vertikal maupun horizontal. Peran organisasi
kemasyarakatan dalam mendampingi rakyat miskin sangat bervariatif, mulai sebagai inisiator, katalisator, hingga fasilitator.
Ketiga, penguatan modal sosial. Konsep pemberdayaan diyakini mampu menggali dan
memperkukuh ikatan sosial diantara warga negara baca: warga masyarakat. Penguatan modal sosial mengandung arti pelembagaan nilai-nilai luhur yang
bersifat universal, yaitu kejujuran, kebersamaan, dan kepedulian. Penguatan modal sosial merupakan motivasi dasar setiap kegiatan yang dapat menjadi spirit
pemacu perwujudan tujuan pemberdayaan itu sendiri. Proses pemberdayaan dengan sendirinya mampu menciptakan kultur masyarakat yang mandiri,
menciptakan hubungan harmonis diantara rakyat serta antara rayat dengan pamong praja.
Keempat, penguatan kapasitas birokrasi lokal. Konsep pemberdayaan secara khusus
diyakini mampu meningkatkan fungsi pelayanan publik dan pemerintahan khusunya kepada penduduk setempat. Konsep pemberdayaan memaksa jajaran
rakyatnya agar rakyat dapat memperoleh dan memenuhi kebutuhan hidupnya baik fisik maupun nonfisik secara mudah. Dalam proses pemberdayaan – akhirnya
– karena rakyatnya bertambah cerdas, pada akhirnya mereka mampu memaksa para penyelenggara pelayanan publik dan pemerintahan untuk belajar memahami
dan melayani rakyatnya lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Kelima, mempercepat penanggulangan kemiskinan. Konsep pemberdayaan dalam
bentuknya yang paling menonjol diyakini dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan, yaitu meninngkatkan kesejahteraan rakyat miskin, karena dalam
pendekatan pemberdayaan ini para penyelenggara poembangunan – baik pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan – dituntut memberikan pemihakan
dan perlindungan kepada rakyat miskin. Pemihakan dilakukan dengan senantiasa mengalokasikan suumber daya pembangunan untuk rakyat miskin. Karakter lokal
harus menjadi landasan dalam pemihakan agar antara berpeluang dan aspirasi dapat terartikulasikan secara baik. Perlindungan dilakukan dengan senantiasa
membela rakyat miskin dalam berbagai aspeknya yang positif. Rakyat miskin harus senantiasa dilindungi dan didampingi agar memiliki kekuatan untuk meraih
mengakses sumber daya ekonomi. Oleh karena itu, peran pendamping sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan ini.
Lebih lanjut, kita perlu memperhatikan penyataan berikut: 1 tidak semua pendudukmempunyai usaha atau melakukanmemiliki pekerjaan tertentu; dan 2 tidak
semua penduduk mempunyai usaha atau melakukanmemiliki pekerjaan tertentu, memiliki penghasilan yang mencukupi kebutuhan konsumsinya dan konsumsi untuk seluruh anggota
keluarganya. Dengan demikian, kita dapat mengatakan: 1 apabila penduduk yang mempunyai
usaha atau melakukanmemiliki pekerjaan tertentu mempunyai penghasilan yang kurang dari kebutuhan konsumsinya termasuk konsumsi seluruh anggota keluarganya
berdasarkan kebutuhan minimum lokal, ia dapat dikategorikan sebagai penduduk miskin;
Universitas Sumatera Utara
dan 2 apabila penduduk miskin tidak mempunyai usaha atau tidak melakukanmemiliki pekerjaan tertentu sehingga tidak mempunyai penghasilan, ia dapat dikategorikan sebagai
penduduk miskin parah. Agar penduduk miskin baca: anggota rumah tangga miskin menjadi tidak miskin lagi,
meraka memerlukan sesuatu yang dapat memberikan penghasilan atau sesuatu yang dapat meringankan beban konsumsinya. Dalam rangka memberikan peluang bagi penduduk
miskin agar dapat mempunyai usaha atau melakukanmemiliki pekerjaan tertentu sehingga dapat mempunyai penghasilan, kita dapat memberikan peluang pekerjaan yang dapat
menambahmemberikan penghasilan. Untuk dapat menjalankan kebijakan pembangunan yang baik dan berkelanjutan,
maka diperlukan proses pemberdayaan masyarakat yang baik juga agar tujuan-tujuan pembangunan yang ingin diwujudkan dapat terlakasa sesuai rencana.
4. Pembentukan Desa a. Pengertian Pembentukan Desa