Betti Agustina : Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, 2009.
USU Repository © 2009
Dimana saat inilah saat yang rawan status gizi yang perlu mendapatkan perhatian dari orang tua. Mengigat masih tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada bayi
dan anak usia 12 – 24 bulan. Tahun 2005 diberikan PMT kepada keluarga miskin berupa bubur untuk bayi usia 6 – 11 bulan dengan rasa beras merah, kacang hijau dan
pisang serta PMT berupa biskuit untuk anak usia 12 – 24 bulan. Dengan Pemberian Makanan Tambahan PMT diharapkan akan terjadi peningkatan status gizi balita
melalui revitalisasi posyandu di masing-masing daerah Depkes, 2005. Berdasarkan penelitian Azharni 2006 mengatakan bahwa PMT sangat
berpengaruh terhadap status gizi balita. Dimana terdapat 28 balita yang menderita gizi buruk setelah mendapatkan PMT 14 orang 50 diantaranya mengalami
perubahan status gizi menjadi status gizi baik.
2.6. Kerangka Konsep
Gambar 2.1. Kerangka konsep dampak pemberian makanan tambahan pemulihan
terhadap status gizi balita gizi kurang Status Gizi
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
PMTP Sebelum PMTP
- Konsumsi Energi dan Protein
Sesudah PMTP - Konsumsi Energi dan
Protein Status Kesehatan
Betti Agustina : Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, 2009.
USU Repository © 2009
Konsumsi energi dan protein dan status gizi dapat ditanggulangi dengan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP. Sedangkan konsumsi energi dan
protein sesudah PMTP dapat mempengaruhi status gizi dan status kesehatan.
Betti Agustina : Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan menggunakan rancangan One Group Pretest dan Postest, dimana rancangan ini tidak menggunakan
kelompok pembanding kontrol tetapi sudah dilakukan observasi pertama pretest yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi
setelah adanya perlakuan Notoatmodjo, 2002.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau. Alasan pemilihan lokasi adalah :
a. Tingginya prevalensi gizi kurang pada balita di Kabupaten Rokan Hulu
sebesar 17,5. Dari 14 kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu, Kecamatan Tambusai merupakan kecamatan yang mempunyai prevalensi gizi kurang
yang tertinggi yaitu sebesar 8,75. b.
Daerah yang mendapatkan program penanggulangan kasus gizi kurang dan gizi buruk.
3.2.3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai bulan Juni 2009.
Betti Agustina : Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, 2009.
USU Repository © 2009
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi adalah semua balita usia 6 sampai 59 bulan yang berstatus gizi kurang di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu
Propinsi Riau, sebanyak 48 balita.
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi total sampling yang berjumlah 48 balita.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dapat dibagi atas data primer dan data sekunder:
3.4.1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari ibu yang mempunyai balita gizi kurang yang meliputi umur balita, jenis kelamin dan jenis makanan yang dikonsumsi selama
2 hari. Data berat badan BB dan tinggi badan TB yang diukur oleh penelitipetugas kesehatan di puskesmas.
3.4.2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari Puskesmas yang meliputi jumlah balita gizi kurang dan buruk serta data dari kelurahan adalah gambaran sosiodemografi Kabupaten
Rokan Hulu.
3.5. Defenisi Operasional
1. Status gizi kurang balita sebelum PMTP adalah keadaan berat badan balita
menurut umur sebelum pemberian makanan tambahan pemulihan.
Betti Agustina : Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, 2009.
USU Repository © 2009
2. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP meliputi :
• Jenis Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan yang dibedakan atas :
a. Bubur : untuk anak berusia 6-11 bulan
b. Susu : untuk anak berusia 12-59 bulan
Tabel 3.1. Kandungan Gizi pada Makanan Tambahan Pemulihan bubur
dalam 100 gram
No Zat Gizi
Kadar Satuan
1. Energi
412 Kkal
2. Protein
15 Gram
3. Lemak
2,5 Gram
4. Asam Linoleat Omega 6
475 mg
5. Karbohidrat
17 Gram
6. Serat Pangan Larut
43 mg
7. Natrium
50 mg
8. Kalium
155 mg
9. Vitamin A
435 IU
10. Vitamin C 13,8
mg 11. Vitamin D
96,3 IU
12. Vitamin E 1,6
IU 13. Vitamin K
11 mcg
14. Vitamin B1 178
mcg 15. Vitamin B2
223 mcg
16. Vitamin B12 0,34
mcg 17. Niasin
1,1 mg
18. Asam folat 12,5
mcg 19. As.Pantotenat
0,7 mg
20. Kalsium 93,75
mg 21. Fosfor
97,5 mg
22. Magnesium 15,5
mg 23. Zat Besi
1,5 mg
24. Seng 1,13
mg 25. Iodium
15 mg
Sumber : SGM
Betti Agustina : Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 3.2. Kandungan Gizi pada Makanan Tambahan Pemulihan Susu dalam 100 gram
No Zat Gizi
Kadar Satuan
1. Energi
463,9 Kkal
2. Protein
21,6 Gram
3. Lemak
7 Gram
4. Karbohidrat
19 Gram
5. Gula
7 Gram
6. Natrium
98 mg
8. Kalium
329 mg
9. Vitamin A
500 IU
10. Vitamin C 50
mg 11. Vitamin D
75 IU
12. Vitamin E 40
IU 13. Vitamin K
140 mcg
14. Vitamin B1 0,4
mcg 15. Vitamin B2
75 mcg
16. Vitamin B3 35
mcg 17. Vitamin B6
0,5 mg
18. Vitamin B9 25
mcg 19. Vitamin B12
1,5 mg
20. Vitamin B5 50
mg 21. Kalsium
45 mg
22. Fosfor 50
mg 23. Magnesium
45 mg
24. Zat Besi 45
mg 25. Seng
35 mg
26. Iodium 55
IU Sumber : SGM
• Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan yang dibedakan atas :
a. 45 kotak per 3 bulan untuk anak yang mendapatkan makanan pemulihan
berupa bubur yang diberikan sebanyak 15 kotak dalam 1 bulan melalui kaderbidan desa di posyandu.
b. 30 kotak per 3 bulan untuk anak yang mendapatkan makanan pemulihan
berupa susu yang diberikan sebanyak 10 kotak dalam 1 bulan melalui kaderbidan desa di posyandu.
Betti Agustina : Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, 2009.
USU Repository © 2009
3. Status Gizi Balita sesudah PMTP adalah keadaan berat badan balita menurut
umur sesudah pemberian makanan tambahan pemulihan. 4.
Konsumsi energi dan protein sebelum dan sesudah PMTP adalah kuantitas energi kalori dan protein gram yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi dan
dihitung dengan menggunakan food recall.
3.6. Aspek Pengukuran