Betti Agustina : Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, 2009.
USU Repository © 2009
2.3.3. Upaya Penanggulangan Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Program perbaikan gizi makro diarahkan untuk menurunkan masalah gizi makro terutama mengatasi masalah kurang energi protein seperti didaerah miskin
baik di pedesaan maupun di perkotaan dengan cara: Retno, 2009 a.
Meningkatkan keadaan gizi keluarga b.
Meningkatkan partisipasi masyarakat c.
Meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas maupun di posyandu d.
Meningkatkan konsumsi energi dan protein pada balita gizi buruk. Strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi makro adalah:
melakukan pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi, pemberdayaan masyarakat di bidang gizi, pemberdayaan petugas dan subsidi langsung berupa dana
untuk pembelian makanan tambahan dan penyuluhan pada balita gizi kurang dan gizi buruk.
2.4. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan AKG adalah banyaknya masing- masing zat gizi essensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua
orang sehat untuk mencegah defisiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika dan keadaan fisiologis seperti
ibu hamil dan menyusui. Nilai AKG untuk semua zat gizi kecuali energi selalu ditetapkan lebih tinggi
daripada kecukupan rata-rata sehingga dapat dijamin, bahwa kecukupan hampir seluruh penduduk terpenuhi. Oleh karena itu asupan dibawah nilai AKG tidak berarti
selalu tidak cukup tetapi makin jauh dibawah nilai tersebut risiko untuk memperoleh
Betti Agustina : Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, 2009.
USU Repository © 2009
asupan tidak cukup meningkat. Khusus untuk energi, nilai kecukupannya ditaksir setara dengan nilai pakainya sebab asupan energi yang kurang maupun yang lebih
dari nilai pakainya akan memberikan dampak pada terganggunya kesehatan Almatsier, 2005
Tabel 2.2. Angka Kecukupan Gizi Energi dan Protein rata-rata yang dianjurkan rata-rata perorang perhari.
Gol. Umur BB
TB Energi
Protein
0-6 bulan 5,5
60 560
12 7-12 bulan
8,5 71
800 15
1-3 tahun 12
89 1220
23 4-5 tahun
18 108
1720 32
Sumber : Pudjiadi. S, 2003
2.5. Dampak Pemberian Makanan Tambahan PMT terhadap Status Gizi
Pertumbuhan anak balita memburuk mulai usia 4-6 bulan yang selanjutnya sulit untuk kembali ke keadaan normal dan akhirnya tetap buruk hingga usia 36
bulan. Gangguan pertumbuhan yang muncul pada anak umur 6 bulan disebabkan oleh praktik Pemberian Makanan Tambahan PMT yang tidak memenuhi kebutuhan gizi
tubuh, baik zat gizi makro energi dan protein maupun zat gizi mikro seperti zinc, zat besi, iodium dan vitamin A Rochyani, dkk, 2007.
Departemen Kesehatan RI pusat sejak tahun 2002 menetapkan kebijakan Pemberian Makanan Tambahan PMT buatan pabrik untuk anak usia 6 – 11 bulan
dari keluarga miskin. Selanjutnya pada tahun 2003 dengan menggunakan dana dekonsentrasi yang dialokasikan ke propinsi, pendistribusian PMT masih terus
dilanjutkan. Pemerintah sangat menaruh perhatian yang besar pada program ini khususnya pada pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak usia 6 – 24 bulan.
Betti Agustina : Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMTP Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau, 2009.
USU Repository © 2009
Dimana saat inilah saat yang rawan status gizi yang perlu mendapatkan perhatian dari orang tua. Mengigat masih tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada bayi
dan anak usia 12 – 24 bulan. Tahun 2005 diberikan PMT kepada keluarga miskin berupa bubur untuk bayi usia 6 – 11 bulan dengan rasa beras merah, kacang hijau dan
pisang serta PMT berupa biskuit untuk anak usia 12 – 24 bulan. Dengan Pemberian Makanan Tambahan PMT diharapkan akan terjadi peningkatan status gizi balita
melalui revitalisasi posyandu di masing-masing daerah Depkes, 2005. Berdasarkan penelitian Azharni 2006 mengatakan bahwa PMT sangat
berpengaruh terhadap status gizi balita. Dimana terdapat 28 balita yang menderita gizi buruk setelah mendapatkan PMT 14 orang 50 diantaranya mengalami
perubahan status gizi menjadi status gizi baik.
2.6. Kerangka Konsep