Pengolahan Tanah Fakhru Rozi

33

2.4.4 Kebutuhan air untuk pengolahan lahan palawija

Masa prairigasi diperlukan guna menggarap lahan untuk ditanami dan untuk menciptakan kondisi kelembaban yang memadai untuk persemaian tanaman. Jumlah air yang dibutuhkan tergantung pada kodisi tanah dan pola tanam yang diterapkan. Kriteria Perencanaan Irigasi mengusulkan air untuk pengolahan lahan sejumlah 50 - 120 mm untuk tanaman ladang dan 100 - 120 mm untuk tanaman tebu, kecuali jika terdapat kondisi-kondisi khusus misalnya ada tanaman lain yang segera ditanam setelah tanaman padi.

2.4.5 Penggunaan konsumtif tanaman palawija

Untuk menentukan penggunaan konsumtif cara yang digunakan seperti pada tanaman padi hanya koefisien tanaman yang berbeda. Nilai koefisien beberapa jenis tanaman yang direkomendasikan oleh Kriteria Perencanaan Irigasi seperti terlihat pada Tabel 4.6. Sedangkan nilai koefisien tanaman tebu diperlihatkan pada Tabel 4.7.

2.5. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah merupakan langkah pertama dalam mempersiapkan tanah bagi penanaman. Besarnya kebutuhan air untuk pengolahan tanaman padi tergantung dari : • Luas lahan yang harus dijenuhkan • Lamanya pengolahan tanah 34 • Besarnya evaporasi dan perkolasi yang terjadi Rumus perhitungan pengolahan tanah menggunakan metode yang dikembangkan Vaan De Goor Zijistra 1968 yaitu : LP = . – k k M e e 1 ………………………………………………………………….2.7 dimana : LP = Kebutuhan air untuk pengolahan tanah mmhari M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan mmhan = Eo + P c = Bilangan alam Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 x Eto selama penyiapan lahan mmhari P = Perkolasi mmhari K = M.T S T = Jangka waktu penyiapan lahan hari S = Kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm, yakni 200 + 50 = 250 mm 35 Tabel 2.4 Kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan M = Eo + P mmhari T = 30 hari T = 45 hari S = 250 mm S= 300 mm S = 250 mm S= 300 mm 5,0 5.5 6.0 6,5 7.0 7,5 8.0 8,5 9,0 9,5 10,0 10,5 11,0 11.1 1 1.4 11.7 12,0 12.3 12,6 13.0 13,3 13.6 14.0 14,3 14.7 15,0 12,7 13,0 13,3 13.6 13.9 14,2 14.5 14.8 15,2 15,5 15.8 16.2 16.5 8.4 8.8 9.1 9,4 9.8 10,1 10.5 10.8 11.2 11.6 12,0 12.4 12.8 9,5 9,8 10.1 10.4 10.8 11,1 11.4 11,8 12.1 12.5 12,9 13.2 13,6 Sumber : Standart Perencanaan Irigasi KP-01

2.5.1. Perkolasi

Perkolasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perhitungan besarnya kebutuhan air di sawah. Perkolasi adalah proses mengalirnya air dibawah permukaan tanah akibat adanya gaya gravitasi atau tekanan hidrostatik atau juga dari keduanya, dan suatu lapisan tanah ke lapisan tanah dibawahnya, hingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuhnya. Jenis air ini tidak dapat dimanfaatkan untuk tanaman. Perkolasi atau peresapan air kedalam tanah dibedakan menjadi dua, yaitu perkolasi vertikal dan perkolasi horizontal. 36 Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : • Sifat tanah • Air tanah • Keadaan medan Jadi perkolasi disini adalah kehilangan air yang dipengaruhi oleh keadaan fisik dilapangan. Besar angka perkolasi dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut ini Tabel 2.5. Tingkat Perkolasi Jenis Tanah Angka Perkolasi Padi mmhari Palawija mmhari Tekstur Berat Tekstur Sedang Tekstur Ringan 1 2 5 2 4 10 Sumber : Standart Perencanaan Irigasi KP-01

2.5.2 Penggantian Lapisan Air Water Layer Requirement = WLR

Penggantian lapisan air mi dimaksudkan untuk mengisi kembali lapisan air setelah dilakukan pemupukan. Penggantian ini dilakukan sebanyak 2 kali, masing- masing 50 mm 3,3 mmhari selama setengah bulan selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi.

2.5.3. Koefisien Tanaman

Besarnya koefisien tanaman yang diperlukan untuk menghitung evapotranspirasi tergantung dari jenis dan umur tanaman tersebut. Koefisien tanaman 37 ini merupakan faktor yang mencari besarnya air yang habis terpakai oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Dalam studi ini harga-harga koefisien tanaman padi dan palawija yang akan dipakai berdasarkan data-data dan FAO yang telah dipakai secara umum di Indonesia. Harga koefisien tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.6. Harga Koefisien Tanaman Bulan Padi Palawija Varietas Biasa Varietas Unggul Keledai K. Tanah Jagung 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10

1,05 0,95

0,00 1,10

1,10 1,05

1,05 0,95

0,00 0,50

0,75 1,00

1,00 0,82

0,45 0,50 0,51 0,66 0,85 0,95 0,95 0,95 0,55 0,55 0,50 0,95 0,96 1,05 1,02 0,95 Sumber : Standart Perencanaan Irigasi KP-01 Catatan - = untuk sisanya kurang dan 12 bulan - Umur kedelai = 85 hari - Umur kacang tanah = 130 hari - Umur jagung = 80 hari

2.5.4. Penggunaan Konsumtif

Penggunaan air yang dikonsumsi tanarnan tergantung pada data iklim dan koefisien tanaman pada tahap pertumbuhannya. Rumus yang dipakai adalah : 38 Etc = Kc x Eto ………………………………………………………….2.8 Dimana : Etc = Evapotranspirasi tanaman mmhari Kc = Koefisien tanaman Eto = Evapotranspirasi Penman Modifikasi mmhari

2.5.5. Pola Tanam

Dengan keterbatasan persediaan air, maka pengaturan pola tanam dan jadwal tanam perlu dilaksanakan untuk mengurangi banyaknya air yang diperlukan. Pola tanam adalah suatu sistem dalam menentukan jenis-jenis tanaman atau pergiliran tanaman pada suatu daerah tertentu yang disesuaikan dengan persediaan air yang ada dan dilaksanakan sesuai jadwal penanarnan yang ditetapkan. Alternatif pola tanam disusun dengan rnemperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Dengan membagi areal irigasi dalam beberapa golongan berdasarkan pertimbangan pemasokan air dan tenaga kerja yang tersedia 2. Jenis tanaman 39 Gambar 2.1 Pola Tanam J F M A M J J A S O N D 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 PADI PADI PALAWIJA 90 hari setelah 90 hari setelah 85 hari Transplantasi Transplantasi Untuk mempermudah perhitungan, pola tanam pada gambar 2.8 dibuat dalam bentuk skema seperti terlihat pada table 2.9. Masa tanam tidak serentak berperiode tengah bulanan dengan waktu bebas timelag satu setengah bulan, diandaikan mencakup 3 bulan yang disediakan untuk penyiapan lahan 45 hari. 40 Lapisan air setinggi 50 mm diberikan dengan jangka waktu satu setengah bulan, jadi kebutuhan air tambahan adalah 3,3 mmhari. Berdasarkan data-data yang diketahui dan skema pola tanam dengan koefisien tanaman, kebutuhan air untuk pola tanam yang diterapkan dapat dihitung. Selama jangka waktu penyiapan lahan 45 hari, air irigasi diberikan secara terus menerus dan merata untuk seluruh areal. Tidak dibedakan antara areal yang sudah ditanami atau areal yang masih dalam tahap penyiapan. 41 Tabel 2.7 Skema Pola Tanam Dengam Koefisien Tanaman Tabel 2.8 Penggantian Lapisan Air Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II C1 1.05

0.95 LP

1.10 1.10 1.05 1.05

0.95 0.50

0.75 1.00

1.00 0.82