Studi Perubahan Tujuan Perjalanan Masyarakat Kecamatan Sei Kepayang Pasca Pembangunan Jembatan Sungai Asahan

(1)

STUDI PERUBAHAN TUJUAN PERJALANAN

MASYARAKAT KECAMATAN SEI KEPAYANG

PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN SUNGAI ASAHAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk me le ngkapi syarat pe nye le saian pe ndidikan sarjana te knik sipil

Oleh

NURIDARIA BARUS 03 0404 062

BIDANG STUDI TEKNIK TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan ki Hadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, dengan judul : ”Studi Perubahan Tujuan Perjalanan Masyarakat Kecamatan Sei

Kepayang Pasca Pembangunan Jembatan Sungaim Asahan”.

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Teknik Sipil Departemen Teknik Sipil Univtas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. Ir. Bachrian Lubis, M.Sc, selaku ketua Departemen Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Ir. Perwira A Mulia Tarigan, M.Sc, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Jeluddin Daud, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan, masukan, serta bimbingan Tugas Akhir ini selesai dengan baik.

4. Bapak-bapak penguji yang telah memberi masukan dan waktu dalam

penyelesaikan Tugas Akhir saya ini.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

6. Khusus untuk kedua orang tua saya Bapak Mhd. Berlin Barus dan Ibu Farida Harahap yang telah memeberikan dukungan baik moril maupun materil serta memberikan apa yang terbaik bagi penulis, dengan segala kesabaran jiwa,


(3)

ketabahan, ketulusan hati memberikan cinta dan kasih sayang serta memberikan dorongan dan doa semoga mendapat rahmat dan hidayah dari Allah SWT.

7. Untuk adik saya tercinta, Rio Ardiansyah Barus yang selalu memberikan kasih sayangnya dan dukungannya.

8. Untuk Paman saya Bapak Mukhlis yang turut serta memberikan dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir.

9. Untuk Uda saya Bapak Hasdari Rangkuti, terima kasih atas dukungan dan masukan yang selama ini uda berikan dalam penyelesaikan Tugas Akhir ini. 10.Untuk saudara-saudara sepupu saya tersayang K’ Leni Harahap yang telah

membantu saya dalam survey dan terus memberikan dukungannya dari awal hingga selesainya Tugas Akhir ini.

11.Saudara-saudara sepupu saya lainnya : Kak Ii, Kak Ira, Kak Byute, Kak Nining, Bang Dudi, Bang Deni, Bang Isaf, Bang Riki, Bang Jack, Bang Dodo yang selalu memberikan dukungannya.

12.Seluruh teman-teman saya, 3a, Rika, Yenny, Riza, Lisa, Asep, Ilga, Dayul, Fina, Hamdi, Nova, Kak Tella dan untuk Wira terima kasih atas masukan dan dukungannya serta rekan-rekan mahasiswa ’03 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas batuan dan dukungannya.

13.Untuk anak-anak ”Yellow Kost” yang tersayang : Kak Erna, Kaka Rina, dan adikku Lina, Srik, Nela, Neli, Yaya, Ami dan Dian, terima kasih atas bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

14.Tidak lupa untuk ” Noe_Rental ”, terima kasih atas tempat dan waktunya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(4)

Dengan rendah hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisan maupun pembahasan, karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan refrensi yang dimiliki.

Sebagai penutup, diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian, agar kiranya kelak tulisan ini menjadi lebih baik dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2008 Penulis

Nuridaria Barus 03 0404 062


(5)

ABSTRAK

Didalam sejarah perkembangan manusia kita ketahui bahwa manusia atau sekelompok manusia selalu berhasrat untuk berpindah-pindah tempat, guna mendapatkan daerah-daerah yang dianggap sesuai bagi ketentraman dan kesejahteraan dirinya baik dalam hal mencari nafkah maupun menjalin hubungan dengan kelompok manusia lainnya. Dalam proses perpindahan tersebut manusia selalu membutuhkan prasarana jalan. Hampir tidak satupun dari kegiatan manusia yang tidak memerlukan jalan. Di daerah pedalaman sekalipun jalan merupakan prasarana yang harus ada. Prasarana tersebut berfungsi sebagai lintasan perlewatan lalu lintas bagi manusia dari suatu tempat ke tempat lain, dimana lalu lintas bagi manusia diartikan menyangkut semua benda dan makhluk yang melewati jalan tersebut.

Kebutuhan akan prasarana jalan tersebut dapat kita lihat di Kecamatan Sei Kepayang yang merupakan kecamatan yang masih terkesan jauh tertinggal dibanding dengan kecamatan lainnya yang ada di Kebupaten Asahan.

Kecamatan Sei Kepayang yang terdiri dari 17 Desa dan terdapat 7.983 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk 38.889 jiwa . Kebijaksanaan Pemerintah dalam membangun Jembatan Sungai Asahan yang menghubungkan Kecamatan Sei Kepayang dengan Kota Madya Tanjung Balai adalah merupakan tindakan yang sangat tepat. Karena dengan pembangunan jembatan ini, masyarakat menjadi sangat mudah dalam melakukan perjalanan sesuai dengan yang mereka inginkan. Untuk keperluan penelitian ini maka digunakan Metode Sampel Acak Berstrata sehingga diperoleh jumlah sampel yang mewakili total masyarakat yang melakukan perjalanan keluar dari Kecamatan Sei Kepayang sebanyak 293 Kepala Keluarga.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembangunan Jembatan Sungai Asahan sangat berpengaruh terhadap perjalanan masyarakat. Sebelum ada jembatan masyarakat jarang melakukan perjalanan namun setelah selesainya pembangunan jembatan masyarakat lebih sering keluar dari kecamatan. Perjalanan masyarakat tidak hanya ke Tanjung Balai namun masyarakat dapat melakukan perjalanan lebih jauh lagi seperti ke daerah Kisaran dan Labuhan Batu serta daerah lainnya. Pembangunan jembatan memberi dampak positif terhadap penggunaan angkutan darat yang semakin meningkat dan sebaliknya berpengaruh terhadap penggunaan angkutan sungai yang semakin berkurang.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

ABSTRAK...iv

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...vii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang...1

I.2. Maksud Dan Tujuan...4

I.3. Pembatasan Masalah...4

I.4. Manfaat Panelitian...5

I.5. Metodologi Penelitian...5

I.6. Sistematika Penulisan...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Gambaran Umum Karakteristik Perjalanan...9

II.1.1. Pengertian Karakteristik Perjalanan...9

II.1.2. Karakteristik Perjalanan Non – Spasial...10

II.1.3. Karakteristik Perjalanan Spasial...13

II.1.4. Tujuan Klasifikasi Perjalanan...19

II.2. Perubahan Sosial Umum Masyarakat Desa...24

BAB III DESKRIPSI WILAYAH STUDI III.1. Gambaran Umum Kabuparen Asahan...26

III.2. Gambaran Umum Kecamatan Sei Kepayang...33


(7)

III.2.2. Geografi dan Komposisi Penduduk Kecamatan Sei Kepayang...35

III.2.3. Pengaruh Pembangunan Jembatan Sungai Asahan...42

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1. Tinjauan Umum...43

IV.2. Pembuatan Daftar Quesioner...44

IV.3. Teknik Pengambilan Sampel...45

IV4. Penentuan Jumlah Sampel...46

IV.5. Pemilihan Lokasi Sampel...50

IV.6. Pelaksanaan Pengumpulan Data...57

VI.6.1. Waktu Pengambilan Sampel...57

VI.6.2. Ruang Lingkup Sampel...58

VI.6.3. Pemilihan Sampel...58

VI.6.4. Langkah-langkah Mewawancarai...60

BAB V ANALISA DATA V.I. Penyusunan Data...64

V.2. Metode Analisa Data...64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan...76

VI.2. Saran...78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan………29

Tabel 3.2 Jarak Ibukota Kecamatan Ke Ibukota Kabupaten (Kisaran)………..30

Tabel 3.3 Jumlah Desa Tertinggal Tiap Kecamatan Di Kabupaten Asahan Tahun 2006………..31

Tabel 3.4 Luas Wilayah dan Penduduk Kecamatan Sei Kepayang Menurut Desa Kelurahan Tahun 2006………32

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Kecamatan Sei Kepayang ………..37

Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama Tiap Desa Tahun 2006………..38

Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Menurut Suku Bangsa Tiap Desa Tahun 2006………..40

Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian……….41

Tabel 4.a Bilangan Random (8000 Angka)……….61

Tabel 4.b Bilangan Random (8000 Angka) (Lanjutan 1)……….62

Tabel 4.c Bilangan Random (8000 Angka) (Lanjutan 2)……….63

Tabel 5.1 Tabulasi Perjalanan Masyarakat Kecamatan Sei Kepayang Sebelum Ada Jembatan ………...65

Tabel 5.2 Pola Perjalanan Masyarakat……….66

Tabel 5.3 Daerah Tujuan Perjalanan Masyarakat ………...66

Tabel 5.4 Maksud Tujuan Perjalanan………...66


(9)

Tabel 5.6 Frekuensi Pola Perjalanan Masyarakat Menuju Labuhan Batu………67

Tabel 5.7 Tabulasi Pola Perjalanan Masyarakat Kecamatan Sei Kepayang Sesudah ada Jembatan Sungai Asahan………...68

Tabel 5.8 Frekuensi Pola Perjalanan Masyarakat………....68

Tabel 5.9 Daerah Tujuan perjalanan Masyarakat………...69

Tabel 5.10 Maksud Tujuan Perjalanan ………69

Tabel 5.11 Angkutan Yang Digunakan Masyarakat ………...69

Tabel 5.12 Frekuensi Pola Perjalanan Masyarakat Menuju Labuhan Batu………69

Tabel 5.13 Tabulasi Pengaruh Pembangunan Jembatan Sungai Asahan Terhadap Perubahan Fisik………...71

Tabel 5.14 Penggunaan ModaTransportasi Darat ………..71

Tabel 5.15 Penggunaan Moda Transportasi………16

T abel 5.16 Mobilitas Pendatang Menuju Kecamatan Sei Kepayang ……….72

Tabel 5.17 Tabulasi Pengaruh Pembangunan Jematan Sungai Asahan Terhadap Perubahan Masyarakat Kecamatan Sei Kepayang ………....74

Tabel 5.18 Pekerjaan Penduduk ……….74

Tabel 5.19 Penghasilan Penduduk………...74

Tabel 5.20 Masyarakat Yang Beralih Profesi Setelah Dibangunnya Jembatan……….75

Tabel 5.21 Perubahan Penghasilan Setelah Dibangun Jembatan ………...75

Tabel 5.22 Penduduk Yang Berminat Sekolah Diluar Kecamatan Sei Kepayang………..75


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi di bidang teknik sipil terbukti mampu merealisasi banyak impian-impian manusia dengan efisien. Walaupun keadaan tersebut relative telah tercapai tatapi kenyataan pengembangan teknologi dibidang teknik sipil tidak menemui suatu titik jenuh.

Dalam sejarah perkembangan manusia kita ketahui bahwa manusia atau sekelompok manusia selalu berhasrat untuk berpindah-pindah tempat, guna mendapatkan daerah-daerah yang dianggap sesuai bagi ketentraman dan kesejahteraan dirinya baik dalam hal mencari nafkah maupun menjalin hubungan dengan kelompok manusia lainnya. Dalam proses perpindahan tersebut manusia selalu membutuhkan prasarana jalan. Hampir tidak satupun dari kegiatan manusia yang tidak memerlukan jalan. Di daerah pedalaman sekalipun jalan merupakan prasarana yang harus ada.

Oleh karena kebutuhan hidup dan semakin berkembangnya populasi penduduk akan menumbuhkan keinginan diberbagai bidang, Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai segi antara lain dalam kebutuhan akan berbagai barang produksi dimana sebahagian pihak merupakan konsumen, yang mana diantara keduanya terdapat mata rantai kegiatan yang saling menunjang seperti transportasi, perdagangan, sosial budaya, jasa dan sebagainya. Dalam menunjang kelancaran kegiatan tersebut di atas, jalan merupakan prasarana yang paling penting, yang berfungsi sebagai lintasan perlewatan lalu lintas bagi manusia dari suatu tempat ke tempat lain, dimana lalu lintas bagi manusia diartikan menyangkut semua benda dan makhluk yang melewati jalan tersebut.


(11)

Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang memiliki beberapa pulau yang sangat besar yang saat ini sedang mengalami proses pembangunan. Sebahagian dari wilayah yang sedang dalam proses pembangunan ini terdampar di dataran tinggi dan dataran rendah. Pembangunan pada suatu jaringan jalan adalah relevansi dari upaya bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, sebab pembangunan jaringan jalan akan mempengaruhi secara langsung terhadap pertumbuhan perekonomian suatu negara. Jaringan jalan sudah merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam perkembangan taraf hidup sosial, dan tingkat kemajuan ekonomi suatu negara.

Sumatera yang secara geografis memiliki kedudukan strategis, memiliki potensi besar untuk berkembang. Luas Sumatera yang mnduduki peringkat kedua sesudah Kalimantan, memiliki sumber daya yang memungkinkan Sumatera berkembang pesat menyusul Pulau Jawa menjadikan Sumatera memiliki daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanamkan investasinya di Pulau ini.

Pulau Sumatera yang masih ditandai oleh terbatasnya prasarana transportasi jalan terutama yangt membentang dari selatan ke utara dean prasarana transportasi jalan yang kondisinya masih banyak berupa sungai, telah jauh banyak berubah. Diawalai dengan selesainya pembangunan jalan trans Sumatera yang membentang dari selatan ke utara, pembangunan prasarana transportasi jalan secara berangsur-angsur terus dilanju8tkan ke berbagai daerah.

Dilihat dari peranananya, transportasi jalan merupakan transportasi palig dominan dan memegang peranan penting. Pembangunan prasarana transportasi jalan terus dilaksanakan secara berkelanjutan karena disamping untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dimaksud juga untuk meransang pertumbuhan daerah-daerah yang berkembang.


(12)

Sistem transportasi darat dalam pengembangannya diarahkan untuk memenuhi sarana pembangunan transportasi yang ditargetkan untuk membantu perkembangan wilayah. Jadi perkembangan jaringan sistem tansportasi erat hubungannya dengan pengembangan wilayah. Transportasi darat mempunyai tiga transportasi yaitu : moda transportasi darat, moda transportasi kereta api dan moda transportasi sungai, danau dan penyebrangan. Disamping transportasi sungai , transportasi melalui air yang juga termasuk dalam kategori transportasi darat adalah penyeberangan berupa jembatan yang merupakan perpanjangan jalan.

Sesudah dengan perkembangan jembatan, jembatan dibuat untuk menghubungkan daerah-daerah yang dipisahkan oleh sungai, danau, bahkan selat. Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana. Namun jembatan ini tidak mampu bertahan lama karena kualitasnya kurang bagus. Jembatan ini seringkali mengalami kerusakan seperti patah, lapuk akan hujan dan panas serta mudah terbakar. Namun sesuai perkembangannya jembatan semakin lama semakin lebih baik.

Bertitik tolak dari penjelasan tersebut, maka banyak lintas penyebrangan yang telah dikembangan, termasuk lintas-lintas penyebrangan yang menghubungkan pulau yang satu dengan pulau-pulau kecil lainnya. Disamping itu, dibangun juga lintas penyebrangan yang menghubungakan kecamatan yang satu dengan kecamatan lainnya yang terpisahkan oleh sungai-sungai kecil.


(13)

1.2. Maksud dan Tujuan

Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan karakteristik wilayah studi, terutama kondisi dan karakteristik yang ada hubungannya dengan jaringan transportasi di wilayah studi.

Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tujuan perjalanan masyarakat Kecamatan Sei Kepayang yang terjadi setelah adanya pembangunan jembatan dalam wilayah studi. 2. Untuk mengetahui perubahan pola kehidupan masyarakat Kecamatan Sei

Kepayang setelah adanya pembangunan jembatan di wilayah studi tersebut. 3. Untuk mengetahui pengaruh pembangunan jalan terhadap perkembangan

wilayah studi.

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka perlu adanya batasan masalah, sebagaimana diutarakan berikut ini :

1. Pengaruh pembangunan Jembatan Sungai Asahan terhadap tujuan perjalanan masyarakat Kecamatan Sei Kepayang.

2. Variabel-variabel yang dipakai pada penelitian ini adalah :

• Perubahan perjalanan masyarakat sebelum (before) dan sesudah (after) adanya pembagunan jembatan meliputi :

1. Frekuensi masyarakat melakukan perjalanan. 2. Tujuan daerah perjalanan masyarakat.

3. Maksud masyarakat melakukan perjalanan. 4. Moda transportasi yang digunakan masyarakat.


(14)

• Pola kehidupan masyarakat sebelum dan sesudah adanya pembangunan Jembatan Sungai Asahan.

• Perubahan moda transportasi yang digunakan yaitu berkurangnya

penggunaan transportasi sungai dan bertambahnya penggunaan transportasi darat.

• Pengaruh pembangunan jembatan terhadap perkembangan wilayah studi.

1.4. Manfaat Penelitian

 Diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Asahan untuk mengadakan perbaikan jalan pedesaan yang masih banyak mengalami kerusakan, karena kondisi jalan sangat mempengaruhi perjalanan masyarakat. Disamping itu Pemerintah Daerah harus memperhatikan dan mencari jalan keluar untuk kehidupan masyarakat sebagai pengelola transportasi sungai di Kota Tanjung Balai.

 Penelitian ini bermanfaat sebagai menambah khasanah penelitian bagi Program Studi Teknik Sipil Sub Jurusan Transportasi Universitas Sumatera Utara untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan.

 Penelitian ini juga bermanfaat untuk menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti mengenai pola perjalanan masyarakat khususnya mengenai dampak pembangunan jembatan disuatu wilayah yang berpengaruh terhadap tujuan perjalanan masyarakat sebelum dan sesudah adanya pembangunan jembatan.

 Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama dimasa yang akan datang.


(15)

1.5. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah met;ode penelitian dengan ruang lingkup sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data Primer

Data ini diperoleh dengan mengadakan survey langsung di lapangan yang menjadi wilayah studi dengan menyebarkan quisioner secara random. Stuatu cara disebut random apabila tidak memilih –milih subjek untuk dijadikan sampel. Suatu sampel adalah sampel random, jika tiap-tiap subjek dalam suatu populasi diberi kesepakatan yang sama untuk dijadikan sampel. Pemgumpulan data dilakukan dengan menentukan jumlah dan distribusi sampel yang sesuai dengan daerah penelitian.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Sebelum dilakukan survey dilokasi penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data sekunder berupa data kependudukan dan data wilayah studi.

Pengumpulan data sekunder adalah merupakan data penelitian yang didapat dari berbagai instansi,antara lain : (Kantor Bappeda,Dinas PUD,BPS,Kantor Camat dan lain-lain) Kabupaten Asahan.

3. Analisa Data

Analiasa data yang digunakan adalah analisa deskriptif dengan memaparkan hasil pengolahan data yang telah ditabulasikan. Metode analisis ini digunakan untuk mendeskriptipkan data yang mencakup seluruh variabel-variabel penelitian. Melalui analisis ini diupayakn ntuk memperoleh gambaran-gambaran mengenai kecenderungan-kecenderungan yang terdapat pada responden sehubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ada.


(16)

1.6. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan menggunakan metode penulisan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang penelitian ini dibuat, maksud dan tujuan penelitian, pembatasan masalah,penelitian, manfaat dan metodologi penelitian , serta sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang uraian berbagai literatur yang relevan terhadap penelitian. Dalam hal ini menguraikan latar belakang masyarakat melakukan perjalanan.

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH STUDI

Berisikan tentang gambaran umum wilayah studi yang masih dalam ruang lingkup pembahasan.

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini serta proses pengumpulan data.

BAB V. ANALISA DATA

Berisikan tentang pengolahan data dan sajian data-data penerapan teknis yang sesuai dengan objek studi untuk mencapai tujuan dan sarana studi yang dimaksud.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan saran mengenai temuan-temuan penting untuk dijadikan masukan yang diperoleh dari penelitian ini.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Gambaran Umum Karakteristik Perjalanan II.1.1. Pengertian Karakteristik Perjalanan

Karakteristik, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka 1996, adalah sesuatu yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu.

Perjalanan merupakan pergerakan seseorang atau kendaraan dalam suatu daerah dengan satu atau beberapa moda, dan dengan asal serta satu tujuan. Dalam perjalanan, kita memperhatikan lintasan, alat angkut (kendaraan), kecepatan, dan semua yang terjadi atau kita lihat sepanjang lintasan itu (Alber, dkk, 1972, 236).

Sementara itu, perjalanan dilakukan dengan tujuan menikmati kegiatan perjalanan itu sendiri atau karena ada maksud tertentu (misalnya kegiatan jasa angkutan), selain tentu saja ada unsur pepergian didalamnya.

Pada saat kita melakukan perjalanan, misalnya mengendarai mobil bersama seseorang, maka menikmati apa yang terjadi atau yang kita lakukan sepanjang lintasan merupakan hal yang utama. Perjalanan adalah proses berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Pengadaan suatu perjalanan merupakan suatu fungsi dengan tiga faktor dasar, yaitu :

• Pola tata guna tanah dan pengembangan – pengembangan pada daerah penelitian.

• Karakteristik sosial ekonomi dari penduduk yang mengadakan perjalanan dari daerah penelitian.


(18)

• Sifat, jangkauan dan kemampuan dari sistem pengangkutan didaerah penelitian.

Deskrifsi dari ketiga faktor tersebut diatas dapat diperlakukan sebagai variabel – variabel yang memiliki ketergantungan satu dengan yang lainnya, serta dapat pula berubah berdasarkan letak geografisnya ataupun waktunya pada daerah penelitian.

II.1.2. Karakteristik Pergerakan Non-Spasial

Karakteristik pergerakan ini menyangkut pertanyaan–pertanyaan mengapa orang melakukan perjalanan, kapan orang melakukan perjalanan dan menggunakan sarana angkutan apa.

Beberapa karakteristik dasar dari pergerakan yang dapat kita sebut dengan istilah non-spasial (tanpa batas ruang) yang oleh Ofyar Z.Tamin, 1997, hal 13-15 mengemukakan bahwa pergerakan yang terjadi berkaitan dengan :

II.1.2.1. Sebab terjadinya pergerakan

Biasanya maksud perjalanan dikelompokkan sesuai dengan ciri dasarnya, yaitu yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan agama. Jika ditinjau lebih jauh lagi akan dijumpai kenyataan bahwa lebih dari 90% perjalanan berbasis tempat tinggal artinya : mereka memulai perjalanannya dari tempat tinggal (rumah) dan mengakhiri perjalanannya kembali kerumah.

II.1.2.2. Waktu terjadinya pergerakan

Waktu terjadinya pergerakan sangat tergantung pada kapan seseorang melakukan aktifitasnya sehari-harinya. Dengan demikian, waktu perjalanan sangat tergantung pada maksud perjalanan. Perjalanan ketempat kerja atau perjalanan dengan maksud bekerja biasanya merupakan perjalanan yang dominan, dan arena itu sangat


(19)

penting diamati secara cermat. Karena pola kerja biasanya dimulai jam 08.00 dan berakhir pada jam 16.00, maka waktu perjalanan untuk maksud perjalanan kerja biasanya mengikuti pola kerjanya.

Dalam hal ini kita dapati bahwa pada pagi hari, sekitar jam 06.00 sampai jam 08.00, dijumpai begitu banyak perjalanan untuk tujuan bekerja, dan pada sore hari sekitar jam 16.00 sampai jam 18.00 dijumpai banyak perjalanan dari tempat kerja ke rumah masing – masing. Karena jumlah perjalanan dengan maksud bekerja ini merupakan jumlah yang dominan, maka kita dapatkan bahwa kedua waktu terjadinya perjalanan dengan tujuan bekerja ini menghasilkan waktu puncak pergerakan.

Disamping kedua puncak tersebut, dijumpai pula waktu puncak lainnya, yaitu sekitar jam 12.00 sampai 14.00 pada saat itu para pekerja pergi untuk makan siang dan kembali lagi pada kantornya masing – masing. Tentu saja jumlah perjalanan yang dilakukan pada siang hari ini tidak sebanyak pada pagi atau sore hari mengingat makan siang terkadang dapat dilakukan di kantor atau kantin di sekitar kantor.

Perjalanan yang lainnya adalah perjalanan dengan maksud berbelanja. Karena kegiatan berbelanja ini tidak mempunyai waktu khusus, dan pelakunya bisa melakukannya kapan pun selama toko atau pasar buka, maka tidak ada pola khusus untuk perjalanan dengan maksud belanja ini, pada umumnya berupa pola menyebar. Meskipun terdapat juga puncak pada pagi dan sore hari, puncak ini tidak terlalu nyata.

Jadi, jika ditinjau secara keseluruhan. Pola perjalanan setiap hari di suatu kota pada dasarnya merupakan gabungan dari pola perjalanan untuk maksud bekerja, pendidikan, berbelanja dan kegiatan sosial lainnya. Pola perjalanan yang diperoleh dari penggabungan ketiga pola perjalanan di atas terkadang disebut juga pola variasi harian,


(20)

yang menunjukkan tiga waktu puncak, yaitu waktu puncak pagi, waktu puncak siang, dan waktu puncak sore.

II.1.2.3. Jenis sarana angkutan yang digunakan

Studi-studi transportasi biasanya mengkaji perjalanan dalam bentuk jenis transportasi yang dipergunakan atau apa yang disebut sebagai “pembagian moda atau model split”. Dengan membagi data perjalanan kedalam moda –moda yang berbeda, para perencana dan perekayasa angkutan dapat menaksir kebutuhan jasa angkutan untuk masing-masing moda dan merencanakannya sesuai dengan permintaan tersebut.

Dalam melakukan perjalanan, orang biasanya dihadapkan pada pilihan jenis angkutan yakni berjalan kaki, menggunakan angkutan pribadi, ataupun menggunakan angkutan umum. Dalam menentukan pilihan jenis angkutan, orang mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu maksud perjalanan, jarak tempuh, biaya, dan tingkat kenyamanan. Meskipun dapat diketahui faktor yang dapat menyebabkan seseorang dapat memilih jenis moda yang digunakan, pada kenyataannya sangatlah sulit merumuskan mekanisme pemilihan moda ini.

Dari hasil survey yang pernah dilakukan di Jakarta pada tahun 1987 terlihat bahwa moda yang paling umum dugunakan dalam perjalanan di dalam kota adalah berjalan kaki, becak, sepeda motor, kendaraan pribadi taksi dan bus kota. Dari semua jenis moda angkutan umum tersebut terlihat bahwa yang paling dominan adalah perjalanan dengan moda angkutan bus, disusul oleh taksi dan paratransit. Jika kita bandingkan dengan salah satu kota di Amerika Serikat, akan didapatkan pola yang hampir sama. Dari hasil penelitian di Chicago diperoleh kenyataan bahwa perjalanan dengan maksud pendidikan merupakan 10 % dari seluruh jumlah perjalanan, sekitar 70 % dari perjalanan tersebut dilakukan dengan berjalan kaki, 15 % dengan bus, dan 10 %


(21)

dengan mobil atau sepeda motor. Perjalanan ke tempat kerja mencakup 20 % dari jumlah seluruh perjalanan, 80 % dilakukan dengan mobil pribadi, sepeda motor dan bus, dan hanya 20 % dengan berjalan kaki.

Dari data tersebut jelas terlihat bahwa ditinjau dari maksud perjalanan, sebahagian besar perjalanan dengan maksud bekerja dilakukan oleh orang dewasa yang memiliki kendaraan dan mengemudikannya sendiri ke tempat kerja. Karena anak – anak tidak memiliki dan tidak dapat mengemudi sendiri, mereka berjalan kaki atau naik bus ke sekolah.

II.1.3. Karakteristik Pergerakan Spasial

Konsep yang paling mendasar dari studi-studi transportasi adalah berupa hubungan antara distribusi ruang (spasial) dari perjalanan dan distribusi spasial dari tata guna lahan yang terdapat dalam suatu daerah perkotaan. Perjalan-perjalanan dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu, sedangkan lokasi kegiatan tersebut ditentukan oleh pola tata guna lahan tersebut.

II.1.3.1. Ciri Pergerakan

Seperti yang dijelaskan, perjalanan terjadi karena manusia melakukan aktifitas ditempat yang berbeda dengan daerah tempat mereka tinggal. Artinya, keterkaitan antar wilayah ruang sangat berperan dalam menciptakan perjalanan. Jika suatu daerah sepenuhnya terdiri dari lahan tandus tanpa tumbuhan dan sumber daya alam, dapat diduga bahwa pada daerah tersebut tidak akan timbul perjalanan mengingat di daerah tersebut tidak mungkin timbul aktivitas. Juga, tidak akan pernah ada keterkaitan ruang antara daerah tersebut dengan daerah lainnya.


(22)

Konsep paling mendasar yang menjelaskan terjadinya perjalanan selalu dikaitkan dengan pola hubungan antara perjalanan dengan tata guna lahan yang terdapat dalam suatu wilayah. Dalam hal ini, konsep dasarnya adalah bahwa suatu perjalanan dilakukan untuk melakukan kegiatan tertentu di lokasi yang dituju, dan lokasi kegiatan tersebut ditentukan oleh pola tata guna lahan kota terseb

II.1.3.2. Pola Perjalanan Orang

Perjalanan terbentuk karana adanya aktifitas yang dilakukan, bukan ditempat tinggal sehingga pola sebaran tata guna lahan suatu kota akan sangat mempengaruhi pola perjalanan orang. Dalam hal ini pola penyebaran yang sangat berperan adalah sebaran dari daerah industri, perkantoran dan permukiman.

Pola sebaran dari ketiga jenis tata guna lahan ini sangat berperan dalam menentukan pola perjalanan orang, terutama peralanan daengan maksud bekerja. Tentu saja sebaran untuk pertokoan dan areal pandidikan juga berperan. Tetapi, mengingat keduanya tidak signifikan, pola sebaran pertamalah yang sagat mempengaruhi pola parjalanan orang.

Jika ditinjau lebih jauh terlihat bahwa makin jauh dari pusat kota, kesempatan kerja lebih rendah, dan sebaliknya kapadatan perumahan makin tinggi. Tingkat perjalanan yang muncul dari setiap daerah kearah pusat kota sebenarnya menunjukkan hubungan antara kapadatan penduduk dengan kesempatan kerja, yang kondisinya sangat tergantung pada jarak lokasi daerh yang bersangkutan kepusat kota.

Pada lokasi yang kepadatan penduduknya lebih tinggi daripada kesempatan kerja yang tersedia, terjadi surplus penduduk, dan mereka harus melakukan perjalanan ke pusat kota untuk bekerja. Di sini terlihat sedikit kesempatan kerja yang berakibat makin banyak perjalanan yang terjadi antara daerah tersebut yang menuju pusat kota.


(23)

Dari penelitian di London memperlihatkan bahwa pusat kesempatan kerja tertinggi dipusat kota dan disepanjang koridor-koridor jalan uatama yang mengarahkan keluar darti pusat perdagangan. Disekeliling daerah yang tinggi jumlah kesempatan kerja ini adalah berupa daerah-daerah perumahan utama kota yang tingkat kesempatan

kerjanya jauh lebih rendah.

II.1.3.3. Pola Perjalanan Barang

Berbeda dangan pola perjalanan orang, pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh aktifitas produksi dan konsumsi, yang sangat tergantung pada sebaran pola tata guna lahan permukiman (konsumsi), serta undustri dan pertanian. Selain itu, pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh pola rantai distribusi yang menghubungkan pusat produksi ke daerah konsumsi.

Beberapa kajian menunjukkan bahwa 80 % dari perjalanan barang yang dilakukan di kota menuju ke daerah perumahan, ini menunjukkan bahwa perumahan merupakan daerah konsumsi yang dominan.

Meskipun demikian perlu dicatat bahwa jumlah perjalanan yang besar itu hanya merupakan 20 % dari total jumlah kilometer perjalanan. Hal ini menunjukkan bahwa pola perjalanan barang lebih didominasi oleh perjalanan menuju daerah lainnya, yaitu daerah pusat distribusi ( pusat pasar ) atau ke daerah industri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di tinjau dari jumlah kilometer perjalanan, perjalanan barang menuju daerah dari daerah industri merupakan yang terbesar, yaitu perjalanan yang cukup panjang. Jadi, sangatlah jelas bahwa pola menyeluruh dari perjalanan barang sangat tergantung pada sebaran tata guna lahan yang berkaitan dengan daerah industri, daerah pertanian, dan daerah permukiman.


(24)

II.1.4. Tinjauan Klasifikasi Perjalanan

Adapun klasifikasi dari perjalanan yaitu :

1. Berdasarkan tujuan perjalanan : Perjalanan ketempat kerja

Untuk perjalanan jenis ini, pelayanan angkutan umum hendaknya memenuhi sejumlah syarat, yaitu dapat meminimumkan waktu jadi angkutan umum tersebut harus cepat dan tepat waktu, menjamin martabat yaitu mampu menjaga harkat dan martabat pengguna angkutan umum perkotaan, khususnya untuk perjalanan jarak jauh mampu menyediakan pelayanan makanan dan ruang kerja yang layak.

Oleh karena orang-orang mulai bekerja pada waktu yang hampir bersamaan (mayoritas sama), kebutuhan milai bekerja pada waktu itu tinggi. Di kebanyakan kota

Central Bussines Distrik ( CBD )

yang merupakan tempat kerja bagi banyak orang dan semua jenis angkutan umum penuh sekali mengangkut oaring - orang yang bekerja dipagi hari akan memuncak.

Disiang hari dan sore hari masalah yang timbul karena orang perlu pulang ke rumah setelah orang pulang bekerja. Bagaimanapun puncak kebutuhan ini biasanya tidak begitu tinggi karena :

• Orang – orang mengakhiri pekerjaan pada waktu yang berbeda.

• Orang – orang dapat memilih waktu jika pulang kerja (sedang mereka dapat memilih sewaktu masuk kerja).

Pada sore hari orang – orang dapat menunda pulang kerumah dengan demikian mereka dapat menggunakan alat angkut yang paling murah. Yang sering terjadi adalah pelayanan dengan menggunakan bis. Hasilnya adalah pelayanan bis mungkin mengangkut lebih banyak orang pada waktu kembalinya daripada mengangkut pada


(25)

waktu pagi hari, tetapi waktu angkutan pulang yang memuncak ini terpancar pada waktu periode yang lebih lama.

Perjalanan untuk berbelanja

Perkembangan pusat – pusat perbelanjaan, membangkitkan kebutuhan angkutan, terlebih jika orang berbelanja jauh dari tempat tinggalnya. Bagaimanapun orang babas untuk memilih apakah mereka mangadakan perjalanan atau tidak dan kapan mereka melakukan perjalanan

Perjalanan untuk rekreasi

Masing – masing orang yang tidak mempunyai angkutan sendiri akan memerlukan angkutan umum untuk mengadakan rekreasi seperti mengunjungi teman dan sanak keluarga, pergi menonton pertandingan olah raga dan sebagainya. Orang bebas memilih apakah mereka pergi atau tidak. Bagaimanapun jika mereka menghendaki menonton pertandingan, mereka harus pergi pada waktu yang ditetukan sering menimbulkan kebutuhan angkutan umum yang memuncak.

Perjalanan dengan alasan sosial

Beberapa perjalanan penumpang adalah untuk alas an sosial. Misalnya mengunjungi teman atau sanak keluarga di rumah sakit, menghadiri pemakaman dan sebagainya. Walaupun jumlah perjalanan demikian biasanya hanya merupakan bagian yang kecil dari seluruh perjalanan yang menggunakan angkutan penumpang umum, untuk masing – masing orang hal ini adalah sangat penting.

Jika menilai hasil guna angkutan umum penumpang yang ada di suatu kota atau daerah, kita harus menguji apakah angkutan untuk kebutuhan sosial itu tersedia.


(26)

Perjalanan untuk ke sekolah atau kuliah

Seperti orang pergi ke kantor, sekolah dan mahasiswa tidak mempunyai pilihan apakah mereka pergi ke sekolah dan kapan. Jika semua sekolah dan perguruan tinggi mulai dan mengakhiri pelajarannya pada waktu yang sama, akan terdapat kebutuhan angkutan umum yang memuncak.

Dua tujuan pertama (bekerja dan pendidikan) disebut tujuan pergerakan utama yang merupakan keharusan untuk dilakukan oleh setiap orang setiap hari, sedangkan tujuan perjalanan lain sifatnya hanya pilihan dan tidak rutin dilakukan. Perjalanan berbasis bukan rumah tidak selalu harus dipisahkan, ini dikarenakan jumlahnya kecil, 15 – 20 % dari total perjalanan yang terjadi.

2. Berdasarkan waktu

Perjalanan biasanya dikelompokkan menjadi perjalanan pada jam sibuk dan perjalanan pada jam tidak sibuk. Proporsi perjalanan yang dilakukan oleh setiap tujuan perjalanan sangat berfruktasi atau bervariasi sepanjang hari.

3. Berdasarkan jenis barang

Hal ini merupakn salah satu jenis pengelompokan yang paling penting karena perilaku pergerakan individu sangat dipengaruhi oleh atribut sosial ekonomi.

Atribut yang dimaksud adalah :

a. Tingkat pendapatan : biasanya terdapat tiga tingkat pendapatan di Indonesia yaitu : tinggi, menengah, dan rendah.

b. Tingkat pemilikan kendaraan : biasanya terdapat empat tingkat yaitu : 0, 1, 2, atau lebih dari dua kendaraanper rumah tangga.


(27)

II.1.5. Faktor – faktor Utama Yang Mempengaruhi Perjalanan II.1.5. 1. Faktor Pola Tata Guna Lahan

Tata guna lahan merupakan faktor yang penting dalam penentuan karakteristik penduduk suatu daerah. Pemakaian tanah yang berlainan akan menghasilkan jumlah perjalanan yang berlainan pula, yang pada akhirnya akan memberikan karakteristik yang berbeda. Karena penelitian ini difokuskan kepada pergerakan orang yang bekerja , dimana rumah merupakan awal pelaksanaan perjalanan, maka tata guna tanah untuk kawasan perumahan yaitu luasan kawasan perumahan adalah faktor yang harus dipertimbangkan dapat meningkatkan perjalanan atau malah menjadi penghambat pengadaan suatu perjalanan.

Kawasan perumahan diharapkan akan menghasilkan lebih banyak perjalanan daripada kawasan terbuka yang mana tingkat kepadatan rumahnya jarang. Sebaliknya, daerah dengan kepadatan rendah mungkin merupakan daerah pemukiman dari msyarakat dengan kelas ekonomi yang tinggi, yang dapat menghasilkan sejumlah besar perjalanan mobil pribadi. Nilai tingkatan penghuni dan jenis unit perumahan akan mempengaruhi perjalanan. Asumsi yang paling penting dilkukan dalam perencanaan transportasi adalah bahwa jumlah perjalanan tergantung pada tata guna tanah.

Demikian pula untuk daerah kegiatan - kegiatan komersil (pusat perdagangan) dalam hubungannya dengan tata guna tanah, dapat meningkatkan minat (destinasi) untuk mengadakan perjalanan.

Dengan tata guna tanah yang berlainan akan menghasilkan kegiatan berbeda pula sesuai dengan tata guna tanah tersebut. Untuk kegiatan yang berbeda ini, diduga mengakibatkan karakteristik perjalanan dari dan ke daerah tersebut berbeda dengan yang lainnya.


(28)

II.1.5.2. Faktor Ukuran dan Komposisi Keluarga

Perjalanan merupakan fungsi dari kegiatan manusia,karena tentu ada hubungan antara jumlah anggota keluaraga dengan frekuensi perjalanan yang terjadi. Keterkaitan antara seorang anggota keluarga dengan ynag lainnya akan menghasilkan frekuensi perjalanan yang ada.

Penelitian yang pernah dalakukan di California mengenai distribusi jumlah perjalanan, menyatakan bahwa rata – rata frekuensi perjalanan seseorang akan bertambahnya jumlah anggota keluarga yang tinmggal di rumahnya.

Demikian pula halnya dengan factor komposisi keluarga merupakan hal yang penting menjadi bhan pertimbangan. Misalnya bila suami dan istri bekerja, maka perjalanan akan lebih banyak dibandingkan bila hanya suami atau istri saja yang bekerja. Bila jumlah anggota keluarga yaitu anak – anak banyak yang masih sekolah atau kuliah, maka jumlah perjalanan dengan tujuan sekolah akan semakin besar. Demikian pula bila jumlah anggota keluarga yang bekerja lebih besar maka trip dengan tujuan bekerja akan menjadi besar pula.

II.1.5.3. Kepemilikan Kendaraan Bermotor

Dalam memenuhi kebutuhan dalam melakukan perjalanan, dipengaruhi juga oleh tersedianya fasilitas atau sarana untuk itu. Kepemilikan kendaraan bermotor atau jumlah kendaraan yang tersedia untuk digunakan anggota keluarga menjadi faktor pendorong dalam pengadaan perjalanan.

Keluarga yang memiliki lebih dari satu kendaraan bermotor cenderung lebih banyak mengadakan perjalanan daripada keluarga yang hanya memiliki satu kendaraan bermotor saja. Kendaraan bermotor merupakan suatu sarana yang mudah, maka satu keluarga yang memiliki fasilitas ini akan meningkatkan lebih banyak perjalanan


(29)

daripada suatu keluarga yang tidak memilikinya. Dengan alasan yang sama maka diasumsikan bahwa semakin banyak jumlah kendaran bermotor dalam satu keluarga akan meningkatkan perjalanan.

Faktor jaringan transportasi umum juga terkait dengan faktor kepemilikan kendaraan bermotor ini, dalam pengertian bahwa kekurangan dalam faktor kepemilikan kendaraan bermotor dalam keluarga umumnya ditanggulangi dengan menggunakan transportasi umum. Masalahnya dalam karakteristik perjalanan adalah jangkauan ( dalam hal ini jarak dan waktu ) terhadap lintasan transportasi umum tersebut dari rumah.

II.1.5.4. Pekerjaan Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga yang bekerja penting bagi analisa terjadinya perjalanan, karena ada hubungannya dengan pergerakan ketempat pekerjaannya tersebut. Pekerjaan merupakan sumber penghidupan keluarga dan untuk menuju ke tempat pekerjaan tersebut akan terjadi perjalanan. Bagaimanapun faktor pekerjaan merupakan salah satu indikator terciptanya perjalanan bagi orang yang tidak bekerja ( misalnya yang masih dalam pendidikan).

II.1.5.5. Pendapatan Keluarga

Kemampuan untuk membayar suatu perjalanan mempengaruhi jumlah perjalanan dalam keluarga. Harus disadari bahwa bagaimana sederhananya bentuk suatu pengadaan perjalanan akan tetap memerlukan biaya, atau dapat diorientasikan terhadap ada tidaknya biaya untuk itu.

Secara teoritis, semakin besar tingkat pendapatan keluarga maka akan semakin besar pula produksi perjalanan yang akan dilakukannya. Demikian pula, pendapatan


(30)

keluarga ini cendrung berbanding lurus dengan tingkat kepemilikan kendaraan bermotor.

II.1.5.6. Faktor Lain yang Mempengaruhi Perjalanan

Tingkat usia di kelompokkan dari objek penelitian di maksudkan untuk menganalisa terjadinya perjalanan atas dasar pertimbangan bahwa kelompok umur yang berlainan akan menghasilkan kebutuhan dan karakteristik yang berbeda pula. Misalnya, kelompok umur dibawah 27 tahun lebih banyak melakukan perjalanan dengan tujuan pendidikan dan rekreasi. Sementara orang dengan usia lanjut tidak dapat diharapkan menghasilkan perjalanan sebanyak yang dihasilkan oleh mereka yang masih muda. Demikian pula tingkat pendidikan dipertimbangkan menjadi faktor yang mempengaruhi perjalanan karena pada tingkat penddikan yang berbeda diduga jumlah perjalanan yang terjadi juga akan berbeda.

II.1.5.7. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

Memilih moda angkutan di daerah perkotaan bukanlah proses acak, melainkan dipengaruhi oleh faktor kecepatan, jarak perjalanan, kenyamanan, kesenangan, biaya, keandalan, ketersediaan moda, ukuran kota, serta usia, komposisi, dan status sosial-ekonomi pelaku perjalanan. Semua faktor ini dapat berdiri sendiri – sendiri atau saling bergabung ( Bruton, 1975,170 ). Beberapa faktor yang dapat dikuantifikasikan cenderung diabaikan dalam analisis pilihan moda, dengan pengertian pengaruhnya kecil atau dapat diwakili oleh beberapa peubah lain yang dapat dikuantifikasikan.


(31)

Berdasarkan ciri perjalanan ada dua faktor pokok yang termasuk dalam kategori ini yakni jarak perjalanan dan tujuan perjalanan.

1. Jarak Perjalanan

Jarak perjalanan mempengaruhi orang dalam menentukan pilihan moda. Hal ini dapat diukur dengan tiga cara popular, yaitu jarak fisik udara, jarak fisik yang diukur sepanjang lintasan yang dilalui, dan jarak yang diukur dengan waktu perjalanan. Untuk perjalanan jarak pendek, orang mungkin dapat memilih menggunakan sepeda, sedangkan untuk perjalanan jauh menguinakan bus.

Lama waktu tempuh dari pintu ke pintu ( tempat asal sebenarnya ke tempat tujuan akhir ) adalah ukuran waktu yang lebih banyak dipilih, karena dapat merangkum seluruh waktu yang bersangkut – paut dengan perjalanan tersebut. (Bruton, 1975, 171).

Makin dekat jarak tempuh, pada umumnya orang akan cenderung memilih moda yang paling praktis, bahkan mungkin memilih berjalan saja. Gambaran berikut ini, walau pun didasarkan penelitian di Zurich (Overgaard, 1966, 93), dapat terjadi dimana saja.

2. Tujuan Perjalanan

Tujuan perjalanan juga mempengaruhi pemilihan moda. Pengalaman menunjukkan adanya keterkaitan antara jumlah pemakai angkutan umum dan tujuan perjalanan. Untuk tujuan tertentu, ada yang memilih menggunakan kereta ulang–alik meski pun memiliki kendaraan sendiri. Dengan alasan lain, sejumlah orang lain memilih menggunakan bus.


(32)

II.2. Perubahan Sosial Umum Masyarakat Desa II.2.1. Teori Evolusioner

Semua masyarakat mengalami perubahan terus menerus. Teori evolusioner berpandangan bahwa semua masyarakat mengalami tahap-tahap perkembangan yang sama dan menuju ke tahap perkembangan akhir (mungkin juga ideal), yakni tahap dimana evolusi sosial berakhir. Teori siklus berpandangan bahwa semua masyarakat melalaui siklus perubahan, yan g akhirnya kembali ke titik awal, lalu mengulangi siklus yang sama.

Perubahan geografis dapat melahirkan perubahan sosial yang besar. Migrasi kesuatu lingkungan baru sangat sering menimbulkan perubahan dalam segi kehidupan sosial. Perubahan dalam segi jumlah dan komposisi penduduk selalu menimblkan perubahan sosial. Karena keterpencilan (isolation) menghalangi perubahan dan kontak lintas budaya (cross-clutural contacts) mendorong lahirnya perubahan, maka tentu saja kelompok-kelompokyang secara fisik dan secara sosial terpencil akan mengalami perubahan yang lebih sedikit. Stuktur masyarakat juga mempengaruhi perubahan : masyarakat tradisional yang sangat konformis atau masyarakat yang kebudayaannya sangat terintegrasi lebih mudah mengalami perubahan daripada masyarakat individualistis yang permisif dan berkebudayaan kurang terintegrasi.

II.2.2. Perubahan Penduduk

Perubahan penduduk merupakan suatu perubahan sosial. Masyarakat yang terletak di persimpangan jalan lalu-lintas dunia selalu merupakan pusat perubahan. Karena kebanyakan unsur budaya masuk melalui difusi, maka masyarakat yang terdekat hubungannya dengan masyarakat lain cenderung mengalami perubahan tercepat pula. Pada zaman dahlu ketika transportasi darat memegang peran penting, wilayah yang


(33)

dilewati jalur darat yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa merupakan pusar perubahan peradapan. Kemudian keberadaan kapal layar mengalihkan pusat peradapan itu ke daerah di sekitar laut Mediterania, dan selanjutnya meyebar kepesisir barat laut Eropa. Daerah-daerah yang memiliki kontak budaya terbanyak meruoakan pusat-pusat perubahan.

Sebaliknya, daerah yang terisolasi merupakan pusat kestabilan, konservatisme, dan penolakan terhadap perubahan. Hampir semua suku yang sangat primitip juga merupakan suku-suku yang amat terisolasi.


(34)

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH STUDI

III.1. Gambaran Umum Kabupaten Asahan

Kabupaten Asahan merupakan salah satu kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Ibu kotanya berada di Kisaran. Kabupaten ini memiliki wilayah seluas 462.441 Ha (4.624,41 Km2 ) yang terdiri dari 20 kecamatan dan 276 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk pada Tahun 2006 adalah sebesar 1.024.752 jiwa.

Secara geografis Kabupaten Asahan terletak pada 2003’00”–3026’00” Lintang Utara (LU) dan 90001’00”–100000’00” Bujur Timur (BT).

Secara administrasi Kabupaten Asahan dibatasi oleh :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagei.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dan Labuhan Batu.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka.

III.1.1. Topografi

Topografi Kabupaten Asahan terletak pada ketinggian 0-200 m diatas permukaan laut, terdiri dari daerah pesisir pantai sampai kawasan perbukitan. Berdasarkan data BPS Kabupaten Asahan dalam angka tahun 2006, jumlah hari hujan adalah 126/hari dengan curah hujan sebesar 2164 mm.


(35)

Di daerah Kabupaten Asahan mengalir beberapa sungai yang diantaranya : Sungai Serdang, Sungai Gambus, Sungai Tanjung, Sungai Pare-pare dan Sungai Asahan. Keberadaan sungai tersebut merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air untuk irigasi dan budidaya ikan tawar.

Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, daerah Asahan termasuk daerah yang beriklim tropis. Sesuai dengan iklim tropis, maka daerah ini memiliki 2 (dua) musim yaitu : musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.

Kabupaten Asahan memiliki 20 Kecamatan, diantaranya terdapat Kecamatan yang paling luas wilayahnya yaitu : Kecamatan Bandar Pulau, dengan luas wilayah 735 Km2, sementara jumlah penduduk yang paling besar adalah di Kecamatan Lima Puluh yakni : 84.818 jiwa.

Berikut nama-nama Kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan :

1. Kecamatan B.P.Mandoge 2. Kecamatan Bandar Pulau

3. Kecamatan Pulau Rakyat

4. Kecamatan Aek Kuasan 5. Kecamatan Sei Kepayang 6. Kecamatan Tanjung Balai 7. Kecamatan Simpang Empat 8. Kecamatan Air Batu


(36)

10.Kecamatan Meranti 11.Kecamatan Air Joman 12.Kecamatan Tanjung Tiram 13.Kecamatan Sei Balai 14.Kecamatan Talawi 15.Kecamatan Lima Puluh 16.Kecamatan Air Putih 17.Kecamatan Sei Suka 18.Kecamatan Medang Deras 19.Kecamatan Kisaran Barat 20.Kecamatan Kisaran Timur


(37)

Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan beserta luas wilayah dan jumlah penduduknya diberikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Kecamatan Tahun 2006

No. Kecamatan Luas/Area

(Km2)

Penduduk (Jiwa)

1. B.P.Mandoge 651,00 32.063

2. Bandar Pulau 735,00 52.448

3. Pulau Rakyat 250,99 31.243

4. Aek Kuasan 181,01 43.023

5. Sei Kepayang 464,00 38.899

6. Tanjung Balai 55,61 33.394

7. Simpang Empat 226,55 52.243

8. Air Batu 190,71 70.067

9. Buntu Pane 435,50 52.857

10. Meranti 284,96 61.974

11. Air Joman 155,00 59.106

12. Tanjung Tiram 173,79 59.004

13. Sei Balai 109,88 34.111

14. Talawi 89,80 54.087

15. Lima Puluh 239,55 84.818

16. Air Putih 72,24 46.609

17. Sei Suka 171,47 51.116

18. Medang Deras 65,47 44.970

19. Kisaran Barat 32,96 56.751

20. Kisaran Timur 38,92 65.969

ASAHAN 4.624,41 1.024.752 Sumber : Buku Saku Statistik Kabupaten Asahan 2007


(38)

Disamping itu penduduk Kabupaten Asahan lebih banyak tinggal di pedesaan daripada di daerah perkotaan. Untuk lebih jelasnya jarak masing-masing Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten Asahan (Kisaran) dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Jarak Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten (Kisaran) No. Kota

Kabupaten

Kota Kecamatan

Ibukota Kecamatan Jarak

1. Kisaran

B.P.Mandoge B.P.Mandoge 46

2. Bandar Pulau Aek Songsongan 60

3. Pulau Rakyat Pulau Rakyat Pekan 44

4. Aek Kuasan Aek Loba Pekan 52

5. Sei Kepayang Sei Kepayang 34

6. Tanjung Balai Bagan Asahan 36

7. Simpang Empat Simpang Empat 13

8. Air batu Air Batu 38

9. Buntu Pane Sei Silau 18

10. Meranti Meranti 14

11. Air Joman Binjai Serbangan 10

12. Tanjung Tiram Tanjung Tiram 31

13. Sei Balai Sei Balai 19

14. Talawi Labuhan Ruku 28

15. LimaPuluh Lima Puluh 39

16. Air Putih Indra Pura 57

17. Sei Suka Sei Suka/Deras 83

18. Medang Deras Pangkalan Dodek 90

19. Kisaran Barat Kisaran Barat 0

20. Kisaran Timur Kisaran Timur 0


(39)

Kabupaten Asahan memiliki 20 (dua puluh) Kecamatan yang terdiri dari 276 Desa/Kelurahan, 13 (tiga belas) desa diantaranya adalah desa tertinggal. Untuk lebih jelasnya data jumlah desa tertinggal tiap kecamatan di Kabupaten Asahan dapat di lihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3

Jumlah Desa Tertinggal Tiap Kecamatan di Kabupaten Asahan Tahun 2006 No. Kecamatan Desa/Kelurahan Desa Tertiggal

1. B.P.Mandoge 8 0

2. Bandar Pulau 18 2

3. Pulau Rakyat 13 0

4. Aek Kuasan 11 0

5. Sei Kepayang 17 2

6. Tanjung Balai 8 1

7. Simpang Empat 12 0

8. Air Batu 17 0

9. Buntu Pane 15 0

10. Meranti 18 0

11. Air Joman 11 0

12. Tanjung Tiram 12 3

13. Sei Balai 11 0

14. Talawi 13 0

15. Lima Puluh 27 0

16. Air Putih 13 2

17. Sei Suka 13 0

18. Medang Deras 14 3

19. Kisaran Barat 13 0

20. Kusaran Timur 12 0

Jumlah Seluruhnya 276 13 Sumber : Buku Saku Statistik Kabupaten Asahan 2007


(40)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa masih banyak desa-desa yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Desa-desa tertinggal tersebut tersebar di beberapa kecamatan diantaranya : Kecamatan Bandar Pulau, Kecamatan Sei Kepayang, Kecamatan Tanjung Balai, Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Air Putih dan Kecamatan Medang Deras dsb.

Dalam hal ini pembangunan jaringan jalan sangat berperan dalam mengatasi masalah tersebut. Kecamatan Sei Kepayang yang merupakan salah satu kecamatan yang masih terisolir dibanding dengan kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Asahan, terdiri dari 17 (tujuh belas) desa, 2 (dua) desa diantaranya masih termasuk desa tertinggal.

Sehubungan dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembangunan jaringan jalan berupa jembatan yang menghubungkan Kecamatan Sei Kepayang dengan Kota Madya Tanjung Balai.

III.2. Gambaran Umum Kecamatan Sei Kepayang III.2.1. Sejarah Singkat Kecamatan Sei Kepayang

Menurut sejarah, asal mula nama Kecamatan Sei Kepayang adalah berawal dari perjalanan Raja Margolang dari Tapanuli Utara menuju Kerajaan Sultan Asahan melalui Sungai Nantalu dan Persembahan sekitar pada tahun 1916. Dalam perjalanan tersebut rombongan Raja Margolang beristirahat dikawasan hilir Sungai Asahan tepatnya di kuala menemukan beberapa tumbuhan hutan rawa yang pohonnya berdaun lebar, serta mempunyai buah yang sangat elok rasanya pahit dan dapat memabukkan bila dimakan. Kemudian rombongan Raja Margolang memberi nama tumbuhan hutan tersebut pohon Kepayang.


(41)

Dalam perkembangan daerah ini dapat dikatakan Kecamatan Sei Kepayang tak obahnya bak seperti buah Kepayang, rasanya pahit dibuang sayang.

{Dikutip Dari : Tugas Akhir (Studi Kasus Kec. Sei Kepayang), Mhd.Sitorus, Universitas Asahan Tahun 2004}

III.2.1.1. Zaman Penjajahan Belanda

Pada masa penjajahan Belanda wilayah Kecamatan Sei Kepayang termasuk dalam wilayah kekuasaan Sultan Asahan yang bernama Abdul Jalil yang berkedudukan di Indra Sakti Tanjung Balai, dan kekuasaannya tersebar sampai kewilayah Batu Bara.

Berdasarkan data yang ada pada Kantor Camat Sei Kepayang bahwa pada tahun 1931 dibentuk Pemerintahan yang kedudukannya sama dengan Bupati sekarang yang disebut Regent Asahan, dimana pelaksanaan Pemerintahannya di pegang oleh Sultan Asahan. Pada masa Pemerintahan Regent T. H. Alang Yahya wilayah Regent Asahan dibagi atas beberapa Distrik, dimana Kecamatan Sei Kepayang dan Kecamatan Simpang Empat termasuk di dalam wilayah Tanjung Balai yang dipimpin oleh keluarga Sultan Asahan yaitu :

1. Tengku Abdul Majid ( 1931-1935 ) 2. Tengku Adnan ( 1935-1942 )

III.2.1.2. Zaman Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang Kondisi Pemerintah di kecamatan Sei Kepayang hampir sama dengan pada masa Penjajahan Belanda, yang mana Distrik Tanjung Balai merupakan perpanjangan tangan penguasa Militer Jepang untuk melaksanakan kepentingannya sampai ke desa–desa di seluruh wilayah Kecamatan Sei Kepayang.


(42)

III.2.1.3. Setelah Kemerdekaan

Sampai pada tahun 1946 Distrik Tanjung Balai masih ada, tetapi tidak lagi berfungsi sebagai penggerak roda Pemerintahan. Disebabkan terjadinya revolusi fisik total yang banyak menelan korban jiwa., dimana seluruh keluarga yang ada hubungannya dengan Sultan Asahan menjadi sasaran massa.

Pada tahun 1947 Distrik Tanjung Balai berobah menjadi Kewedaan Tanjung Balai yang membawahi Asisten Wedana Air Zoman, Asisten Wedana Simpang Empat dan Asisten Wedana Sei Kepayang. Kemudian sampai pada tahun 1973 Asisten Wedana Sei Kepayang berobah menjadi Kecamatan Sei Kepayang sampai saat ini.

III.2.2. Geografi dan Komposisi Penduduk Kecamatan Sei Kepayang

Kecamatan Sei Kepayang merupakan salah satu dari 20 (dua puluh) Kecamatan yang ada di Kabupaten Asahan, dan berada pada Asahan bawah dengan jarak tempuh 34 Km dari Kisaran, dengan Luas Wilayah ± 46.400 Ha (464 km) melintang dari Utara ke Selatan terdiri dari 17 Desa, 161 Dusun, 220 RT, 105 RW. Secara geografis Kecamatan Sei Kepayang terletak pada ketinggian 3,85 dari permukaan laut, dengan temperatur 240-350 C.

Letak Kecamatan Sei Kepayang yang diapit oleh Sungai Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu secara administrasi di batasi oleh :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Tanjung Balai dan Kecamatan Simpang Empat. (peta lokasi studi terlampir)


(43)

Kecamatan Sei Kepayang terdiri dari 17 desa diantaranya sebagai berikut :

1. Desa Perbangunan 2. Desa Pertahanan 3. Desa Bangun Baru 4. Desa Sei Sembilang 5. Desa Sei Paham

6. Desa Sei Kepayang Kanan 7. Desa Sei Kepayang Tengah 8. Desa Sei Kepayang Kiri 9. Desa Sei Lendir

10.Desa Sei Tualang Pandau 11.Desa Sei Serindan

12.Desa Sei Jawi-jawi 13.Desa Sei Nangka 14.Desa Sei Lunang 15.Desa Sei Pasir 16.Desa Sarang Helang


(44)

Untuk lebih jelasnya nama-nama desa di Kecamatan Sei Kepayang beserta luas wilayah dan jumlah penduduknya dapat di lihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.4

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Sei Kepayang Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2006

No. Desa/Kelurahan Luas/Area (HA)

Penduduk/ Jiwa

1 Perbangunan 5.987 3.647

2 Pertahanan 2.982 2.174

3 Bangun Baru 3.482 1.391

4 Sei Sembilang 3.732 3.263

5 Sei Paham 4.062 4.312

6 Sei Kepayang Kanan 4.482 2.154

7 Sei Kepayang Tengah 2.833 3.160

8 Sei Kepayang Kiri 1.657 1.303

9 Sei Lendir 1.432 327

10 Sei Tualang Pandau 1.532 2.131

11 Sei Serindan 1.232 1.906

12 Sei Jawi-jawi 1.182 3.262

13 Sei Nangka 1.257 4.347

14 Sei Lunang 1.902 1.582

15 Sei Pasir 3.382 1.568

16 Sarang Helang 2.182 1.111

17 Sei Tempurung 3.082 1.259

Jumlah Seluruhnya 46.400 38.899 Sumber : Kantor Desa se Kecamatan Sei Kepayang


(45)

Jumlah penduduk Kecamatan Sei Kepayang pada Tahun 2006 berjumlah 38.899 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 7983 KK terdiri dari Laki-laki 19.311 jiwa, Perempuan 19.588 jiwa.

Untuk lebih jelasnya data jumlah penduduk Kecamatan Sei Kepayang menurut usia dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.5

Jumlah Penduduk Kecamatan Sei Kepayang Menurut Usia Tahun 2006

No. Usia Jumlah Penduduk (Jiwa)

1. 0-4 5.212

2. 5-9 4.494

3. 10-14 4.646

4. 15-19 3.752

5. 20-24 3.358

6. 25-29 3.076

7. 30-34 2.535

8. 35-39 2.499

9. 40-44 1.919

10. 45-49 1.569

11. 50-54 1.155

12. 55-59 999

13. 60-64 967

14. 65+ 2.935

Jumlah Seluruhnya 38.899 Sumber : Kantor Desa se Kecamatan Sei Kepayang


(46)

Adapun komposisi penduduk menurut Agama dan Kepercayaan yang dianut oleh Masyarakat Kecamatan Sei Kepayang bermacam-macam, tetapi pada umumnya adalah penganut Agama Islam. Sedangkan penganut aliran kepercayaan tidak ada dijumpai dan dalam pelaksanaan kehidupan dan kerukunan antar sesama agama terpelihara dengan baik.

Dalam kehidupan bermasyarakat masih terasa adanya adat dan kebiasaan dari setiap suku dan agama namun tidaklah dominan. Hal tersebut hanya berlaku dalam kelompok masyarakat pada upacara-upacara tertentu seperti : perkawinan, kematian dan upacara adat lainnya. Maka untuk lebih jelasnya data jumlah pemeluk agama tiap desa di Kecamatan Sei Kepayang dapat kita lihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut :

Tabel 3.6

Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama Tiap Desa Tahun 2006

N

o Desa Islam Protestan Khatolik Budha Hindu Jumlah

1 Perbangunan 636 1.827 1.166 4 14 3.647

2 Pertahanan 1.050 598 526 - - 2.174

3 Bangun Baru 1.110 72 209 - - 1.391

4 Sei Sembilang 3.259 4 - - - 3.263

5 Sei Paham 4.262 15 35 - - 4.312

6 Sei Kep.Kanan 2.152 - - 2 - 2.154

7 Sei Kep.Tengah 3.160 - - - - 3.160

8 Sei Kep.Kiri 1.303 - - - - 1.303

9 Sei Lendir 327 - - - 327

10 Sei T.Pandau 2.131 - - - - 2.131

11 Sei Serindan 1.906 - - - - 1.906

12 Sei Jawi-jawi 3.259 - 3 3 - 3.262

13 Sei Nangka 4.240 30 57 57 6 4.347


(47)

N o

Desa Islam Protestan Khatolik Budha Hindu Jumlah

15 Sei Pasir 1.568 - - - - 1.568

16 Sarang Helang 1.113 - - - - 1.113

17 SeiTempurung 1.259 - - - - 1.259

JUMLAH 34.317 2.546 1.950 66 20 38.899 Sumber : Kantor Desa se Kecamatan Sei Kepayang

Begitu juga halnya dengan etnis dan suku yang terdapat di daerah ini, terdiri dari berbagai suku bangsa. Namun yang paling banyak adalah suku batak, sebab rata-rata penduduk Kecamatan Sei Kepayang adalah keturunan orang pendatang atau merantau dari Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan yang sudah dapat dipastikan memiliki Marga dan telah cukup lama berdomisili di daerah ini.

Sementara daerah ini adalah terdiri dari pesisir pantai yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Sudah barang tentu sebahagian orang menganggap penduduknya dihuni oleh mayoritas suku melayu.

Sementara ada juga suku lain yakni : Suku Jawa, Suku Aceh, Suku Banjar, Suku Minang dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya suku –suku yang ada di Kecamatan Sei Kepayang dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut :


(48)

Tabel 3.7

Jumah Penduduk Menurut Suku Bangsa Tiap Desa Tahun 2006

N o.

Desa Melayu Jawa Batak Minang Ban

jar

Aceh dll Jmlh

1 Perbangunan - 518 3082 2 22 - 23 3647

2 Pertahanan - 457 1679 - 21 - 17 2174

3 BangunBaru 217 938 191 - 12 20 13 1391

4 SeiSembilang 283 603 2318 20 27 12 - 3263

5 Sei Paham 466 776 2807 61 157 17 28 4312

6 Sei Kep.Kanan 623 522 861 - 92 27 29 2154

7 SeiKep.tengah 283 98 2779 - - - - 3160

8 Sei Kep.Kiri 258 63 931 46 - 5 - 1303

9 Sei Lendir 123 41 94 69 - - - 327

10 Sei T.Pandau 662 695 669 - 80 13 12 2131

11 Sei Serindan 656 346 892 - 9 1 2 1906

12 Sei Jawi-jawi 1048 887 1184 37 72 10 24 3262

13 Sei Nangka 10 981 2671 331 257 8 89 4347

14 Sei Lunang 694 377 291 87 76 20 37 1582

15 Sei Pasir 548 321 563 69 36 - 31 1568

16 Sarang Helang - 529 484 - 64 22 34 1113

17 SeiTempurung 264 191 645 49 77 10 23 1259

Jumlah 6135 8323 22141 771 1002 165 362 38.899 Sunber : Kantor Desa se Kecamatan Sei Kepayang


(49)

Berikutnya mengenai sumber mata pencaharian penduduk Kecamatan Sei Kepayang, terdiri dari Petani, Nelayan, Pedagang, Buruh Industri, Pengrajin, Pegawai Negeri/ABRI dan lain-lain.

Untuk lebih jelasnya mari kita lihat pada Tabel 3.8 sebagai berikut :

Tabel 3.8

Jumlah Penduduk Menurut Matapencaharian

No. Pekerjaan Rumah Tangga Jumlah Orang

1 Bertani 4.453 14.780

2 Nelayan 1258 4264

3 Wiraswasta

 Pedagang/Berniaga

 Listrik/Air Gas

 Penggalian

 Industri Kerajinan

275 3 1 117

354 3 1 197

4 Angkutan 189 352

5 Pegawai Negeri 296 329

6 ABRI/POLRI 2 4

7 Pegawai Swasta 4 60

8 Jasa Lainnya/Buruh 174 299

9 Pangangguran 8 22

Jumlah 6.780 20.665


(50)

Tabel 3.9

Luas Lahan dan Jumlah Hasil Pertanian Berdasarkan Jenis Tanaman Tahun 2006

No Desa Luas

(Ha)

Peruntukan Lahan Pertanian Coklat Karet Kelapa

Sawit

Kelapa (Kopra)

Pinang Padi

1 Perbangunan 5.987 5 - 396 260 - 1.707

2 Pertahanan 2.982 - 2 36 644 - 853

3 Bangun Baru 3.482 347 2 1.604 686 - 120

4 Sei Sembilang 3.732 - - 4 466 - -

5 Sei Paham 4.062 6 - 241 218 - 50

6 Sei Kep Kanan 4.482 2 - 16 2.206 - -

7 Sei Kep Tengah 2.833 - - 18 1.841 - -

8 Sei Kep Kiri 1.657 - - - 508 - -

9 Sei Lendir 1.432 - - 28 428 - -

10 Sei T Pandau 1.532 - - - 351 - -

11 Sei Serindan 1.232 - - - 166 - -

12 Sei Jawi-jawi 1.182 - - - 735 - -

13 Sei Nangka 1.257 - - - 157 - -

14 Sei Lunang 1.902 - - - 1.167 - -

15 Sei Pasir 3.382 - - 4 673 - -

16 Sarang Helang 2.182 - - 122 1.061 - -

17 Sei Tempurung 3.082 - - 15 828 17 -


(51)

III.2.3. Pengaruh Pembangunan Jembatan Sungai Asahan Terhadap Masyarakat Kecamatan Sei Kepayang

Masyarakat Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan merasa lega menyusul selesainya pekerjaan pembangunan Jembatan Sungai Asahan meskipun dalam proses pengerjaannya sempat menimbulkan polemik. Jembatan Sungai Asahan sepanjang 520 meter, dimana 230 meter milik Kota Tanjung Balai dan 290 meter milik Kabupaten Asahan. Pembangunan ini kerjasama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten Asahan dan Pemko Tanjung Balai.

Setelah selesainya pembangunan jembatan, masyarakat sudah dapat memanfaatkannya terutama untuk memasarkan hasil taninya ke Tanjung Balai, sekaligus membebaskan wilayah Kecamatan Sei Kepayang dari keterisoliran karena hanya dapat dijangkau menggunakan transportasi sampan tambang. Kecamatan Sei Kepayang yang terdiri dari 17 (tujuh belas) desa ini mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani dan nelayan. Namun kecamatan ini terkesan jauh tertinggal dibanding dengan kehidupan masyarakat kecamatan lainnya yang ada di Asahan karena mereka dipisahkan oleh Sungai Asahan.

Tujuan perjalanan masyarakat juga mengalami perkembangan, sebelum ada jembatan masyarakat jarang melakukan perjalanan keluar dari kecamatan. Hal ini terjadi karena sulitnya sarana transportasi. Masyarakat harus menggunakan sampan kotak, yang merupakan sarana satu-satunya karena tidak adanya jaringan jalan darat. Namun setelah dibangunnya Jembatan Sungai Asahan, tujuan perjalanan masyarakat semakin berkembang. Masyarakat tidak hanya malakukan perjalanan ke daerah Tanjung Balai melainkan ke Kisaran bahkan Kabupaten Labuhan Batu. Keberadaan jembatan sangat berpengaruh terhadap tujuan perjalanan masyarakat.


(52)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

IV.1. Tinjauan Umum

Dalam mencapai tujuan dari penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu. Pelaksanaannya secara garis besar dapat diberikan sebagai berikut :

1. Tahapan pertama adalah melakukan studi literatur dalam usaha memperoleh teori-teori yang berhubungan dengan penyelesaian tugas akhir ini.

2. Tahap kedua adalah menemukan jumlah dan distribusi sampel yang sesuai pada daerah penelitian. Sampel adalah sebahagian dari obyek atau individu-individu yang mewakili suatu sampel. Keterbatasan waktu, biaya, tenaga mendorong seorang peneliti untuk menggunakan sampel dalam penelitiannya.

3. Tahap ketiga adalah pengorganisasian data yang dibutuhkan, metode

penggumpulan data dan penyajian data yang diperoleh dari survey. Berdasarkan sumbernya data dapat di golongkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti. Data primer sangat berperan dalam mendukung tujuan penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang lebih dulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi-instansi terkait. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari Bappeda dan BPS Kabupaten Asahan, Kantor Camat dan Kantor Lurah di Kecamtan Sei Kepayang.

4. Tahap akhir adalah analisa data hasil survey untuk mengambil kesimpulan dari tujuan ini.


(53)

VI.2. Pembuatan Daftar Quesioner

Daftar yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pewawancara dalam melakukan pendataan dan mempermudah tiap anggota keluarga dalam mengisinya dan juga mempermudah pengisian tabel. Daftar yang dibuat berdasarkan variable-variabel yang terdiri dari :

A. Daftar karakteristik responden yang melakukan perjalanan, yang berisi : 1. Nama

2. Usia 3. Pekerjaan

4. Desa/Kelurahan Tempat Tinggal 5. Penghasilan

6. Jumlah Anggota Keluarga

B. Daftar variabel-variabel yang mempengaruhi masyarakat melakukan perjalanan, dengan meninjau apakah ada perubahan sebelum (before) dan sesudah (after) adanya pembangunan jembatan, hal ini dapat dilihat dari segi :

1. Frekuensi masyarakat melakukan perjalanan 2. Tujuan perjalanan masyarakat

3. Maksud masyarakat melakukan perjalanan 4. Moda transportasi yang digunakan masyarakat

C. Dari tujuan perjalanan masyarakat dapat dilihat pengaruhnya terhadap pola kehidupan masyarakat meliputi :

• Setelah adanya jembatan, akses keluar dari wilayah Kecamatan Sei Kepayang lebih sering dilakukan masyarakat.


(54)

• Semakin mudahnya masyarakat keluar dari wilayah Kecanatan Sei Kepayang maka semakin banyak kemajuan yang dirasakan masyarakat tersebut.

D. Moda atau sarana angkutan yang digunakan juga mengalami perubahan meliputi

 Berkurangnya jumlah moda transportasi sungai antara lain : sampan kotak dan boat.

 Bertambahnya jumlah moda transportasi darat antara lain : bus, mini bus, becak, sepeda motor dan sebagainya.

E. Pengaruh pembangunan jalan terhadap perkembangan wilayah meliputi :

 Semakin meningkatnya aktifitas ekonomi masyarakat.

 Pendidikan masyarakat semakin berkembang.

 Terbukanya jenis-jenis lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat.

 Pendapatan daerah semakin meningkat, maka dengan meningkatanya

pendapatan daerah semakin meningkat pula kesejahteraan masyarakat setempat.

VI.3. Teknik Pengambilan Sampel

Mengingat karakteristik sosial ekonomi penduduk di Kecamatan Sei Kepayang umumnya heterogen, maka teknik pengambilan sampel yang dipergunakan adalah

Stratified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata).

Sampel acak berstrata adalah cara pengambilan sampel dengan terlebih dahulu membuat penggolongan populasi menurut ciri geografi tertentu dan setelah digolongkan lalu ditentukan jumlah sampel dengan sistem pemilihan secara acak.


(55)

Dalam penelitian ini, kriteria pengambilan sampel dengan pembagian berdasarkan letak wilayah di Kecamatan Sei Kepayang.

Sehingga pada penelitian ini ditetapkan pada Desa Perbangunan s/d Desa Sei Tempurung.

IV.4. Penentuan Jumlah Sampel

Dari data sekunder diperoleh banyaknya jumlah rumah tangga yang tinggal di Kecamatan Sei Kepayang dan melakukan perjalanan keluar melalui Jembatan Sungai Asahan adalah sebagai berikut :

01. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Perbangunan adalah sebanyak 610 KK 02. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Pertahanan adalah sebanyak 451 KK 03. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Bangun Baru adalah sebanyak 328 KK 04. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Sembilang adalah sebanyak 572 KK 05. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Paham adalah sebanyak 875 KK 06. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei.Kep.Kanan adalah sebanyak 537 KK 07 .Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa S.Kep.Tengah adalah sebanyak 718 KK 08. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei.Kep.Kiri adalah sebanyak 301 KK 09. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Lendir adalah sebanyak 163 KK 10. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei.T.Pandau adalah sebanyak 306 KK 11. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Serindan adalah sebanyak 439 KK 12. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Jawi-jawi adalah sebanyak 624 KK 13. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Nangka adalah sebanyak 642 KK 14 .Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Lunang adalah sebanyak 399 KK 15. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Pasir adalah sebanyak 290 KK


(56)

16. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sarang Helang adalah sebanyak 356 KK 17. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa S. Tempurung adalah sebanyak 372 KK

Sehingga total jumlah Kepala Keluarga yang ada di Kecamatan Sei Kepayang adalah 7.983 KK.

Untuk mengetahui sampel dari jumlah Kepala Keluarga yang diambil dan dapat mewakili suatu populasi. Data sekunder yang diperoleh dari Kecamatan Sei Kepayang adalah sebagai berikut :

01. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Perbangunan adalah 0001-0610 KK 02. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Pertahanan adalah 0611-1061 KK 03. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Bangun Baru adalah 1062-1389 KK 04. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Sembilang adalah 1390-1961 KK 05. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Paham adalah 1962-2836 KK 06. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei.Kep.Kanan adalah 2837-3373 KK 07. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa S.Kep.Tengah adalah 3374-4091 KK 08. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei.Kep.Kiri adalah 4092-4392 KK 09. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Lendir adalah 4393-4555 KK 10. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei.T.Pandau adalah 4556-4861 KK 11. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Serindan adalah 4862-5300 KK 12. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Jawi-jawi adalah 5301-5924 KK 13. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Nangka adalah 5925-6566 KK 14. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Lunang adalah 6567-6965 KK 15. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sei Pasir adalah 6966-7255 KK 16. Jumlah Kepala Keluarga untuk Desa Sarang Helang adalah 7256-7611 KK 17. Jumlah Kepala Kelurga untuk Desa Sei Tempurung adalah 7612- 7983 KK


(57)

Untuk mengetahui besarnya sampel yang diambil dan dapat mewakili suatu populasi, maka digunakan rumus Dixon dan B.Leach sebagai berikut :

n =

[

C

V Z×

]

2 Dimana :

n = jumlah sampel

Z = Tingkat Kepercayaan (Confidence Level) 1,96 V = Vareabilitas yang dapat diperoleh dengan rumus

V = ρ(100−ρ)

ρ = Persentase karakteristik sampel yang dianggap benar

Untuk itu dianggap bahwa Confidence Level (Z) adalah 95% sedangkan persentase karakteristik (ρ) Kepala Keluarga yang melakukan perjalanan diperkirakan 50%, maka jumlah sampel yang dapat dihitung adalah sebagai berikut :

V = ρ(100−ρ

= 50(100−50)

= 50

C = Confidence Limit (%)

C dapat diketahui dengan rumus : C = ± Z × SE

SE adalah Standard error yang bisa ditulis dengan :

SE =

n s


(58)

Sedang s adalah standard deviasi sampel yang dapat dihitung dengan rumus : s=         − −

2 1 ) ( n x x Dimana :

x = nilai setiap pengamatan sedangkan x = nilai rata-rata pengamatan

n = jumlah sampel

Maka, s=

        − −

1 ) ( 2 n x x s=                         − + − + − + − + − + − + − + + + − + − + − + − + − + − + − + − + − 7982 ) 470 372 ( 7982 ) 470 356 ( 7982 ) 470 290 ( 7982 ) 470 399 ( 7982 ) 470 642 ( 7982 ) 470 624 ( 7982 ) 470 439 ( 7982 ) 470 306 ( 7982 ) 470 163 ( 7982 ) 470 301 ( 7982 ) 470 718 ( 7982 ) 470 537 ( 7982 ) 470 875 ( 7982 ) 470 572 ( 7982 ) 470 328 ( 7982 ) 470 451 ( 7982 ) 470 610 ( 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 s = 203 . 1 628 . 1 059 . 4 631 . 0 706 . 3 971 . 2 120 . 0 369 . 3 807 . 11 578 . 3 705 . 7 562 . 0 549 . 20 303 . 1 526 . 2 045 . 0 455 . 2 + + + + + + + + + + + + + + + +

s = 68.217 = 8.259

SE = 0.092

7983 259 . 8 = = n s

C = ± Z x SE

= ± 1.96 x 0.092 = ± 0.181

n ‘ = 293

181 . 0 50 96 . 1 2 2 =     × =     × C V Z

Jadi, jumlah seluruh sampel yang diambil di Kecamatan Sei Kepayang adalah : 293 sampel.


(59)

IV.5. Pemilihan Lokasi Sampel

Pemilihan lokasi sampel dari kawasan penelitian di Kecamatan Sei Kepayang sebagai wilayah studi yang terdapat pada setiap desa dapat ditentukan sebagai berikut :

JS P PD n = n ×

'

Dimana :

n,’ = jumlah sampel per Desa PDn = Banyaknya KK pada Desa n

∑ P = Jumlah seluruh Kepala Keluarga di Kecamatan Sei Kepayang

JS = Jumlah seluruh sampel yang akan diambil di Kecamatan Sei Kepayang

1. Desa Perbangunan

Jumlah sampel yang diambil :

n’1 = 293

7983 610

×

= 22.38 ≈ 22

Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Desa Perbangunan adalah : 22 Kepala Keluarga. Dari tabel untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu : 0010, 0022, 0046, 0063, 0068, 0075, 0078, 0131, 0164, 0171, 0174, 0264, 0282, 0427, 0493, 0499, 0548, 0554, 0559, 0588, 0610, 0604.


(60)

2. Desa Pertahanan

Jumlah sampel yang diambil :

n’2 = 293

7983 451

×

= 16.55 ≈ 16

Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Desa Pertahanan adalah : 16 Kepala Keluarga. Dari tabel untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu : 0613, 0650, 0675, 0678, 0751, 0756, 0786, 0788, 0819, 0856, 0859, 0925, 0963, 1123, 1128, 1137.

3. Desa Bangun Baru

Jumlah sampel yang diambil :

n’3 = 293 7983

328

×

= 12.03 ≈ 12

Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Desa Bangun Baru adalah : 12 Kepala Keluarga. Dari tabel untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu : 1074, 1095, 1126, 1196, 1223, 1242, 1256, 1276, 1283, 1305, 1340, 1351.

4. Desa Sei Sembilang

Jumlah sampel yang diambil :

n’4 = 293 7983

572

×


(61)

Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Desa Sei Sembilang adalah : 21 Kepala Kelurga. Dari tabel untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu : 1422, 1497, 1551, 1564, 1583, 1590, 1610, 1665, 1703, 1718, 1769, 1794, 1816, 1836, 1841, 1857, 1858, 1871, 1918, 1950, 1918.

5. Desa Sei Paham

Jumlah sampel yang diambil :

n’5 = 293 7983

875

×

= 32.11 ≈ 32

Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Desa Sei Paham adalah : 32 Kepala Keluarga. Dari tabel untuk sampel random di dapat nomor sampel yaitu : 2009, 2062, 2123, 2143, 2153, 2220, 2315, 2408, 2410, 2436, 2445, 2472, 2480, 2500, 2573, 2595, 2599, 2570, 2596, 2607, 2617, 2618, 2627, 2680, 2696, 2699, 2738, 2761, 2770, 2781, 2784, 2797.

6. Desa Sei Kepayang Kanan

Jumlah sampel yang diambil :

n’6= 293

7983 537

×

= 19.70 ≈ 20

Jumlah sampel quesioner yang disebarkan untuk Desa Sei Kepayang Kanan adalah : 20 Kepala Keluarga. Dari tabel untuk sampel random di dapat nomor


(1)

11 Bagaimana penggunaan moda transportasi darat (angkutan darat) setelah adanya pembangunan Jembatan Sungai Asahan ?

a. Bertambah 13

b. Biasa Saja 0

c. Berkurang 0

d. Sepi (bahkan tidak ada perubahan) 0

Total Responden 13

12 Bagaimana pengaruhnya terhadap operasi moda transportasi sungai (angkutan sungai) setelah adanya pembangunan Jembatan Sungai Asahan ?

a. Bertambah 0

b. Biasa Saja 0

c. Berkurang 10

d. Sepi (bahkan tidak ada yang beroperasi)3 3

Total Responden 13

13 Bagaimana mobilitas pendatang menuju Kec. Sei Kepayang setelah adanya pembangunan Jembatan Sungai Asahan ?

a. Bertambah 10

b. Biasa Saja 3

c. Bekurang 0

d. Sepi 0

Total Responden 13

14 Setelah pembangunan Jembatan Sungai Asahan, apakah ada anggota keluarga Anda yang berminat sekolah diluar Kec. Sei Kepayang ?

a. Berminat 5

b. Tidak Berminat 0

c. Tetap 8

d. Tidak Tahu 0

Total Responden 13

15 Setelah pembangunan Jembatan Sungai Asahan apakah Anda berkeinginan untuk memiliki kendaraan baru ?

a. Ya 12

b. Tidak 0

c. Biasa Saja 1

d. Tidak Tahu 0

Total Responden 13

16 Jika ya, jenis kendaraan apa yang Anda inginkan ?

a. Mobil Pribadi 12

b. Sepeda Motor 1

c. Becak Bermotor 0

d. Lain-lain, sebutkan… 0


(2)

17 Setelah pembangunan Jembatan Sungai Asahan, apakah Anda atau keluarga Anda ada yang beralih profesi (beralih pekerjaan)?

a. Ada 2

b. Tidak 0

c. Tetap 10

d. Tidah Tahu 1

Total Responden 13

18 Setelah pembangunan Jembatan Sungai Asahan, apakah ada perubahan terhadap penghasilan Anda?

a. Semakin Bertambah 4

b. Semakin Menurun 0

c. Tetap 9

d. Tidak Tahu 0

Total Responden 13

No Soal Quesioner Desa

Sei Tempurung

I Apakah pekerjaan Anda sekarang ?

a. Pegawai Negeri 0

b. Pegawai Swasta 0


(3)

d. Wiraswasta 9

Total Responden 14

II Apakah pendidikan terakhir Anda ?

a. SD 1

b. SLTP 7

c. SLTA 6

d. Perguruan Tinggi 0

Total Responden 14

III Berapakah penghasilan Anda perbulan ?

a. < 500 Ribu 4

b. 500 Ribu – 1 Juta 10

c. 1 Juta – 2 Juta 0

d. > 2 Juta 0

Total Responden 14

IV Lama menetap di Kecamatan Sei Kepayang ?

a. < 10 Tahun 0

b. 10 – 20 Tahun 13

c. 20 – 30 Tahun 0

d. > 30 Tahun 1

Total Responden 14

V Berapa jumlah anggpta keluarga ?

a. 2 – 3 orang 2

b. 3 – 4 orang 0

c. 4 – 5 orang 12

d. > 5 orang 0

Total Responden 14

1 Bagaimana pola perjalanan Anda keluar dari wilayah Kec. Sei Kepayang sebelum di bangun Jembatan Sungai Asahan ?

a. Sangat Sering 0

b. Sering 2

c. Jarang 12

d. Tidak Pernah 0

Total Responden 14

2 Kemana Anda melakukan perjalanan ?

a. Tanjung Balai 6

b. Kisaran 8

c. Tanjung Ledong 0

d. Lain-lain, sebutkan… 0

Total Responden 14

3 Apa tujuan Anda melakukan perjalanan kedaerah terdebut ?

a. Bekerja 1

b. Sekolah 0

c. Rekreasi/belanja 12


(4)

Total Responden 14

4 Angkutan apa yang Anda gunakan untuk mencapai tujuan tersebut ?

a. Sampan Kotak 12

b. Spead Boat 0

c. Kapal Tambang/ Kapal Nelayan 2

d. Lain-lain, sebutkan… 0

Total Responden 14

5 Sebelum ada jembatan, bagaimana pola perjalanan Anda menuju Labuhan Batu ?

a. Sangat Sering 0

b. Sering 0

c. Jarang 14

d. Tidak Pernah 0

Total Responden 14

6 Bagaimana pola perjalanan Anda keluar dari wilayah Kec. Sei Kepayang sesudah di bangun Jembatan Sungai Asahan ?

a. Sangat Sering 0

b. Sering 12

c. Jarang 2

d. Tidak P0ernah 0

Total Responden 14

7 Kemana Anda melakukan perjalanan ?

a. Tanjung Balai 7

b. Kisaran 7

c. Tanjung Ledong 0

d. Lain-lain, sebutkan… 0

Total Responden 14

8 Apa tujuan Anda melakukan perjalanan ke daerah tersebut ?

a. Bekerja 9

b. Sekolah 0

c. Rekreasi/belanja 5

d. Lain-lain, sebutkan… 0

Total Responden 14

9 Angkutan apa yang Anda gunakan untuk mencapai tujuan tersebut ?

a. Sampan Kotak 0

b. Angkutan Pribadi (Mobil, Sepeda Motor) 8

c. Angkutan Umum (Bus, Mini Bus, Becak bermotor) 6

d. Lain-lain, sebutkan… 0

Total Responden 14

10 Sesudah ada jembatan, bagaimana pola perjalanan Anda menuju Labuhan Batu ?|

a. Sangat Sering 0


(5)

c. Jarang 5

d. Tidak Pernah 0

Total Responden 14

11 Bagaimana penggunaan moda transportasi darat (angkutan darat) setelah adanya pembangunan Jembatan Sungai Asahan ?

a. Bertambah 13

b. Biasa Saja 1

c. Berkurang 0

d. Sepi (bahkan tidak ada perubahan) 0

Total Responden 14

12 Bagaimana pengaruhnya terhadap operasi moda transportasi sungai (angkutan sungai) setelah adanya pembangunan Jembatan Sungai Asahan ?

a. Bertambah 0

b. Biasa Saja 0

c. Berkurang 11

d. Sepi (bahkan tidak ada yang beroperasi) 3

Total Responden 14

13 Bagaimana mobilitas pendatang menuju Kec. Sei Kepayang setelah adanya pembangunan Jembatan Sungai Asahan ?

a. Bertambah 10

b. Biasa Saja 4

c. Bekurang 0

d. Sepi 0

Total Responden 14

14 Setelah pembangunan Jembatan Sungai Asahan, apakah ada anggota keluarga Anda yang berminat sekolah diluar Kec. Sei Kepayang ?

a. Berminat 2

b. Tidak Berminat 2

c. Tetap 10

d. Tidak Tahu 0

Total Responden 14

15 Setelah pembangunan Jembatan Sungai Asahan apakah Anda berkeinginan untuk memiliki kendaraan baru ?

a. Ya 13

b. Tidak 0

c. Biasa Saja 1

d. Tidak Tahu 0

Total Responden 14

16 Jika ya, jenis kendaraan apa yang Anda inginkan ?

a. Mobil Pribadi 10


(6)

c. Becak Bermotor 0

d. Lain-lain, sebutkan… 0

Total Responden 14

17 Setelah pembangunan Jembatan Sungai Asahan, apakah Anda atau keluarga Anda ada yang beralih profesi (beralih pekerjaan)?

a. Ada 1

b. Tidak 2

c. Tetap 11

d. Tidah Tahu 0

Total Responden 14

18 Setelah pembangunan Jembatan Sungai Asahan, apakah ada perubahan terhadap penghasilan Anda?

a. Semakin Bertambah 11

b. Semakin Menurun 0

c. Tetap 3

d. Tidak Tahu 0