Unsur-unsur Sinetron Dakwah KAJIAN TEORI

36 persoalannya mulai dari percintaan, persahabatan, konflik disekolah, dan lainnya f. Horor Jenis ini menampilkan cerita dan pengadegan dengan tujuan menimbulkan rasa takut melalui hal-hal yang menyeramkan, misalnya sinetron disini ada setan.

F. Unsur-unsur Sinetron

Adapun unsur-unsur sinetron itu sendiri adalah: a. Produser: orang yang bertanggung jawab atas dalam pembuatan sinetron baik bersifat hidup atau rekaman video. Ia juga bertanggung jawab atas pembiayaan produksi sebuah sinetron. b. Sutradara: orang yang memimpin pertunjukan atau pementasan dibidang artistik jika dilihat dari persoalan manajemen seseorang pemimpin produksi atau production managerlah yang melaksanakan fungsi ini. Ia merencanakan, memutuskan, mengarahkan, mewujudkan dan bertanggung jawab secara artistik dari sinetron yang telah dibuat. c. Naskah atau script: ide atau gagasan suatu cerita. Naskah memuat penjelasan serta pengembangan sebuah atau ide atau konsep yang secara operasional dapat dibuat visualnya. Oleh karena itu penulis naskah dituntut untuk dapat berimajinasi secara kreatif, dengan didukung oleh fakta berupa visual yang operasional, artinya dapat dijabarkan dalam bahasa gambar yang jelas. 37 d. Artisaktor: orang yang memainkan peran dalam cerita tersebut. Mereka memainkan peran sesuai dengan naskah yang telah dibuat. e. Engineering: orang yang harus menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan alat-alat produksi seperti kamera, mike, dan listrik. f. Make uptata rias: hal ini juga harus diperhatikan untuk memake up para pemain sesuai dengan karakter yang harus dimainkannya.

G. Dakwah

Melihat dari penayangan sinetron Munajah Cinta menimbulkan suatu kesan terhadap pemasukan unsur berdakwah, seperti yang disampaikan oleh Rasulullah saw, bahwa berdakwah dapat melalui metode apapun asal tidak menyalahi ajaran Islam. Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’wah , merupakan bentuk mashdar dari kata kerja da’a madli, yad’u mudlari’, berarti seruan, ajakan, atau panggilan 26 . Seruan dan panggilan ini dapat dilakukan dengan suara, kata-kata, atau perbuatan 27 . Kata dakwah juga berarti do’a al-du’a, yakni harapan, permohonan kepada Allah swt atau seruan al-nida. Do’a atau seruan pada sesuatu berarti dorongan atau ajakan untuk mencapai sesuatu itu al-du’a ila al-syai’ al-hatsts ‘ala qasdihi 28 . 26 Ahmad al-Fayumi.. al-Misbah al-Munir. Beirut: Dar al-Fikr, tanpa tahun. h. 194. 27 Abi al-Husain Ahmad ibn Faris. Mu’jam Maqayis al-Lughah. Beirut: Dar al-Fikr, 1979. h. 279 28 Ahmad al-Fayumi. Op. cit. h. 194. Lihat pula Ibn Mandzur. Lisan al-‘Arab. Beirut: Dar al-Fikr, 1990. cet. ke-1, juz XIV, h. 257. Abu al-Qasim al-Raghib al-Ashfahani. al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an . Beirut. Dar al-Ma’rifat, tanpa tahun. h. 170. 38 Dalam Al-Qur-an, berdasarkan penelitian Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi, kata dakwah dalam berbagai bentuk dan turunannya terulang sebanyak 299 kali. Dalam bentuk mashdar da’wah disebut 6 kali, dalam bentuk amr ud’u 34 kali, dan dalam bentuk fa’il da’iyan dan al-da-‘i dilang sebanyak 7 kali 29 . Sebagai seruan atau ajakan, kata dakwah dipergunakan baik untuk ajakan ke jalan yang benar hudan atau jalan yang sesat dlalal 30 . Selanjutnya dakwah yang dimaksud oleh Sayyid Quthub adalah dakwah sebagai ajakan ke jalan Allah bukan ke jalan da’i atau kaumnya. Tiada bagi da’i dari dakwah yang dilakukan, kecuali menjalankan tugas dan kewajibannya kepada Allah swt 31 . Seperti yang tercermin dari surat al-Anfal: 24, sebagai berikut: Artinya: “Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu ”. Selanjutnya menurut Quthub ayat diatas menjelaskan mengenai seruan, ajakan terhadap lima hal pokok yang mengantar manusia memperoleh kehidupannya yang sempurna 32 . Pertama , seruan kepada aqidah tauhid yang akan membebaskan manusia dari penyembahan kepada selain Allah, Kedua, seruan kepada hukum-hukum 29 Muhammad Fu’ad ‘Abd al-Baqi. . Mu’jam Mufahras li Alfadz al-Qur’an. Beirut: Dar al-Fikr, 1987. h. 257-260. 30 Ibn Mandzur. op. cit. h. 259. 31 Sayyid Quthub. Fi Zhilal al-Qur’an. Beirut: Dar al-Syuruq, 1982. Jilid IV. h. 2301- 2302. 32 Ibid., Fi Zhilal, ,jilid III. h. 1493. 39 Allah dalam arti seruan untuk membangun dan mengatur kehidupan dengan undang-undang Allah, Ketiga, seruan kepada sistem hidup atau konsep mengenai kehidupan yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan, yang tidak lain adalah sistem Islam itu sendiri, Keempat, seruan kepada kemajuan dan kemuliaan hidup dengan aqidah dan sitem Islam untuk kemudian membebaskan manusia dari perbudakan dan penyembahan terhadap sesama manusia, Kelima, seruan kepada perjuangan dan jihad Islam untuk dapat mewujudkan dan mengokohkan sistem Allah di muka bumi 33 . Dapat diambil kesimpulan bahwa pemikiran dakwah yang disampaikan oleh Sayyid Quthub bukanlah dakwah yang hanya identik dengan ceramah atau tabligh saja, namun secara pengaplikasiannya dakwah adalah usaha orang beriman mewujudkan sistem ajaran Islam dalam realitas kehidupan, baik dalam tataran individu, keluarga, masyarakat, dan umat. Selanjutnya pembahsan mengenai media dakwah, media dakwah adalah suatu pemilihan sarana berdakwah yang tepat sehingga materi dakwah dapat diterima oleh objek dakwah. Dalam hal ini seorang da’i atau mubaligh harus mempunyai ketrampilan memilih cara yang tepat melalui penggunaan berbagai media yang dinilai menghasilkan dakwah yang tidak sia-sia efektif dan efisien. Diantara macam-macam media dakwah adalah sebagai berikut: 1. Da’wah bil lisan, dakwah yang dilakukan melalui lisan, seperti ceramah dan tabligh akbar. 33 Ibid. 40 2. Da’wah bil kitab, dakwah yang dilakukan dengan kegiatan tulis-menulis, seperti melalui artikel, majalah, buku, majalah, bulletin, dan sebagainya. 3. Dakwah menggunakan alat-alat elektronik, memanfaatkan media massa elektronik, dalam hal ini melalui radio, televisi, internet, dan sebagainya. 4. Da’wah bil hal, dakwah yang dilakukan melalui berbagai kegiatan yang langsung menyentuh kepada jama’ah, seperti majelis ta’lim, kegiatan bakti sosial, memperingati hari besar Islam, dan sebagainya.

H. Pengertian Media Dakwah