2. Ismailiyah
Di sebut juga Tujuh Imam, yakni sekte yang percaya bahwa imam hanya tujuh orang dari ‘Ali bin Abi Thalib, dan mereka percaya bahwa imam ketujuh ialah
Isma’il.
3. Zaidiyah
Yakni sekte pengikut Zaid bin ‘Ali bin Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib. Mereka tergolong Syi’ah moderat, karena mereka tak berpendapat ‘Ali dan keturunannya
berhak jadi khalifah dan tak memvonis ketiga khalifah sebelum ‘Ali tidak sah.
Dengan demikian, dalam konsep Syiah kepemimpinan manusia bersumber pada kepemimpinan ilahiyah. Allah memilih manusia sebagi kahlifah di bumi untuk
keselamatan manusia. Dipilihnya manusia yang sudah mencapai kesempurnaan dalam sifat dan perkembangan kepribadian. Manusia-manusia ini adalah para
Nabi yang menjadi imam dalam urusan agama dan pemimpin dalam urusan masyarakat artinya, kepemimpinan manusia merupakan wujud keberadaan
kepemimpinan Allah atas seluruh ummat manusia.
2.2.1.4. Sejarah Perkembangan Syiah sampai ke Indonesia.
A. Syiah dari sebelum masa kenabian Sampai Saqifah.
Titik tolak dalam kajian silam Syi’ah yang bagaimana pun harus di mulai dari sifat dan komposisi masyarakat muslim yang timbul di madinah di bawah
kepemimpinan Muhammad . komunitas ini ti dak homogen baik dari latar belakang kultural, tradisi, maupun institusi sosial – politik. Penyatuan beragam
orang atau kelompok dalam sistem baru tidak menunjukan penghapusan menyeluruh atau bahkan perubahan, dalam beberapa nilai dan adat mereka
yang mengakar. Kecenderungan sebagian orang arab di kalangan para sehabat Rosul untuk
mendukung Ali adalah akibat yang wajar dari gagasan-gagasan yang telah ada di kalangan berbagai suku arab yang bersama-sama membentuk umat
Muhammad di madinah. Umat ini terdiri dari orang-orang mekkah, baik Quraisy Al Bithah mereka yang bermukim di dekat ka’bah Maupun Quraisy Az Zawahir
yang bermukim di daerah pingiran Orang madinah yang terbagi kedalam suku Auz dan Khazraj yang mana keduanya asal arabia selatan dan masih
menyimpan banyak watak negeri asal mereka, orang arab gurun sekitar madinah dan bahkan dari kalangan non arab seperti bilal dari Abesinia, salman dari
Persia. Mereka bersama-sama membentuk kelompok masyarakat dibawah naungan Islam.
Orang arab memandang bahwa bukan hanya cir-ciri fisik yang diturunkan secara genetis tetapi mereka percaya bahwa kemuliaan pun di wariskan di dalam
turunan tertentu. Jadi kualitas moral pun di turunkan secara genetis. Kebajikan terbaik bagi individu karena itu di miliki mereka dari leluhurnya. Orang arab
membuat batasan yang jelas antara kebangsawanan yang di wariskan dengan kebangsawanan yang di klaim hanya karena prestise sosial yang besar .
kemasyuran dari leluhur inilah yang harus di jaga serta terus menjaga kemasyuran dan tindaka-tindakan baik leluhur. Yang kemudian mereka sebut
dengan sunah. Istilah Sunah seperti ini telah sering di gunakan sebelum Islam namun sejalan perkembangan islam istilah ini banyak di gantikan dengan
Sunnah Nubuwah.
Yang paling memiliki hak sitimewa dalam masyarakat arab , disaat kebangkitan islam adalah mereka yang dapat menyatakan di depan umum bahwa ia di
takdirkan memiliki para moyang yang meninggalkan baginya segalanya yang serba istimewa sebagai sunnah mereka.
Kata Ahl yang banyak di gunakan dalam Al Quran, selalu bermakna sama dengan Al, meskipun ia juga di gunakan dalam arti yang lebih luas dalam
menunjuk kepada masyarakat suatu kota atau penduduk , group, atau pengikut, pengikut. Bila digunakan dalam kata penghubung dengan istilah bait Ahl Bait ia
mengacu kepada keturunan suatu keluarga atau kelurga tertentu dari suatu rumah. Dalam bentuk ini di Al Quran khuusnya menunjukan kepada keluarga
dekat Muhammad seperti dalam Surat 33 ayat 33 : „Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu , hai
ahl Al bait Muhammad dan mensucukan kamu sesuci-sucinya. Semua mufassir sepakat dalam pendapat bahwa istilah Ahl Al bait dalam ayat ini
menuju pada Fatimahputri Nabi, Ali Sepupu Nabi dan menantunya dan dua cucu kesayangannya Hasan dan Husain. Bahkan dari penting dari itu adalah
pengulangan Al Quran seputar gagasan ini tentu meninggalkan kesan di
kalangan sebagian muslim bahwa keluarga muhammad memiliki prerogratife keagamaan atas yang lain.
Tampak bahwa kualitas dan kabajikan pribadi yang di wariskan ini memberikan Ali tempat yang unik dan menguntungkan atas anggota keluargadan para
sehabat Nabi yang lain dan mendatangkan kepadanya sekelompok teman yang taat kepadanya dengan semangat tenggang rasa yang luar biasa bahkan sejak
muhammad masih hidup. Barangkali itulah sebabnya syi’ah mengkalim bahwa syiahisme telah ada sejak muhammad masih hidup.
Disamping itu ada beberapa peristiwa yang menunjukan Apresiasi khusus terhadap jasa-jasa pribadi Ali.
a. Sejak awal misi nabi „ Berilah peringatan kepada kerabat-
kerabatmu terdekat 26,214 di wahyukan kira-kira tahun ke tiga setelah wahyu pertama dimana setelah khdijah dan abu bakar
masuk islam nabi mengumpulkan banu Abdul Muthalib dan mengabarkan kepada mereka tentang misnya yang mana Nabi
malah menerima cemoohan Kekecuali Ali yang meskipun baru berusia tiga belas tahun memberikan dukungan antusiasnya
kepada Nabi. b. Nabi
mengangkat Ali sebagai saudaranya dalam iman Ukhuwah
baik sebelum hijrah maupun di madinah.
c. Kedudukan Ali hanya dapat diangkat dimata para sehabat ketika
ditunjuk muhammad sebagai pembawa panji baik di badr maupun khaibar dan perang lainya.
d. Penunjukan Ali oleh Rosul sebagai wakilnya di madinah sewaktu
ekspedisi ke tabuk. e.
Ditunjuknya Ali dan bukan Abu bakar untuk mengabarkan Surah Al Bara’ah ke mekkah.
Dari sisni jelas bahwa masalah pergantian merupakan masalah religius semata ketimbang politik belaka, pemahaman populer tentang kesakralan
keturunan banu hasyim bersama dengan kejadian-kejadian yang terjadi di zaman hidup rasul dalam menyokong Ali membawa pada kristalisasi
pandangan menyakngkut kepemimpinan umat. Diamana sejumlah sehabat Rosul berpikir bahwa Alilah yang paling layak untuk menjaga
agar perjanjian itu tetap terpelihara dalam perdebatan puncak seputar peristiwa Saqifah, segera setelah Nabi Wafat, sehabat-sehabat ini segan
menyuarakan opini mereka. Hasil ketidak sepakatan yang kini kami alihkan kesana menandai awal dari apa yang akhirnya berkembang ke
dalam perpecahan umat secara permanen antara sunni dan syi’i.
B. Syiah di indonesia .