Pengertian Pola Interaksi sosial

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pola Interaksi Sosial

2.1.1. Pengertian Pola Interaksi sosial

Kenyataan empirik menunjukkan bahwa kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Banyak aspek psikologis yang mempengruhi proses kontak sosial antar sesame manusia. Tak heran jika studi mengenai interaksi sosial menjadi salah satu topik utama dalam psikologis sosial. Dengan memahami proses interaksi sosial, orang dapat mengetahui pengaruh struktur sosial dan individu terhadap individu lainnya. Pola-pola tingkah laku yang dimanifestasikan oleh individu terbentuk akibat proses interaksinya dengan individu lain, baik di dalam maupun di luar kelompoknya. Edwin P. Hollander 1971 : 243 mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan antara dua individu atau lebih yang saling bergantung. Dalam definisi ini tampak bahwa proses komunikasi terpengaruh terhadap cara berfikir seseorang selama proses interaksi berlangsung. Edwin E Jones dalam Edward E Sampson 1964 : 64 mengemukakan bahwa interaksi sosial terjadi ketika dua orang atau lebih melakukan kontak dengan sesama. Dalam proses ini pertemuan antara kedua belah pihak mengimplikasikan aktivitas timbal balik sehingga menimbulkan pengaruh dalam pembentukan tingkah laku seseorang kepada yang lain. Hubert Bonner dalam W A Gerungan 1996 : 57 menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan natara dua orang atau lebih di mana tingkah laku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki tingkah laku individu yang lain dan sebaliknya. Dari ketiga definisi tentang interaksi sosial di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses interaksi sosial terdapat hubungan saling mempengaruhi antara dua orang atau lebih, sehingga terjadi penyesuaian diri antara sesamanya. Penyesuaian diri sebenarnya memiliki pengertian ganda. Di satu sisi ia dapat diartikan sebagai proses perubahan diri sesuai dengan keadaan lingkungan sosial. Di sisi lain, penyesuaian diri merupakan suatu aktivitas pengubahan tingkah laku orang lain sesuai dengan keinginan sendiri. Penyesuaian diri dalam bentuk pertama disebut penyesuaian secara autoplastis, yaitu subyek yang bersangkutan bersikap pasif dalam menerima pengaruh dari pihak lain. Pada penyesuaian yang kedua disebut aloplastis, yaitu subyek yang bersangkutan terlibat secara aktif dalam upaya mempengaruhi tingkah laku orang lain. Pola interaksi sosial merupakan satu bentuk proses sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Pengetahuan tentang proses-proses sosial ini memungkinkan kita memperoleh pengertian yang mendalam mengenai hal-hal yang dinamis dalam masyarakat. Para ahli psikologi sosial memandang betapa pentingnya pengetahuan tentang proses sosial mengingat bahwa pengetahuan tentang struktur dalam masyarakat saja belum cukup untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang kehidupan manusia. Dewasa ini, kita sering mendengar bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lainnya Proses sosial semacam ini membuat kita selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan sehinggga kepribadian kita hanya akan menjadi utuh bila kita sudah betul-betul berinteraksi dengan lingkungan. Bahkan lebih jauh, menurut Abdul Mujib 2001, seseorang dapat dikatakan sehat mental jika ia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang di dasarkan pada keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Proses sosial semacam inilah yang di sebut dengan pola interaksi sosial. Karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-per orang maypun antar kelompok- kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu maka interaksi sosial dimulai pada saat itu. Saling tegur, jabat tangan, saling bicara bahkan berkelahi merupakan bentuk dari pola interaksi sosial. Dalam kehidupan sehari-hari pola-pola khusus dalam interaksi sosial dapat kita jumpai dengan mudah: ada yang berbentuk ukhuwah atau persaudaraan, pertikaian atau konflik, bahkan percintaan dan kerjasama. Gilllin dan Gillin 1967 pernah mengadakan pengolongan yang lebih luas tentang interaksi sosial atau proses sosial. Menurutnya ada dua macam proses sosial yang timbul akibat dari interaksi sosial; proses asosiasi, dan proses disasoiasi. Proses asosiasi terbagi kedalam tiga bentuk yakni : Akomodasi, Asimilasi dan akulturasi. Sedangkan disasoiasi mencangkup: persaingan, kontroversi, dan pertentangan atau konflik.

2.1.2 Aspek-Aspek Psikologis dalam Interaksi Sosial