Imitasi Sugesti Simpati Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

dalam standart opening procedure SOP . Hal ini meniscayakan [proses persepsi interpersonal diantara subyek yang berpartisipasi selama berlangsungnya interaksi sosial. Individu akan terus memonitor tingkah laku orang lain selama berlangsungnya kontak diantara mereka. Hal ini di lakukan untuk menangkap isyarat-isyarat tingkah laku dari individu lain, sehingga ia dapat merespon secara akurat stimulus prilaku yang ditujukan padanya.

2.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Menurut W.A Gerungan 1996 : 56, ada tiga faktor yang mempengaruhi terciptanya proses interaksi sosial, yaitu imitasi, sugesti dan simpati.

1. Imitasi

Dalam mengembangkan pola-pola tingkah lakunya seseorang biasanya melakukan sebuah proses yang kita sebuat imitasi. Imitasi merupak sebuah proses mencontoh atau meniru prilaku orang lain. Seorang anak yang baru lahir misalnya mencoba untuk mengimitasikan cara bicara orang tuanya guna mengkomunikasikan apa-apa yang ingin diperolehnya. Misalnya, remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolahnya mempunyai model untuk diteladani. Karena setiap harinya mereka berinteraksi dengan orang dewasa. Mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh prilaku sesuai garis- garis yang dianut oleh orang dewasa. Dengan demikin, proses interaksi sosialnya cenderung mengikuti pola-pola prilaku orang dewasa. Gabriel Tarde dalam W.A Gerungan, 1996 : 65 mengatakan bahwa imitasi adalah kunci segala kejadian yang ada dalam masyarakat. Karena melalui mekanisme imitasi, pandangan dan prilaku seseorang disesuaikan dengan pola umum yang ada, sebgai perwujudan sikap, tradisi dan adat istaidat kelompok sosial tertentu. Dari itu, memahami imitasi dalam proses interaksi sosial, dapat diketahui penyebab keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku orang banyak dalam suatu kelompok sosial.

2. Sugesti

Dalam kehidupan sehari-hari prilaku manusia cenderung meniru prilaku orang lain. Dalam sugesti, proses meniru yang di lakukan oleh seseorang sangatlah pasif, sekedar mengikuti tanpa disertai sikap kritis. Melalui sugesti, seseorang secara aktif memeberikan uraian dan arahan pandangan dan tingkah lakunya pada orang lain, ia berharap hal tersebut dapat diterima dan diikuti. Pada taraf tertentu, sugesti dapat membuat seseorang menjadi pengikut setia tanpa reserve yang berakibat hilangnya daya kritis seseorang dalam tingkah lakunya, dan menelan apa saja yang dianjurkan oleh orang lain. Hal ini di latar belakangi oleh beberapa faktor yakni: hambatan berpikir, pikiran disosiatif, adanya otoritas, sikap mayoritas dan lain sebagainya.

3. Simpati

Menurut W.A Gerungan 1996 : 67 dorongan simpati adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain. Posisi orang yang tingkah lakunya didikuti dan yang mengikuti adalah sejajar. Artinya, posisi subyek yang pertama tidak lebih rendah dari yang kedua, karenanya peranan simpati cukup nyata dalam hubungan persahabatan. Kemunculan simpati tidak didasarkan atas pertimbangan logis dan rasional, melainkan atas pertimbangan perasaan. Proses kemunculannya berjalan secara perlahan-lahan dan disadari oleh individu yang mengalaminya., sehingga timbullah keinginan untuk mengerti dan bekerja sama dengan orang yang bersangkutan. Apabila proses ini berjalan lancar, dan orang yang dituju menyambut keinginan individu, maka terjadilah hubungan saling mengerti yang mendalam di antara keduanya mutual understanding. Oleh karena itu, tidak jarang simpati berperan dalam hubungan percintaan. 2.2 Syiah dan Wahabi

2.2.1. Pengertian Syiah