35
g Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubungan antara manajer dengan karyawan
h Mengembangkan kesadaran akan keamanan yang tinggi i Memejukan karyawan dan mengembangkan kepemimpinan
j Mendorong penghematan biaya.
D. Dimensi Kualitas
Menurut David Garvin dalam Ariani 2004: 6 dimensi kualitas untuk industri manufaktur, meliputi:
1. Performance kinerja Yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu
sendiri atau karakteristik pokok dari produk inti. 2. Features
Yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan
kesan yang baik bagi pelanggan. 3. Reliability kehandalan
Yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena kemungkinan tingkat kerusakan yang
rendah.
36
4. Conformance kesesuaian Yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu
atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar- standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Durability daya tahan Yaitu tingkat ketahanankeawetan produk atau berapa lama
produk dapat terus digunakan. 6. Serviceability pelayanan
Yaitu kemudahan produk itu bila diperbaiki atau kemudahan memperoleh komponen produk tersebut. Meliputi kenyamanan,
kemudahan, dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika Yaitu keindahan yang menyangkut corak, rasa dan daya
tarik produk tersebut. 8. Perception anggapan
Yaitu fanatisme konsumen akan merk suatu produk tertentu karena citra atau reputasi produk itu sendiri.
37
E. Aktivitas Pengendalian Kualitas
Menurut Purnomo 2003: 242 aktivitas pengendalian kualitas antara lain :
a. Pengamatan terhadap performansi produk atau proses. b. Membandingkan performansi yangditampilkan dengan standar
yang berlaku. c. Mengambil tindakan-tindakan bila terdapat penyimpangan-
penyimpangan yang cukup signifikan, dan jika perlu dibuat tindakan-tindakan untuk mengoreksinya.
F. Peta Kendali Atribut
Banyaknya karakteristik kualitas yang tidak dapat dinyatakan dengan angka numerik, pengendalian kualitas untuk item yang
karakteristik kualitasnya tidak dapat dinyatakan dengan angka tersebut dinamakan
”atribut” atau “sifat”. Untuk mengklasifikasikan kualitas produk pada umumnya digunakan istilah
“sesuai spesifikasi” dan
„tidak sesuai spesifikasi” atau sering juga disebut “cacat” dan “tidak cacat”. Peta kendali atribut ada dua Yamit, 2004:215, yaitu:
1. P - chart Digunakan untuk pengukuran kualitas produk selama proses
produksi apakah produk yang dihasilkan masih dalam batas yang di syaratkan dan ukuran cacat berupa proporsi pecahan,
pengukuran berdasarkan pada sample yang diambil.
38
Rumus: a Menentukan Proporsi Rata- Rata
n x
p
1
p
= rata-rata kerusakan
1
x
= jumlah kerusakan
n
= banyaknya ukuran sampel b Menentukan Standar Deviasi
n p
p p
1
p
= rata-rata kerusakan
n
= banyaknya ukuran sampel c Menentukan Batas Kendali
Batas Kendali Atas:
UCL =
n p
p
1
Batas Kendali Bawah:
LCL=
n p
p
1
2. C - chart Digunakan untuk mengetahui ketidaksesuaian atau cacat
produk dari produk yang diamati.
39
Rumus: a Menentukan Rata- Rata Kerusakan
g c
c
c
= rata-rata jumlah cacat
c
= jumlah produk cacat
g
= banyaknya observasi yang dilakukan b Menentukan Batas Kendali
Batas Kendali Atas: UCL=
c c
3
Batas Kendali Bawah: LCL=
c c
3
40
BAB III PEMBAHASAN