2.4.1 Agen Farmakologi dan Resorpsi Tulang
Beberapa agen lokal yang terbukti berkemampuan menginduksi resorpsi tulang secara invitro boleh berperan dalam penyakit periodontal. Termasuk disini
adalah:
26
1. Prostaglandin dan prekursornya, Interleukin 1- α dan β, serta Tumor
Necrosis Factor TNF- α yang dijumpai pada inflamasi yang dihasilkan oleh host.
2. Osteoclast-activating factor faktor pengaktif osteoklas, yang dijumpai pada inflamasi dan yang terbukti berkemampuan menginduksi resorpsi
tulang 3. Endotoksin yang diproduksi oleh bakteri. Endotoksin yang berasal dari
organism Bacteroides asam lipoteihooi berperan dengan cara yang sama. Prostaglandin adalah kelompok lemah yang secara alamiah dan berpatisipasi
dalam proses inflamasi serta mempunyai efek seperti hormon. Bila disuntikkan secara intradermal, substansi ini menyebabkan perubahan vaskular seperti yang terjadi pada
inflamasi. Apabila telah berkontak dengan permukaan tulang, substansi ini akan menginduksi resorpsi tulang, walaupun tanpa keberadaan sel-sel inflamasi dan
dengan hanya sedikit osteoklas multinukleus. Pembentukan prostaglandin dari asam lemak misalnya asam arachidonat, yang dikontrol oleh siklooksigenase sintesa
prostaglandin, yang akan menkonversi asam lemak perkursornya prostaglandin menjadi endoperoksidase siklik cyclic endoperoxidases.
26
Resorpsi tulang juga diinduksi oleh kultur lekosit yang distimulasi antigen yang berasal dari plak dental. Ditemukan bahwa limfosit memproduksi osteoclast-
activating faktor yang menginduksi pembentukan dan aktivitas osteoklas. Enzim proteolitik yang diproduksi pada waktu berkembangnya penyakit periodontal atau
yang diproduksi oleh bakteri dapat berperan pada resorpsi tulang. Aktivitas kolagenolisis terjadi pada tulang yang teresorpsi secara in vitro, namun kandungan
kolagen tidak berkorelasi dengan keparahan kehilangan tulang.
26
Hialuronidase yang diproduksi enzim Hialuronidase yang diproduksi oleh bakteri oral juga mempengaruhi proses resorpsi tulang dengan jalan menguraikan
substansi dasar matriks tulang.
26
2.4.2 Bentuk Kehilangan Tulang Alveolar pada Penyakit Periodontal