Status Subjek Hukum dalam Kontrak

memfasilitasi transaksi yang direncanakan dan memberikan aturan bagi kelanjutannya ke depan. 10 Semakin kompleks suatu transaksi akan semakin tinggi kebutuhan mengenai perencanaan dan semakin rinci pula ketentuan-ketentuan dalam kontrak yang dibuat. Dalam kaitan dengan fungsi kontrak bagi perencanaan transaksi, perlu diperhatikan pada empat hal, yaitu: a. Kontrak pada umumnya menetapkan nilai pertukaran the value of exchange; b. Dalam kontrak terdapat kewajiban timbal balik dan standar pelaksanaan kewajiban; c. Kontrak membutuhkan alokasi pengaturan tentang resiko ekonomi economic risk bagi para pihak; dan d. Kontrak dapat mengatur kemungkinan kegagalan dan konsekusensi hukumnya. 11

2.1.2. Status Subjek Hukum dalam Kontrak

Menurut Mochtar Kusumaatmaja yang dikutip dalam Chaidir Ali, hukum itu tidak saja merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat. Hukum meliputi pula lembaga-lembaga institutions 10 J. Beatson, Op. Cit., p. 3. 11 Ibid. demi proses-proses process yang mewujudkan berlakunya kaidah- kaidah ini dalam kenyataan. Hal ini diperkuat lagi oleh Cicero yang mengatakan: “dimana ada masyarakat, disana ada hukum.” 12 Hukum hidup dan dibutuhkan oleh masyarakat. Hukum bukan hanya seperangkat aturan, namun termasuk juga di dalamnya lembaga-lembaga institusi dalam proses-proses yang menyebabkan terjadinya kaidah-kaidah tersebut. Sebagai bagian dari masyarakat, tiap-tiap orang adalah pembawa hak. Dalam artian, tiap orang memiliki hak dan kewajiban. Sehingga, tiap-tiap orang disebut sebagai subyek hukum subjetcum juris. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine Kansil, subjek hukum ialah: “Siapa yang dapat mempunyai hak dan cakap untuk bertindak dalam hukum, atau dengan kata lain siapa yang cakap menurut hukum untuk bertindak.” 13 Adalah merupakan suatu yang sangat mendasar, dan oleh sebab itu harus ada dalam suatu perikatan konvensional, perjanjian atau suatu kontrak, apa yang disebut dalam Kontrak sebagai nama Ilmu Hukum sebagai pihak atau para pihak. Dalam setiap perikatan 12 Chaidir Ali, Badan Hukum, Bandung: Penerbit Alumni, 1999, hlm. 1. 13 C.S.T. Kansil dan Christine Kansil, Pokok-Pokok Badan Hukum, Jakarta, Harapan, 2002, hlm. 1. konvensional, selalu ada dua atau lebih pihak legal persons, atau apa yang di dalam sistem hukum di Indonesia disebut dengan subyek hukum. Pihak itu berdiri sendiri-sendiri, tertentu, dan nyata. Paling sedikit harus ada satu pihak dalam tiap sisi dari perikatan itu, baik satu pihak di sisi kreditur, maupun satu pihak lagi di sisi debitur. 14 Jeferson Kameo mengemukakan suatu maxim Latin yang telah sering dikutip berbagai jurists untuk menunjuk kepada prinsip hukum, yaitu: “Pactum, atau suatu pakta di dalam hukum, telah diartikan sebagai duorum pluriumve in idem placitum consensus atque convention… atau sepakat dari dua atau lebih pihak orang mengenai beberapa hal untuk dilaksanakan oleh masing-masing pihak. Baik hal itu dilaksanakan oleh satu pihak di satu sisi, maupun hal itu dilaksanakan oleh pihak lainnya di sisi yang lain.” 15 Apabila maxim tersebut di atas diperhatikan secara selintas, maka orang mungkin saja bakal terjatuh dalam suatu pandangan bahwa seseorang tidak dapat membuat suatu perikatan atau suatu kontrak oleh dirinya sendiri. 16 Demikian pula, satu orang atau satu 14 Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum, Op. Cit., hlm. 179, 15 Supra Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum…. 16 Subekti, menerjemahkan Pasal 1315 KUHPerdata bahwa pada umumnya tiada seorangpun dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya pihak tidak dapat memasuki suatu perikatan, atau mengikatkan diri dalam pengertian memikul kewajiban-kewajiban atau menyanggupi memberikan sesuatu, atau menyanggupi melakukan sesuatu, atau sepakat untuk tidak melakukan sesuatu dengan dirinya sendiri. 17 Demikian pula satu orang saja tidak dapat menggunakan akta apapun untuk membuat suatu hutang kepada dirinya sendiri, dengan atau tanpa jaminan. 18 Lebih jauh, di dalam sistem hukum Inggris, telah diatur suatu ketentuan yang tidak benar, bahwa suatu perjanjian yang diadakan oleh seorang bernama B dengan B yang bersekutu dengan orang lain adalah batal. 19 Di Skotlandia, suatu rekan partner dapat melakukan perjanjian dengan firma atau associate di mana orang itu menjadi anggota dari firma tersebut bersama-sama dengan rekannya orang lain. 20 Apabila seseorang pada suatu waktu menjadi kreditur sekaligus menjadi debitur dalam suatu perikatan konvensional, maka hutang yang ada dengan sendirinya hapus, 21 kecuali apabila si suatu janji, melainkan untuk dirinya sendiri; yang disebut dengan privity of contract dalam sistem hukum Inggris, atau oleh sejumlah penerjemah KUHPerdata dinamakan asas kepribadian. Ibid., hlm. 180. 17 Supra Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum… 18 Supra Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum…. 19 Supra Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum… 20 Supra Jeferson Kameo, Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum… 21 Dalam rekaman pada jurists Romawi, hapusnya hutang ketika debitur pada saat yang bersamaan juga adalah seorang kreditur dalam perikatan konvensional yang kreditur mempunyai kepentingan tertentu. Misalnya, si kreditur ingin membiarkan hutang yang ada tetap sebagai hutang. Dalam suatu keputusan, apabila hal yang demikian itu terjadi, maka apa yang sesungguhnya, hapusnya hutang yang demikian itu, semata- mata hanya ditunda untuk tidak berlaku seketika itu juga. 22 Tambahan lagi, masing-masing pihak yang melakukan perikatan konvensional, haruslah merupakan para pihak atau orang yang sudah harus ada pada saat perikatan atau suatu perjanjian diadakan. Dalam hal ini berlaku kaedah bahwa suatu perikatan konvensional adalah batal, apabila satu pihak, untuk kepentingannya seorang agen melakukan perbuatan-perbuatan yang telah dikuasakan kepadanya adalah suatu perusahaan yang belum berbadan hukum sama disebut confusione. Di Indonesia, prinsip dalam Ilmu Hukum ini sudah dikenal oleh KUHPerdata dengan penghapusan hutang secara otomatis, menggunakan istilah percampuran hutang. Dalam sistem Indonesia, ada contoh, terjadi, misalnya si debitur kawin dengan krediturnya dalam suatu persatuan harta kawin. Di Skotlandia, dikatakan bahwa apabila seorang yang berhutang menggantikan kedudukan, atau juga cara yang lain, misalnya dia mendapatkan hak-hak dari krediturnya, maka hutangnya hapus secara confusione. Hal ini terjadi sebab si debitur menyatakan dalam dirinya kedudukan kreditur dan debitur. Misalnya, apabila seorang pemilik atau pengelola sebagian tanah yang disewanya the proprietor of the servient menjadi pemilik tanah yang ditempati oleh pemilik tanah yang bergandengan dengan tanah yang disewa the proprietor of the dominant, maka secara otomatis, servitude; antara lain hak untuk membiarkan ternaknya makan rumput di atas tanah si proprietor of the dominant, maka servitude itu menjadi hapus secara confusione. 22 Bell Prin § 580-581. Bandingkan juga dengan Murray v Parlane’s Trustees 1890 18 R 287; King v Johnston 1908 SC 684. Ibid., hlm. 181. not yet incorporated. 23 Demikian pula, dinyatakan batal apabila suatu pihak dalam suatu perjanjian yang belum benar-benar sempurna, pihak itu meninggal dunia. Atau apabila pihak itu adalah badan hukum, maka badan hukum itu sudah dinyatakan bubar dissolved tanpa sepengetahuan pihak yang ditunjuk untuk bertindak sebagai agen untuknya. 24 Kaitan dengan pihak dalam perikatan , perlu dikemukakan juga bahwa suatu badan atau perkumpulan dari beberapa orang yang memperoleh hak untuk mengelola suatu rumah, tidak dapat disebut sebagai pihak; dalam arti pihak yang bercirikan berdiri sendiri-sendiri, tertentu, dan nyata a distinct legal person. 25 Dalam kaitan dengan pihak yang berhubungan dengan kepentingan publik, ada kaedah bahwa seorang pemegang jabatan publik, pada saat adanya suatu gugatan yang diajukan kepadanya atas dasar suatu perjanjian, maka si pejabat itu, siapapun yang berada dalam jabatan tersebut, karena hukum, 23 Lihat Gunn v London and Lancashire Fire Insurance Co., 1862 12 CB NS 694; juga dalam Kelner v Baxter 1866 LR 2 CP 174; Tinnevelley Sugar Refining Co., v Mirrlles, Watson and Yaryan Co., Ltd., 1894 21 R 1009; Cumming v Quartzag 1980 SC 276. Singkatan LR CP adalah untuk Law Reporting dengan nama lengkap Law Reports Common Pleas. 24 Dalam Cotsonic v Dezione 1991 BCC 200. 25 Barclay v Penman 1984 SLT 396. haruslah dianggap sebagai orang yang ada ketika perjanjian tersebut dibuat. 26 Sementara itu, dalam kaitan dengan pihak dalam suatu kontrak, maka perlu pula dikemukakan bahwa suatu perjanjian asuransi pengangkutan laut, dapat saja dibuat atas nama semua orang yang berkepentingan terhadap benda yang diasuransikan, dan akhirnya polis asuransi itu ditandatangani atau diratifikasi oleh orang yang belakangan ditentukan sebagai pihak yang mempunyai kepentingan terhadap barang yang diasuransikan tersebut. 27

a. Subjek Hukum Manusia