Faktor-faktor Pendorong Kecurangan Perbedaan Pemeriksaan Kecurangan Akuntansi Fraud Examination

3 Korupsi Corruption Korupsi merupakan salah satu jenis fraud ini yang tidak mudah dideteksi karena berhubungan langsung dengan berbagai pihak. Bentuk-bentuk korupsi antara lain: penyuapan bribery, konflik kepentingan conflict of interest, pemerasan secara ekonomi economic extortion, dan bentuk penerimaan yang ilegal ilegal gratuities. Bentuk Kecurangan Akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan korupsi.

c. Faktor-faktor Pendorong Kecurangan

Terdapat 3 faktor yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan kecurangan atau yang disebut Teori Fraud Triangle menurut Cressey 1951 dalam Albrecht 2014 yaitu : 1 Pressure Tekanan Tekanan merupakan faktor pendorong pelaku kecurangan untuk melakukan kecurangan, contohnya tekanan karena dia memiliki hutang atau tekanan untuk dapat mendapatkan posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan. 2 Opportunity Kesempatan Perusahaan yang tidak memiliki Pengendalian Internal efektif, memiliki kesempatan besar bagi pelaku kecurangan untuk melakukan aksinya, sehingga perusahaan harus memperbaiki sistem Pengendalian Internalnya agar kesempatan pelaku berbuat curang dapat berkurang. 3 Rationalization Rasionalisasi Para pelaku kecurangan menganggap bahwa kecurangan yang mereka lakukan adalah sesuatu yang wajar karena beranggapan bahwa tindakannya tidak akan mempengaruhi laba perusahaan yang besar karena merasa hanya mengambil sedikit bagian laba perusahaan. Fraud Triangle digambarkan seperti Gambar 1. berikut ini : Gambar 1. Fraud Triangle Cressey,1951 dalam Albrecht,2014 Pressure Rationalization Opportunity

d. Perbedaan Pemeriksaan Kecurangan Akuntansi Fraud Examination

dan Audit Umum Auditing Menurut Theodorus 2010 terdapat beberapa perbedaan antara pemeriksaan Kecurangan Akuntansi dan Audit secara umum yaitu : Tabel 1. Fraud Examination versus Auditing Pokok Masalah Fraud Examination Auditing Pemilihan Waktu Timing Tidak Berulang Berulang Pemeriksaan terhadap fraud tidak dilakukan berulang kali, hanya dilaksanakan setelah terdapat indikasi yang cukup. Audit dilakukan secara teratur, berkala dan berulang. Lingkup Scope Spesifik Umum Lingkup pemeriksaan fraud mengarah pada dugaan atau tuduhan yang spesifik. Lingkup audit adalah pemeriksaan umum pada data keuangan. Tujuan Objective Menentukan Pihak yang Bersalah Opini Tujuan pemeriksaan fraud adalah untuk mendapat kepastian terkait terjadinya fraud dan menentukan penanggungjawab atas kejadian tersebut. Tujuan audit adalah memberikan pendapat berkaitan dengan kewajaran laporan keuangan. Hubungan Relationship Bermusuhan Tidak Bermusuhan Sifat hubungan dalam Sifat hubungan pekerjaan Pokok Masalah Fraud Examination Auditing pemeriksaan terhadap fraud adalah bermusuhan karena pada akhirnya pemeriksa harus menentukan pihak yang bersalah. audit adalah tidak bermusuhan. Metodologi Methodology Teknik Pemeriksaan Fraud Teknik Audit Teknik pemeriksaan fraud dilakukan dengan memeriksa dokumen, telaah data eksternal dan wawancara. Teknik audit dilakukan dengan pemeriksaan data keuangan. Anggapan Presumption Proof Professional Skepticism Pemeriksa fraud berupaya mengumpulkan bukti untuk mendukung atau membantah dugaan atau tuduhan terjadinya fraud. Auditor akan berusaha menjalankan tugasnya dengan professional skepticism. Sumber : Theodorus 2010:293

2. Pengendalian Internal

Dokumen yang terkait

PENGARUH KESESUAIAN KOMPENSASI, MORALITAS INDIVIDU, ASIMETRI INFORMASI, DAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN Pengaruh kesesuaian kompensasi, moralitas individu, Asimetri informasi dan efektivitas pengendalian Internal terhadap kecenderungan kecurangan Akuntansi

3 13 18

PENGARUH KESESUAIAN KOMPENSASI, MORALITAS INDIVIDU, ASIMETRI INFORMASI DAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN Pengaruh kesesuaian kompensasi, moralitas individu, Asimetri informasi dan efektivitas pengendalian Internal terhadap kecenderungan kecurangan Akuntansi (

2 14 17

PENDAHULUAN Pengaruh kesesuaian kompensasi, moralitas individu, Asimetri informasi dan efektivitas pengendalian Internal terhadap kecenderungan kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Temanggung).

0 3 9

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh kesesuaian kompensasi, moralitas individu, Asimetri informasi dan efektivitas pengendalian Internal terhadap kecenderungan kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Temanggung).

1 6 4

Pengaruh Pengendalian Internal Dan Moralitas Individu Pada Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Pada Villa Di Kawasan Umalas).

24 72 48

PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DENGAN PERILAKU TIDAK ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

24 175 281

Pengaruh Moralitas Individu dan Pengendalian Internal terhadap Kecurangan: Sebuah Studi Eksperimental | Mulia | Jurnal Akuntansi dan Investasi 2899 8225 1 PB

0 0 11

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, KEPUASAN KERJA, MORALITAS MANAJEMEN, DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI

0 1 10

PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI

1 17 10

PENGARUH MORALITAS INDIVIDU, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kudus)

0 0 15