16
oleh KAP dan 3 tiga tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama pasal 3 ayat 1. Kedua, akuntan publik dan kantor akuntan publik
boleh menerima kembali penugasan setelah 1 satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang diatas pasal 3 ayat 2 dan 3. Pembaharuan Menteri
Keuangan tersebut dimaksudkan untuk membatasi hubungan antara auditor dengan klien sehingga independensi auditor dan kualitas audit tetap terjaga
dengan hasil opini audit yang objektif.
2.1.4 Auditor Switching
Auditor switching merupakan pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien Rahayu, 2012. Faktor yang
menyebabkan terjadinya pergantian auditor dapat berasal dari klien maupun auditor itu sendiri. Menurut Chadegani et al. 2011 faktor-faktor yang
mempengaruhi perusahaan melakukan auditor switching dikelompokkan menjadi 2 dua grup: 1 Faktor yang berhubungan dengan auditor, yaitu: auditor fees,
auditor opininion, auditor size dan 2 Faktor yang berhubungan dengan klien, yaitu: change in management, financial distress, client size. Auditor switching
dapat juga terjadi karena adanya kewajiban rotasi audit. Berdasarkan bukti teoritis, dengan adanya rotasi auditor mengakibatkan perikatan masa audit audit
tenure menjadi lebih pendek dan perusahaan akan melakukan perpindahan auditor Nasser et al., 2006.
Auditor switching dapat dilakukan dengan adanya peraturan pemerintah yang mewajibkan perusahaan melakukan auditor switching bersifat mandatory
atau dengan sukarela diluar peraturan yang ada voluntary. Wibowo dan Rossieta
17
2009 mengungkapkan bahwa regulasi membatasi hal tersebut agar auditor dan klien tidak menciptakan suatu ketergantungan satu sama lain sehingga kualitas
audit tetap terjaga dengan hasil opini audit yang objektif. Sedangkan pergantian auditor secara voluntary yaitu perusahaan melakukan pergantian auditor secara
sukarela tanpa adanya keharusan dari peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Damayanti 2007 menyatakan jika suatu pergantian auditor KAP dilakukan
bukan karena masa pemberian jasa audit sesuai regulasi telah selesai tetapi karena alasan lain di luar itu maka diistilahkan sebagai pergantian auditor yang disebut
auditor switching. Febrianto 2009 dalam Andra 2012 menyatakan pergantian auditor
secara wajib dengan sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu independensi auditor. Jika pergantian terjadi secara wajib,
perhatian utama beralih kepada auditor. Sebaliknya, jika pergantian auditor terjadi secara sukarela maka perhatian utama adalah pada sisi klien. Menurut Andra
2012 ketika klien mengganti auditornya KAP tanpa ada peraturan yang membatasi, ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu auditor mengundurkan
diri dari pekerjaannya atau auditor diberhentikan oleh klien. Salah satu kemungkinan tersebut akan terjadi, namun fokus utama bukanlah pada hal itu
melainkan apa saja yang melatarbelakangi perusahaan mengganti auditornya secara sukarela voluntary dan siapa yang akan menjadi auditor selanjutnya pada
perusahaan tersebut. Wijayanti 2010 menyatakan bahwa alasan yang paling umum dari terjadinya pergantian auditor adalah tidak sepakatnya perusahaan
sebagai klien pada praktik akuntansi tertentu yang dilakukan oleh auditor
18
sehingga menyebabkan perusahaan mengganti auditor terdahulu dengan auditor baru yang mampu sepakat dengan kebijakan dan praktik akuntansi perusahaan.
Davis et al. 2007 berpendapat bahwa setiap pergantian auditor KAP yang baru akan menimbulkan biaya baru juga. Hal ini terjadi karena KAP yang
baru tidak mempunyai pemahaman yang mendalam mengenai bisnis perusahaan sehingga proses audit harus dimulai dari awal lagi. Hal pertama yang harus
dilakukan oleh auditor yang baru ditugaskan atas perusahaan klien adalah memahami lingkungan kerja klien dan menentukan resiko audit. Bagi auditor
yang sama sekali belum mengerti dengan keadaan tersebut, maka auditor akan memerlukan biaya awal start-up yang lebih tinggi, yang akhirnya dapat
menaikkan audit fee. Selain itu, auditor yang menjalankan tugasnya ditahun awal terbukti memiliki kemungkinan kekeliruan yang tinggi Pratitis, 2012.
2.1.5 Audit Fee