76 direncanakan berdasarkan kerangka teoritik dan riset atau praktik profesional di
masa lalu dan masa sekarang.
2. Standar Kompetensi Nasional SKN yang tidak ada dalam
kompetensi di SMKN 2 Yogyakarta
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMKN 2 Yogyakarta dan melihat kompetensi dasar praktik yang ada dalam Teknik Konstruksi Batu dan
Beton, diperoleh data kompetensi yang ada dalam SKN, namun tidak ada dalam kompetensi yang diajarkan di SMKN 2 Yogyakarta. Kompetensi tersebut
sebanyak 34 kompetensi, yaitu: Pengukuran dan leveling pekerjaan konstruksi bangunan air, Melaksanakan pengukuran pekerjaan konstruksi jembatan,
Memasang papan duga bouwplank pekerjaan pada pekerjaan konstruksi
bangunan air, Memasang papan duga bouwplank pekerjaan pada pekerjaan
konstruksi jalan, Memasang papan duga bouwplank pekerjaan pada pekerjaan
konstruksi jembatan, Memasang scafolding untuk pekerjaan konstruksi gedung,
Memasang scafolding untuk pekerjaan konstruksi bangunan air, Memasang
scafolding untuk pekerjaan konstruksi jalan, Memasang scafolding untuk pekerjaan konstruksi jembatan, Galian pondasi bangunan air, Galian jalan, Galian
pondasi jembatan, Urugan dan pemadatan bangunan air, Melaksanakan pemadatan jalan, Urugan dan pemadatan pekerjaan jembatan, Pasangan
pondasi bangunan air, Pasangan pondasi jembatan, Pasangan bata ringan, Melaksanakan pasangan batu
stone rubble mason, Bekesting tangga, Penulangan lantai, Penulangan tangga, Penulangan footplate, Pengecoran dak
beton, Pengecoran tangga, Pengecoran footplate, Pasangan lantai marmer, Uji slump, Pemadatan jalan, Melaksanakan pekerjaan pengaspalan jalan, Pengujian
marshal, Memasang perancah pada pekerjaan konstruksi bangunan air,
77 Memasang perancah pada pekerjaan konstruksi jalan, dan Memasang perancah
pada pekerjaan konstruksi jembatan.
Dari hasil wawancara dengan guru yang bersangkutan di SMKN 2 Yogyakarta macam-macam kompetensi pekerjaan praktik tersebut tidak
dilaksanakan di SMKN 2 Yogyakarta karena berbagai kendala. Sebagian besar kompetensi yang tidak dilaksanakan sesuai dengan SKN adalah kompetensi yang
berhubungan dengan bangunan air, jalan, dan jembatan. Terbatasnya jumlah waktu, dana, dan tempat dalam pelaksanaan pembelajaran praktik tersebut yang
menjadi alasan guru untuk meniadakan praktik yang berhubungan dengan macam-macam kompetensi pekerjaan diatas. Waktu yang ada dalam
pembelajaran di sekolah sangat tidak efektif dan efisien untuk melaksanakan kompetensi yang di tuntut dalam SKN, dana yang sangat besar untuk
melaksanakan praktik tersebut juga menjadi kendala untuk melaksanakan kompetensi yang dituntut dalam SKN, serta tempat untuk pelaksanaan praktik
yang sangat tidak memungkinkan. Selain itu guru yang bersangkutan juga menjelaskan bahwa untuk golongan lulusan SMK masih sangat dini untuk
menguasai ilmu-ilmu praktik yang berhubungan dengan pekerjaan proyek- proyek berskala menengah keatas. Karena pada dasarnya perusahaan jasa
proyek konstruksi akan lebih mengutamakan lulusan diatas SMK untuk pekerjaan yang tanggung jawabnya lebih besar. Berkaitan dengan kompetensi guru, UU
No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwasannya profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkaan standar
kompetensi sesuai bidang tugasnya dan pelaksanaan pengembaangaan keprofesian berkelanjutan sepanjang hayat. Oleh sebab itu untuk menyesuaikan