Analisis Usahatani Buah Duku

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Usahatani Buah Duku

5.1.1. Biaya Produksi Pada umumnya petani tidak mempunyai catatan usahatani sehingga sulit untuk melakukan analisis usahataninya. Petani hanya mengingat-ingat anggaran arus uang tunai Cash Flow yang petani lakukan, walaupun sebenarnya ingatan tersebut tidak terlalu jelek karena mereka masih ingat bila ditanya tentang produksi yang mereka peroleh dan berapa input produksi yang mereka gunakan. Petani akan merasa senang bila ada hasil yang diterimanya tanpa memperhitungkan apakah hasil yang diterimanya tersebut sudah memperoleh keuntungan atau masih dalam keadaan impas, atau bahkan dalam keadaan merugi. Pada tabel 9. Berikut merupakan rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani sampel usahatani buah duku. Tabel 9. Distribusi Biaya Produksi Usahatani Buah Duku Per Petani Biaya Nilai Rata-rata Rp Persentase Sarana Produksi 6.240.139 25.42 Tenaga Kerja 18.225.333 74.25 Penyusutan 78.352 1.33 Sumber : Lampiran 9 Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya terbesar yang harus dikeluarkan oleh seorang petani adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 18.225.333,- dengan rata-rata luas lahan 1,13 ha. Biaya produksi terkecil yang dikeluarkan petani adalah biaya penyusutan peralatan usahatani yaitu Rp. 78.352,- Universitas Sumatera Utara a. Biaya Sarana Produksi Pupuk yang digunakan petani buah duku di Desa Kuala Dekah adalah pupuk Organik dan pupuk Urea. Obat-obatan yang digunakan petani mencakup insektisida dan fungisida. Jumlah pupuk dan obat-obatan yang digunakan bervariasi antara satu petani dengan petani yang lainnya. Dalam pengaplikasiannya, masih banyak petani yang melakukan pemupukan tidak berdasarkan kebutuhan lahan. Mereka masih melakukan apa yang mereka lakukan sebelum adanya PPL di desa tersebut. Petani tidak menggunakan bagan pada batang pohon, namun hanya memperkirakan saja berdasarkan pengalaman yang mereka miliki. Adapun rata-rata penggunaan pupuk dan juga obat-obatan yang digunakan oleh petani sampel dapat dilihat pada tabel 10 berikut: Tabel 10. Biaya Penggunaan Sarana Produksi Buah Duku Per Petani No Sarana Produksi Satuan Rata-rata Rata-Rata Harga Rp 1 Bibit batang 176,8 884.000 2 Pupuk Organik kg 1711,3 256.700 3 Urea kg 35,7 536.400 4 Insektisida Liter 16,8 189.666 5 Fungisida Liter 0,9 101.666 Sumber : Lampiran 2 dan 3 Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya per petani yang paling besar pada pembibitan yaitu sebesar Rp 884.000. Dan rata-rata biaya paling kecil pada penggunaan fungisida yaitu sebesar Rp. 101.666. Hal ini dikarenakan dalam bibit duku yang sudah di beli telah siap di tanam. Bibit yang sudah ditanam merupakan varietas dari biji duku tembung. Pupuk organik yang digunakan petani adalah pupuk kandang, karena pupuk kandang yang selalu menjadi acuan bagi petani untuk usahatani buah duku. Petani harus menggunakan 50 kg pupuk kandang per Universitas Sumatera Utara pohon duku. Selain pupuk kandang petani juga menggunakan pupuk Urea, tetapi pupuk urea hanya pupuk yang digunakan petani untuk meningkatkan produksi usahatani duku. b. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk usahatani buah duku, termasuk di dalamnya biaya tenaga kerja dalam keluarga danbiaya tenga kerja luar keluarga. Pencurahan tenaga kerja yang dilakukan oleh setiap petani bervariasi satu sama lain, namun secara rata-rata dapat dilihat pada tabel 11 berikut: Tabel 11. Hasil Analisis Curahan Tenaga Kerja dan Biaya Curahan Tenaga Kerja Usatani Buah Duku per Petani Kronologi Kerja Rata-rata Curahan Tenaga Kerja HKP Rata-rata Biaya Curahan Tenaga Kerja Rp TKDK TKLK TKDK TKLK Pengolahan Tanah 8,34 42,21 300.000 2.116.667 Penanaman 3,22 10,00 51.533 190.733 Pemupukan 2,91 0,51 668.933 203.533 Pemeliharaan 0,80 0,47 40.041 23.583 Panen 14,75 1,58 593.333 4.800.000 Sumber : Lampiran 5 dan 6 Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa biaya rata-rata curahan tenaga kerja yang terbesar pada tahap panen yaitu Rp 5.393.333,-. Dan yang terkecil adalah untuk curahan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga pada tahap pengendalian yaitu Rp. 63.624,- untuk upah tenaga kerja pada tahap pemupukan dan pemeliharaan berdasarkan jumlah curahan tenaga kerja yang dikeluarkan per bulan. Sedangkan pengolahan tanah dan panen pada usahatni buah duku di keluarkan per tahun atau per musim panen. Universitas Sumatera Utara c. Biaya Penyusutan Biaya penyusutan merupakan biaya pengeluaran yang disebabkan kepada alat-alat pertanian yang digunakan petani dalam suatu proses produksi. Nilai depresiasi penyusutan tergantung nilai awal, umur ekonomis dan nilai sisa pada saat alat tersebut sudah tidak ekonomis. Alat-alat yang digunakan pada usahatni buah duku dapat dilihat pada tabel 12. Table 12. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Per Petani No. Peralatan Usahatani Rata-rata Penyusutan Per Tahun Rp Rata-rata Penyusutan Per MT Rp 1 Cangkul 34.166,67 7.116 2 Sabit 22.833,33 4.500 3 Ember 8.833,33 24.000 4 Hand Sprayer 7.866,67 3.933 Sumber: lampiran 8 Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya penyusutan peralatan usahtani per petani sampel per tahun yang terbesar adalah biaya penyusutan ember yaitu sebesar Rp. 24.000,- dan rata-rata biaya penyusutan yang terkecil adalah hand sprayer yaitu sebesar Rp. 3.933,- per tahun 5.1.2. Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas tenaga kerja merupakan seberapa banyak produksi pertanian yang dalam hal ini adalah buah duku yang dapat dihasilkan dalam setiap 1 HKP yang di curahkan.. Secara rata-rata, produksi, produktivitas tenaga kerja yang dimiliki oleh petani sampel di Desa Kuala Dekah dapat dilihat pada tabel 13 berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Rata-rata Produksi dan Produktivitas Tenaga Kerja Usahatani Buah Duku Per Petani No. Nilai 1 Rata-rata Produksi Ton 9,8 2 Rata-rata Produktivitas Tenaga Kerja TonHKP 0.18 Sumber: Lampiran 11 Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa rata-rata produktivitas tenaga kerja yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,18 TonHKP dengan dengan rata-rata produksi 9,8 ton dan rata-rata luas lahan 1,13 ha.. 5.1.3. Produktivitas Lahan Produktivitas lahan, disini kita dapat mengetahui jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh suatu lahan usahatani dalam setiap hektar lahan yang dipakai untuk kegiatan usahatani buah duku. Secara rata-rata, produksi, produktivitas lahan yang dimiliki oleh petani sampel di Desa Kuala Dekah dapat dilihat pada tabel 14 berikut : Tabel 14. Rata-rata Produksi dan Produktivitas Lahan Usahatani Buah Duku Per Petani No. Nilai 1 Rata-rata Produksi Ton 9,8 2 Rata-rata Produktivitas Lahan Tonha 5,73 Sumber: Lampiran 11 Dari tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa produktivitas lahan yang tergolong tinggi yaitu sebesar 7,03 Tonha dengan rata-rata produksi 9,8 ton dan dengan rata-rata luas lahan 1,13 ha. Universitas Sumatera Utara 5.1.4. Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani diperoleh melalui mengalikan produksi duku dengan harga jual buah duku. Penerimaan juga disebut pendapatan kotor, karena belum di kurangi dengan biaya yang telah dikeluarkan sebagai modal awal penerimaan petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 15 berikut : Tabel 15. Distribusi Penerimaan Usahatani Buah Duku Per Petani No. Nilai 1 Rata-rata Produksi 9800 Kg 2 Rata-rata Harga Duku Rp 9.000 3 Rata-rata Penerimaan Rp 88.200.000 Sumber: Lampiran 12 Rata-rata penerimaan = rata-rata produksi x rata-rata harga TR = Y x Py TR = 9800 kg x Rp 9.000 TR = Rp. 88.200.000 Dari tabel 15 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan petani sampel per tahun adalah Rp 88.200.000 dengan luas lahan 1,13 ha, jika di bagi per bulan, maka petani akan memperoleh penerimaan per bulan sebesar Rp. 7.350.000,- Penerimaan diatas merupakan penerimaan yang di peroleh dari setiap tahun. Musim panen di mulai pada umur 6 tahun pohon duku. 5.1.5. Pendapatan Bersih pendapatan bersih adalah penerimaan yang telah di kurangi dengan biaya produksi. Biaya yang dikurangi mulai dari tanam tahun pertama sampai tahun ke Universitas Sumatera Utara 6. Pendapatan tahun pertama Rp 88.200.000. Pendapatan bersih per petani dapat di lihat di tabel 16 berikut : Tabel 16. Distribusi Pendapatan Usahatani Buah Duku Di Desa Kuala Dekah No. Nilai 1 Rata-rata Penerimaan Rp. 88.200.000 2 Rata-rata Biaya Produksi Rp. 49.531.680 3 Rata-rata Pendapatan Bersih Rp 38.668.320 Sumber: Lampiran 12 Dari tabel 16 di atas dapat di lihat bahwa secara rata-rata pendapatan bersih petani sampel di Desa Kuala Dekah adalah sebesar Rp 38.668.320. pendapatan ini sudah tergolong tinggi yang jika di bagi per bulan, maka petani memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp. 1.288.944. Secara matematis, perhitungan untuk memperoleh nilai pendapatan bersih adalah sebagai berikut : Pd = TR – TC Pd = Rp. 88.200.000 – Rp. 49.531.680 Pd = Rp. 38.668.320,- 5.2 Analisis Kelayakan Usahatani Buah Duku Analisis kelayakan sangatlah penting di laksanakan dalam suatu kegiatan usahatani agar kita tidak mengalami kerugian. Terdapat berbagai cara untuk mengetahui kelayakan usahatani, diantaranya adalah dengan menghitung RC Ratio. Nilai RC Ratio antara petani sampel yang satu berbeda dengan yang lain, namun secara rata-rata dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 17. Distribusi RC Ratio Usahatani Buah Duku Per Petani No. Uraian Nilai 1 Rata-rata Penerimaan Rp. 88.200.000 2 Rata-rata Pendapatan Rp 38.668.320 3 RC Ratio 1,78 Sumber: Lampiran 12 Kelayakan usahatani di daerah penelitian dapat diketahui dengan menggunakan RC ratio Return Cost Ratio. RC ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total Biaya produksi. Rata-rata RC ratio = Rata-rata penerimaan rata-rata total biaya produksi = Rp. 88.200.000 Rp. 49.531.680 = 1,78 Sesuai dengan pernyataan Suratiyah 2009, bahwa jika RC ratio 1 maka dapat di nyatakan bahwa usahatani tersebut layak diusahakan secara ekonom. Dari perhitungan tersebut di peroleh nilai RC rationya adalah 1,78 dimana nilai tersebut lebih besar dari 1. Hal ini berarti usahatani buah duku dapat dikatakan layak secara ekonom dan prospek kedepannya sangat menjanjikan. Umur pohon duku juga bisa mencapi sampai ratusan tahun. 5.3. Pengaruh Biaya Produksi, Produktivitas Tenaga Kerja Dan Produktivitas Lahan Terhadap Pendapatan Usahatani Buah Duku Pendapatan usahatani buah duku dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, beberapa yang diteliti biaya produksi, produktivitas tenaga kerja dan produktivitas lahan. Untuk menguji pengaruhnya, maka perlu dilakukan pengujian dengan metode regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan SPSS 17 baik secara Universitas Sumatera Utara serempak, maupun secara parsial. Hasil regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 18 berikut: Tabel 18. Pengaruh Biaya Produksi, Produktivitas Tenaga Kerja Dan Produktivitas Lahan Terhadap Pendapatan Usahatani Buah Duku. Variabel Koefisien Regresi Standard Error T- Hitung Signifikansi Tolerance VIF Constant -1.321E8 3.106E7 -4.254 0.000 Biaya Produksi 2.619 .576 4.550 0.000 0.908 1.772 Produktivitas Lahan 6073726.967 3045900.659 1.994 0.057 0.916 1.955 Produktivitas Tenaga Kerja 6.133E7 3.492E7 1.756 0.091 0.950 1.424 R Square = 0.563 F Hitung = 11.151 F -Tabel = 2.975154 Signifikansi F = 0.000 t -Tabel = 1.705618 Sumber : Lampiran 13 1. Model Regresi Linier Berganda Dari tabel diatas, diperoleh model regresi sebagai berikut : Y = -1.321+ 2.619X 1 + 6073726.967X 2 + 6.133X 3 Keterangan : Y = Pendapatan X 1 = Biaya Produksi X 2 = Produktivitas Lahan X 3 = Produktivitas Tenaga Kerja Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa model regresi yang berbentuk tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini dijelaskan oleh nilai R 2 yang lebih kecil dari 0,96, nilai VIF yang lebih kecil dari 10, dan nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,1. 2. Koefisien Determinasi R 2 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 17 diperoleh nilai R 2 sebesar 0.563 yang berarti 56,3 variasi variabel terikat yaitu pendapatan usahatani buah duku dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas yaitu biaya produksi, produktivitas lahan dan produktivitas tenaga kerja. sedangkan sissanya 43,7 lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. 3. Uji Serempak Uji F statistics Diperoleh nilai F hitung 11.151, df 1 = 3, df 2 = 26 sehingga F Tabel = 2,975154. Dengan demikian F Hitung F tabel, maka H 1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa secara serempak Uji F variabel biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas lahan bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan usahatani buah duku. Jadi, setiap peningkatan ataupun penurunan dari jumlah biaya produksi, produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas lahan secara bersama-sama akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pendapatan usahatani buah duku yang dilakukan petani di Desa Kuala Dekah. 4. Uji parsial Uji T statistics Diperoleh df 1 = 3 dan df 2 = 26 dengan tingkat signifikansi 0,05. Maka diperoleh nilai t tabelnya adalah 1,705618. Variabel X 1 yaitu biaya produksi Rp diperoleh t-hitung 4.550 t tabel 1,705618 maka H tolak dan H 1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap pendapatan usahatani. Koefisien regresi biaya produksi sebesar +2.619 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang berbanding lurus antara biaya produksi dan pendapatan usahatani. Universitas Sumatera Utara Dimana setiap biaya produksi bertambah Rp.1, maka pendapatan akan meningkat sebesar Rp. 2.619. Semakin besar jumlah delta biaya produksi yang dikeluarkan maka akan diperoleh nilai delta pendapatan yang semakin besar pula. Karena, dengan besar delta biaya produksi yang ada petani mampu memproduksi buah duku lebih banyak lagi. Variabel X 2 yaitu produktivitas lahan tonha diperoleh nilai t-hitung 1.994 t tabel 1,705618, maka H tidak diterima dan H 1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas lahan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani buah duku di Desa Kuala Dekah. Variabel X 3 yaitu produktivitas tenaga kerja tonhkp diperoleh t-hitung 1.576 t tabel 1,705618, maka H diterima dan H 1 tidak diterima. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan usahatani. Produktivitas tenaga kerja di Desa Kuala Dekah tidak berpengaruh terhadap pendapatan dikarenakan curahan tenga kerja yang dikeluarkan petani sudah berada pada kondisi yang maksimum. Apabila curahan tenga kerja ditambah ceteris paribus, maka akan berdampak menjadi penurunan besar pendapatan petani. Koefisien regresi produktivitas lahan sebesar +6073726.967 dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang berbanding lurus antara produktivitas lahan dan pendapatan usahatani. Dimana setiap produktivitas lahan meningkat 1 tonha, maka pendapatan akan meningkat sebesar Rp. 6.073.726,-. Diperoleh nilai koefisien regresi produktivitas tenaga kerja lebih besar karena nilai koefisien produktivitas lahan. Hal ini dikarenakan lahan usahatani di Desa Universitas Sumatera Utara Kuala Dekah belum sepenuhnya diintensifkan penggunaannya, seperti penggunaan pupuk organik yang seharusnya minimal 2,5 Tonha, tetapi petani hanya menggunakan 1711,33 kgha. Sehingga lahan tidak mampu memproduksi secara optimal. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN