Tabel 7. Sarana dan Prasarana No
Sarana dan Prasarana Jumlah Unit
1 Sekolah
a. SD 1
2 Kesehatan
a. Puskesmas 1
3 Tempat Peribadahan
a. Mesjid b. Gereja
1 2
4 Transportasi
a. Jalan Baik b. Jalan Rusak
5 km 2 km
Sumber : Kantor Kepala Desa, 2014 Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa di desa Kuala Dekah hanya
memiliki 1 Sekolah Dasar, 1 Puskesmas, 1 Mesjid dan 2 Gereja. Hal ini menunjukkan bahwa di desa tersebut belum terlalu berkembang. Sarana
transportasi di desa Kuala Dekah tidak terlalu bagus. Memiliki 5 km jalan baik dan 2 km jalan rusak sehingga begitu sulit memasuki desa tersebut.
4.2 Karakteristik Sampel
Sampel penelitian adalah petani yang mengusahakan usaha pembibitan dan
mengembangkan buah duku di Desa Kuala Dekah. Karakteristik petani meliputi umur, pendidikan, lamanya bertani, luas lahan dan jumlah tanggungan.
Karakteristik petani sampel di Desa Kuala Dekah dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Karakteristik Sampel di Desa Kuala Dekah, 2014
No Uraian
Range Rata-Rata
1 Umur Tahun
30-85 57,55
2 Pendidikan Tahun
12-6 9
3 Lamanya Bertani
6-42 24
4 Luas Lahan
0,5-3 1,75
5 Jumlah Tanggungan
1-9 5
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1, 2014 Dari tabel di atas menunjukkan beberapa karakteristik petani sampel di Desa
Kuala dekah dalam usahatani buah duku ataupun dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Umur
Umur petani termasuk salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan kerja
dalam melaksanakan kegiatan usahtani. Biasanya semakin tua petani maka kemampuan kerjanya cenderung semakin menurun, sehingga biasanya petani
akan menggunakan tenaga kerja luar untuk bekerja maupun mengusahakan usahatani buah duku. Rata-rata umur petani sampel di Desa Kuala Dekah adalah
57,5 tahun dengan range 30-85 tahun. Kesimpulannya adalah umur petani di desa Kuala dekah ini termasuk golongan umur yang masih produktif atau usia bekerja.
2. Pendidikan
Banyak orang berpendapat bahwa tingkat pendidikan biasanya akan
mempengaruhi sistem pengolahan atau teknik pengolahan dan cara berpikir
Universitas Sumatera Utara
seseorang, meskipun pendidikan rendah belum tentu mempengaruhi kinerja petani dalam berusaha, bahkan kebanyakan diketahui petani rata-rata memiliki
pendidikan yang tidak tinggi akan tetapi tetap mampu berusahatani dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi.
Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel di Desa
Kuala Dekah rata-rata pendidikan adalah 9 tahun dengan range 6-12 tahun. Ini dapat di simpulkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan di daerah tersebut
memiliki rata-rata tingkat pendidikan SMP Sekolah Menengah Pertama. 3. Lamanya Bertani
Lamanya bertani merupakan salah satu faktor yang biasanya lebih berpengaruh
daripda pendidikan. Lamanya bertani yang cukup lama dapat menjadi modal awal bagi petani dalam membudidayakan buah duku. Hal ini dikarenakan petani
sudah memahami teknik-teknik usahatani dari pengalamannya selama bertahun- tahun. Meskipun teknik membudidayakan mungkin berbeda-beda.
Semakin berpengalaman petani tersebut maka semakin bertambah pula
pengetahuannya mengenai bidang pertanian yang ditekuninya. Rata-rata pengalaman bertani sampel di Desa Kuala Dekah adalah 24 tahun dengan range
6-42 tahun. 4. Luas Lahan
Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa luas lahan yang dimiliki petani sampel
berkisar antara 0,5-3 ha dengan rata-rata luas lahan 1,75 ha. Hal ini dapat
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa petani buah duku memiliki luas lahan yang cukup luas untuk usahatani buah duku.
5. Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan yang dimaksud adalah anak dan istri petani keluarga.
Dimana jumlah tanggungan keluarga akan mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rata-rata jumlah tanggungan
petani di Desa Kuala Dekah adalah 5 jiwa dengan range 1-9 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Usahatani Buah Duku
5.1.1. Biaya Produksi Pada umumnya petani tidak mempunyai catatan usahatani sehingga sulit untuk
melakukan analisis usahataninya. Petani hanya mengingat-ingat anggaran arus uang tunai Cash Flow yang petani lakukan, walaupun sebenarnya ingatan
tersebut tidak terlalu jelek karena mereka masih ingat bila ditanya tentang produksi yang mereka peroleh dan berapa input produksi yang mereka gunakan.
Petani akan merasa senang bila ada hasil yang diterimanya tanpa memperhitungkan apakah hasil yang diterimanya tersebut sudah memperoleh
keuntungan atau masih dalam keadaan impas, atau bahkan dalam keadaan merugi. Pada tabel 9. Berikut merupakan rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh
petani sampel usahatani buah duku. Tabel 9. Distribusi Biaya Produksi Usahatani Buah Duku Per Petani
Biaya Nilai Rata-rata Rp
Persentase
Sarana Produksi 6.240.139
25.42 Tenaga Kerja
18.225.333 74.25
Penyusutan 78.352
1.33 Sumber : Lampiran 9
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya terbesar yang harus dikeluarkan
oleh seorang petani adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 18.225.333,- dengan rata-rata luas lahan 1,13 ha. Biaya produksi terkecil yang dikeluarkan
petani adalah biaya penyusutan peralatan usahatani yaitu Rp. 78.352,-
Universitas Sumatera Utara