juga memiliki khasiat tersendiri. Khasiat dari buah dan bijinya adalah sebagai obat anti diare dan obat penyembuh demam jika kulitnya di bakar dapat digunakan
untuk mnegusir nyamuk Direktorat Gizi, 2000.
Ada beberapa varietas buah duku. Mulai dari duku palembang yang berkulit tebal serta berwarna agak kemerahan sampai duku condet yang berkulit tipis dan
berwarna agak kehijauan. Langsat yang berkulit sangat tipis, berwarna kuning keputih-putihan serta bergetah itu pun merupakan varietas dari duku Dalmadi,
2014.
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai analisis usahatani yang menjadi rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Komala, dkk 2005 dengan judul Analisis
Usahatani Duku dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Dengan hasil analisis bahwa usahatani duku
memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan rumah tangga petani yaitu Desa Bungin Tinggi 48,11 dan Desa Jambu Ilir 38,61 . Agribisnis
tanaman duku sangat potensial untuk dikembangkan bagi peningkatan taraf hidup petani duku di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Penelitian lain yang menjadi rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Edison dan Catur Hermanto 2012 dengan judul Aspek Budidaya Prospek Usahatani Tanaman Duku. Dengan analisis bahwa tanaman duku mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi, sehingga usaha agribisnisnya dapat menjadi sumber
Universitas Sumatera Utara
pendapatan bagi masyarakat. Biaya yang diperoleh untuk usahatani duku untuk empat kali panen dapat menutupi biaya investasi yang telah dikeluarkan.
2.4. Landasan Teori
Ilmu usahatani dapat dianggap sebagai ilmu terapan yang sangat tergantung
kepada struktur pertanian suatu wilayah, cara-cara bertani serta kondisi sosial ekonominya. Walaupun ilmu usahatani adalah suatu art,tetapi tentu menggunakan
teori-teori yang bersifat universal, misalnya prinsip-prinsip ekonomi, teori marginal, anggaran, dan analisa-analisa lain untuk menggunakan sumber daya
yang tersedia. Atas dasar pengertian di atas maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau
menggunakan sumber daya secara efisien pada suatu usaha pertanian. Karena sifatnya adala manajemen, maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari bagaimana membuat atau melaksanakan keputusan pada usaha pertanian untuk mencapai tujuan yang telah disepakati sebelumnya oleh manajer
atau keluarga petani tersebut Prawirokusumo, 1990. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengusahakan
dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu
pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-
faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang maksimal Suratiyah, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang berbeda- beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani
subsisten, dan ada yang bertujuan mencari keuntungan disebut usahatani komersial. Petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam
meningkatkan penghasilanpendapatannya bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga Rismayani, 2007.
Menurut Suratiyah 2009, klasifikasi usahatani dapat dibedakan menurut corak dan sifat, organisasi, pola serta tipe usahatani.
a. Corak dan sifat Menurut corak dan sifat dibagi menjadi dua, yakni komersial dan subsistence.
Usahatani komersial telah memperhatikan kualitas serta kuantitas produk. Sedangkan usahatani subsistence hanya memenuhi kebutuhan sendiri.
b. Organisasi Menurut organisasinya, usahatani dibagi menjadi 3 yakni:
1 Usaha individual ialah usahatani yang seluruh proses dikerjakan oleh petani sendiri beserta keluarganya mulai dari perencanaan, mengolah
tanah, hingga pemasaran ditentukan sendiri. 2 Usaha kolektif ialah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan
bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk keuntungan.
3 Usaha kooperatif ialah usahatani yang tiap prosesnya dikerjakan secara individual, hanya pada beberapa kegiatan yang dianggap penting
dikerjakan oleh kelompok, misalnya pembelian saprodi, pemberantasan hama, pemasaran hasil, dan pembuatan saluran irigasi.
Universitas Sumatera Utara
c. Pola Menurut polanya, usahatani dibagi menjadi 3, yakni khusus, tidak khusus dan
campuran. 1 Usahatani khusus ialah usahatani yang hanya mengusahakan satu cabang
usahatani saja, misalnya usahatani tanaman pangan, usahatani peternakan dan usahatani perikanan.
2 Usahatani tidak khusus ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang usaha bersama-sama, tetapi dengan batas yang tegas.
3 Usahatani campuran ialah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang secara bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas yang tegas,
contohnya tumpang sari dan mina padi. d. Tipe
Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam, usahatani kambing, dan
usahatani jagung. Tiap jenis ternak dan tanaman dapat merupakan tipe usahatani Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan diantara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis ini
dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak berubah Sukirno, 2005.
Beberapa faktor produksi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produksi meliputi ; luas lahan yang dimiliki, jumlah benih yang digunakan, jumlah tenaga
kerja yang digunakan, banyaknya pupuk yang digunakan, banyaknya pestisida
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan, keadaan pengairan, tingkat pengetahuan dan keterampilan, tingkat kesuburan tanah, iklim atau musim, modal yang tersedia Soekartawi,
2002. Tanah serta alam sekitarnya dan tenaga kerja adalah faktor produksi asli,
sedangkan modal dan peralatan merupakan subtitusi faktor produksi tanah dan tenaga kerja. Modal terbagi atas dua yaitu, land saving capital merupakan modal
yang dapat menghemat penggunaan lahan tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus memperluas areal dan labour saving capital merupakan modal yang
dapat menghemat penggunaan tenaga kerja Suratiyah, 2009. Biaya merupakan kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau
memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa yang akan datang Darsono, 2005.
Biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses
produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai. Biaya seringkali menjadi masalah bagi petani, terutama dalam pengadaan input atau sarana produksi. Dalam
usahatani dikenal dua macam biaya, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah walaupun jumlah produksi berubah
dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang selalu berubah tergantung pada besar kecilnya produksi
Prawirokusumo, 1990.
Universitas Sumatera Utara
Penyusutan adalah alokasi harga perolehan dan biaya secara sistematis dan rasional sepanjang umur manfaat aktiva tetap yang bersangkutan. Berbagai
metode sudah dikembangkan untuk menetapkan konsep dasar penyusutan aktiva tetap. Metode-metode tersebut mengkombinasikan nilai perolehan, taksiran umur
atau manfaat, dan taksiran nilai residu dengan asumsi-asumsi tertentu menyangkut sifat dan pola penurunan potensial aktiva tetap.
Punyusutan peralatan merupakan penurunan nilai inventaris yang disebabkan oleh pemakaian selama satu tahun pembukuan. Penyusutan merupakan nilai yang harus
dibayar oleh petani dikarenakan berkurangnya nilai dari barang yang dimiliki oleh petani tersebut. Dapat dikatakan bahwa nilai penyusutan tersebut merupakan nilai
pembelian dikurangi nilai residu yang hasil pengurangan tersebut dibagi dengan umur ekonomis Soekartawi, 1999.
Peyusutan peralatan dapat dihitung dengan rumus : Penyusutan Peralatan =
Ekonomis Umur
Akhir Nilai
Awal Nilai
−
Soekartawi, 1999. Keterangan:
Nilai awal : Harga beli peralatan usahatani
Nilai akhir : Harga peralatan usahatani saat ini setelah dipakai
Umur ekonomis: Umur tahan pakai peralatan usahatani. Biaya variabel dapat didefenisikan sebagai biaya yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Semakin besar kuantitas produksi, semakin besar pula jumlah variabel. Yang termasuk dalam
biaya variabel ini adalah biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya eksploitasi dalam rangka pemanfaatan biaya tetap, misalnya bahan bakar
Universitas Sumatera Utara
minyak, kerusakan kecil – kecil, dan biaya perawatan lain. Biaya ini mempunyai hubungan langsung dengan kuantitas produksi, secara matematis biaya dapat
ditulis :
TC = FC + VC Soekartawi, 1995.
Keterangan : TC
= Total Biaya FC
= Biaya Tetap VC
= Biaya Variabel Biaya sarana produksi yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk
memperoleh sarana produksi. Kebanyakan metode baru yang meningkatkan produksi pertanian memerlukan penggunaan bahan dan alat produksi khusus oleh
petani seperti bibit, pupuk, pestisida dan juga alat mesin pertanian. Pembangunan pertanian menghendaki semuanya tersedia secara lokal atau di dekat perdesaan
dan jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang mau menggunakannya Hanafie, 2010.
Curahan tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni 1 faktor
alam yang meliputi curah hujan, iklim, kesuburan, jenis tanah dan topografi, 2 faktor jenis lahan yang meliputi sawah, tegal, dan pekarangan, serta 3 luas, letak,
dan penyebarannya. Faktor-faktor tersebut menyebabkan adanya perbedaan
kesibukan tenaga kerja Suratiyah, 2009. Tenaga Kerja
merupakan penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang bekerja, yang memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja, seseorang yang tidak
Universitas Sumatera Utara
memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan dikategorikan bekerja. Sumber tenaga kerja dalam usahatani dibedakan atas :
a. Tenaga kerja dalam keluarga family labour yaitu seluruh tenaga kerja yang terdapat dalam keluarga, baik manusia, ternak, maupun tenaga mesin.
b. Tenaga kerja luar keluarga hired labour Satuan tenaga kerja dalam usahatani dibedakan atas :
a. Hari Kerja Pria HKP tenaga yang dikeluarkan satu pria dewasa per hari dalam kegiatan usahatani.
b. Hari Kerja Wanita HKW adalah tenaga yang dikeluarkan oleh satu wanita dewasa per hari dalam kegiatan usahatani yang nilainya setara
dengan 0,8 HKP. c. Hari Kerja Anak HKA adalah tenaga yang dikeluarkan oleh seorang
anak per hari yang nilainya setara dengan 0,5 HKP. d. Hari Kerja Ternak HKT adalah tenaga yang dikeluarkan oleh satu ekor
hewan ternak kerbau, lembusapi per hari yang nilainya setara dengan 5 HKP.
e. Hari Kerja Mesin HKM adalah tenaga yang dikeluarkan oleh satu unit mesin yang setara dengan 25 HKP per hari penggunaannya dalam kegiatan
usahatani. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani
berdasarkan tingkat kemampuannya. Tenaga kerja manusia dalam usahatani dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat
kecakapan, tingkat kesejahteraan dan faktor alam Hernanto, 1993.
Universitas Sumatera Utara
Penerimaan total total revenue adalah seluruh pendapatan yang diterima perusahaan atas penjualan barang hasil produksinya. Penerimaan rata-rata
average revenue adalah penerimaan dari hasil penjualan setiap unit barang. Penerimaan marginal marginal revenue adalah tambahan penerimaan dengan
menjual suatu unit lagi hasil produksinya Soekartawi, 1995. Dimana total penerimaan diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi dan
harga jual. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut :
TR = Py x Y Soekartawi, 1995.
Keterangan : TR
= Total Penerimaan Py
= Harga Jual Y
= Jumlah yang diperoleh dalam suatu usahatani Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan mengurangi nilai output total
penerimaan dengan nilai total input biaya. Selisih dinamakan pendapatan pengelola atau manajemen income. Jadi pendapatan adalah jumlah yang tersisa
setelah biaya yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari penerimaan.
Persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut :
Pd = TR – TC Soekartawi, 1995.
Keterangan : Pd
= Pendapatan usahatani TR
= Total Penerimaan TC
= Total Biaya
Universitas Sumatera Utara
Analisis efesiensi Revenue Cost Ratio RC Ratio atau imbangan penerimaan dan biaya dihitung dengan cara membandingkan penerimaan total dengan biaya total.
Apabila diperoleh nilai lebih dari satu berarti usahatani yang dilakukan efisien, tetapi bila diperoleh nilai kurang dari satu berarti yang dilakukan belum efisien.
RC Ratio merupakan alat analisa untuk mengukur biaya dari suatu produksi, dimana jika RC ratio 1 maka usahatani layak di kembangkan, RC ratio 1
maka usahatani tidak layak dikembangkan dan dikatakan impas jika RC ratio = 0 Soekartawi, 2002.
2.5. Kerangka Pemikiran