Analisis efesiensi Revenue Cost Ratio RC Ratio atau imbangan penerimaan dan biaya dihitung dengan cara membandingkan penerimaan total dengan biaya total.
Apabila diperoleh nilai lebih dari satu berarti usahatani yang dilakukan efisien, tetapi bila diperoleh nilai kurang dari satu berarti yang dilakukan belum efisien.
RC Ratio merupakan alat analisa untuk mengukur biaya dari suatu produksi, dimana jika RC ratio 1 maka usahatani layak di kembangkan, RC ratio 1
maka usahatani tidak layak dikembangkan dan dikatakan impas jika RC ratio = 0 Soekartawi, 2002.
2.5. Kerangka Pemikiran
Usahatani yang dilakukan dalam penelitian ini adalah usahatani buah duku di Desa Kuala Dekah, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang. Faktor
produksi mempunyai peranan yang penting dalam melaksanakan usahatani buah duku seperti dalam melaksanakan usahatani lainnya.
Untuk menghasilkan suatu hasil produksi output diperlukan kerjasama beberapa faktor produksi dan kombinasi faktor-faktor produksi tersebut perlu digunakan
secara efisien sehingga dapat memberikan keuntungan maksimum bagi petani. Usahatani buah duku memiliki beberapa faktor produksi yaitu modal, lahan,
tenaga kerja, dan sarana produksi. Faktor-faktor ini digunakan untuk menghasilkan jumlah produksi yang diinginkan.
Setiap usahatani memiliki biaya produksi yang berasal dari faktor produksi yaitu
terdiri dari biaya tetap FC dan biaya tidak tetap VC. Pendapatan bersih dalam usahatani buah duku diperoleh dari selisih antara penerimaan dan total biaya
Universitas Sumatera Utara
produksi. Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian jumlah output yang dihasilkan dalam masing-masing usahatani dengan harga jual output tersebut.
Desa Kuala Dekah sebagai salah satu daerah sentra produksi buah duku di Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang yang memiliki potensi untuk
dikembangkan lagi sehingga menjadi salah satu daerah menghasilkan produksi yang tinggi. Pengembangan tersebut di dukung dengan kondisi alam yang dalam
keadaan baik. Berdasarkan keterangan yang didapat dari kepala Desa Kuala Dekah
pengembangan usahatani buah duku sudah dikatakan berhasil tetapi masih menghasilkan kualitas buah duku yang tergolong biasa saja, dapat dilihat dari
produksi rata-rata buah duku sekitar 20-40 tonhatahun. Hal ini menunjukkan bahwa produksi buah duku bisa dikatakan cukup tinggi.
Pengelolaan usahatani bukan hanya mengemukakan tentang cara mendapatkan produksi yang maksimum dari semua cabang usahatani yang diusahakan, akan
tetapi juga bagaimana mempertinggi pendapatan bersih dari satu cabang usahatani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga.
Untuk memudahkan dan mengarahkan penelitian, maka disusun skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Analisis Usahatani Buah Duku
Menyatakan pengaruh
Gambar.1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Usahatani Buah Duku Lansium domesticum
Petani
Usahatani Buah Duku
Produksi Duku
Penerimaan
Layak Tidak Layak
Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas Lahan
Biaya Produksi
Harga Pendapatan Usahatani
Buah Duku
Universitas Sumatera Utara
2.6. Hipotesis Penelitian