Dari tabel 4.21 menjelaskan bahwa sebanyak 10 keluarga 56 sumber air bersihnya berasal dari sumur Bor
4.2.11 Jenis Rumah
Berikut merupakan tabel yang menggambarkan jenis rumah keluarga balita gizi buruk yang mendapatkan PMT-P di Puskesmas Pekan Labuhan tahun
2013.
Tabel 4.22 Jenis Rumah Keluarga Balita Gizi Buruk yang Mendapatkan PMT-P di Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2013
No Jenis Rumah
Jumlah n
1 Permanen
3 17
2 semi permanen
3 17
3 tidak permanen
12 66
Total 18
100
Dari 18 balita gizi buruk yang mendapatkan PMT-P di Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2013 terdapat 12 balita 66 yang tinggal dalam jenis rumah
tidak permanen.
4.3 Berat Badan Balita Sebelum dan setelah PMT-P
Berikut ini disajikan tabel untuk menggambarkan perubahan frekuensi jumlah balita gizi buruk yang mengalami peningkatan berat badan setiap bulan
pemberian PMT-P di Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2013.
4.23 Berat Badan Balita sebelum dan sesudah mendapatkan PMT-P No Pengukuran
Jumlah Naik
Tidak Naik Total
n n
n 1
BB PMT-P Bulan I kg 7
39 11
61 18
100
2
BB PMT-P Bulan II kg 18
100 -
100 18 100
3
BB PMT-P Bulan III kg 18 100
- -
18 100
Dari tabel 4.23 menggambarkan bahwa ada perubahan frekuensi balita yang mengalami kenaikan berat badan yaitu 7 orang di bulan I, menjadi 18 orang
di bulan II sampai bulan III terus mengalami peningkatan berat badan setelah mendapatkan PMT-P di Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2013.
Penyakit infeksi yang diderita oleh seseorang dapat mempengaruhi daya serapnya terhadap zat gizi yang masuk ke dalam tubuh. Berikut ini disajikan
bagaimana peningkatan berat badan balita gizi buruk di setiap bulan PMT-P baik balita yang menderita ISPA dan tidak menderita ISPA.
Tabel 4.24 Distribusi Balita Gizi Buruk Menurut Riwayat Penyakit ISPA dan Peningkatan Berat Badan Bulan I PMT-P
No Penyakit Pengukuran Berat Badan Bulan I
Total Naik
Tidak Naik n
n n
1 ISPA
2 33
4 67
6 100
2 Tidak ISPA
5 41
7 59
12 100
Dari tabel 4.24 dapat dilihat bahwa balita gizi buruk penderita ISPA 2 orang 33 mengalami peningkatan berat badan sedangkan yang tidak menderita
ISPA 5 orang yang mengalami peningkatan dari 12 orang.
Tabel 4.25 Distribusi Balita Gizi Buruk Menurut Riwayat Penyakit ISPA dan Peningkatan Berat Badan Bulan II PMT-P
No Penyakit Pengukuran Berat Badan Bulan II
Total Naik
Tidak Naik n
n n
1 ISPA
6 100
- -
6 100
2 Tidak ISPA
12 100
- -
12 100
Dari tabel 4.25 dapat dilihat bahwa pada PMT-P Bulan II memberikan pengaruh yang baik bagi balita gizi buruk penderita ISPA yaitu semua balita
mengalami peningkatan berat badan.
Tabel 4.26 Distribusi Balita Gizi Buruk Menurut Riwayat Penyakit ISPA dan Peningkatan Berat Badan Bulan III PMT-P
No Penyakit Pengukuran Berat Badan Bulan III Total
Naik
Tidak Naik n
n n
1 ISPA
6 100
- -
6 100
2 Tidak ISPA
12 100
- -
12 100
Dari tabel 4.26 dapat dilihat bahwa pada PMT-P Bulan III memberikan pengaruh yang baik bagi balita gizi buruk penderita ISPAdan tidak ISPA yaitu
100 mengalami peningkatan berat badan
Berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan bagaimana distribusi frekuensi balita gizi buruk menurut jenis kelamin setelah PMT-P bulan I, II, dan
III.
Tabel 4.27 Distribusi Balita Gizi Buruk Menurut Jenis Kelamin dan Peningkatan Berat Badan Bulan I PMT-P
No Jenis Kelamin
Pengukuran Berat Badan Bulan I Total
Naik Tidak Naik
n n
n
1 Laki-laki
5 42
7 58
12 100
2 Perempuan 2
33 4
67 6
100
Dari tabel 4.27 dapat dilihat bahwa peningkatan berat badan pada balita berjenis kelamin laki-laki lebih tinggi yaitu 5 orang 42.
Tabel 4.28 Distribusi Balita Gizi Buruk Menurut Jenis Kelamin dan Peningkatan Berat Badan Bulan II PMT-P
No Jenis Kelamin
Pengukuran Berat Badan Bulan II Total Naik
Tidak Naik n
n n
1 Laki-laki
12 100
- -
12 100
2 Perempuan 6
100 -
- 6
100
Tabel 4.28 menunjukkan bahwa pada bulan II PMT-P terjadi peningkatan berat badan secara keseluruhan pada balita gizi buruk.
Tabel 4.29 Distribusi Balita Gizi Buruk Menurut Jenis Kelamin dan Peningkatan Berat Badan Bulan III PMT-P
No Jenis Kelamin
Pengukuran Berat Badan Bulan III
Total Naik
Tidak Naik n
n n
1 Laki-laki
11 100
- -
11 100
2 Perempuan 7
100 -
- 7
100
Dari Tabel 4.29 menunjukkan bahwa pada bulan III PMT-P semua balita tetap mengalami peningkatan berat badan yaitu 100 baik pada jenis kelamin
laki-laki maupun perempuan. Umur balita mempengaruhi responnya terhadap makanan yang diberikan
baik karena struktur makanan, masih tahap bermain, sistem pencernaan yang belum sempurna sehingga mempengaruhi jumlah makanan ataupun energi yang
masuk sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita. Berikut disajikan tabel yang menggambarkan peningkatan berat badan
balita gizi buruk menurut umur.
Tabel 4.30 Distribusi Balita menurut Umur dan Peningkatan Berat Badan I PMT-P
No Umur Balita
Pengukuran Berat Badan Bulan I Total
Naik Tidak Naik
n n
n
1 6-24 Bulan
2 22
7 78
9 100
2 24 Bulan
5 56
4 44
9 100
Dari tabel 4.30 dapat dilihat bahwa peningkatan berat badan pada bulan I PMT-P lebih nampak pada balita yang berusia 24 bulan yaitu 56 5 orang.
Tabel 4.31 Distribusi Balita menurut Umur dan Peningkatan Berat Badan II PMT-P
No Umur Balita
Pengukuran Berat Badan Bulan II Total Naik
Tidak Naik n
n n
1 6-24 Bulan
9 100
- -
9 100
2 24 Bulan
9 100
- -
9 100
Dari tabel 4.31 nampak bahwa pada bulan II PMT-P, semua balita baik yang yang berusia 6-24bulan dan 24 bulan mengalami peningkatan berat badan.
Tabel 4.32 Distribusi Balita menurut Umur dan Peningkatan Berat Badan I PMT-P
No Umur Balita
Pengukuran Berat Badan Bulan II Total Naik
Tidak Naik n
N n
1 6-24 Bulan
9 100
- -
11 100
2 24 Bulan
9 100
- -
7 100
Dari Tabel 4.32 dapat dilihat bahwa 100 balita gizi buruk yang mendapat PMT-P di Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2013 yang berusia 6-24
bulan dan 24 bulan mengalami peningkatan berat badan. Salah satu hal yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan dimana
lingkungan yang sehat kecenderungan akan memberi pengaruh yang sehat untuk individu yang tinggal di dalamnya. Rumah sebagai lingkungan yang paling dekat
dengan masyarakat karena sebagai tempat tinggal akan mempengaruhi kesehatan keluarga. Kondisi fisik rumah akan menjadi pengaruh yang bermakna untuk
kesehatan. Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan peningkatan berat
badan balita gizi buruk menurut jenis rumah.
Tabel 4.33 Distribusi Balita menurut Jenis Rumah dan Peningkatan Berat Badan di Bulan I PMT-P
No Jenis Rumah
Pengukuran Berat Badan Balita Bulan I
Total Naik
Tidak Naik n
n N
1 Permanen
1 33
2 67
3 100
2 Semi Permanen
1 33
2 67
3 100
3 Tidak Permanen
5 42
7 58
12 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa peningkatan berat badan balita pada bulan I PMT-P lebih tinggi pada balita yang bertempat tinggal di rumah permanen
dan semi permanen yaitu 67.
Tabel 4.34 Distribusi Balita menurut Jenis Rumah dan Peningkatan Berat Badan di Bulan II PMT-P
No Jenis Rumah
Pengukuran Berat Badan Balita Bulan II
Total Naik
Tidak Naik n
n N
1 Permanen
3 100
- -
3 100
2 Semi Permanen
3 100
- -
3 100
3 Tidak Permanen
12 100
- -
12 100
Dari tabel 4.34 nampak bahwa pada bulan II PMT-P memberikan pengaruh yang sama di setiap balita dengan jenis rumah yang berbeda-beda.
Tabel 4.35 Distribusi Balita menurut Jenis Rumah dan Peningkatan Berat Badan di Bulan III PMT-P
No Jenis Rumah
Pengukuran Berat Badan Balita Bulan III
Total Naik
Tidak Naik N
n N
1 Permanen
3 100
- -
3 100
2 Semi Permanen
3 100
- -
3 100
3 Tidak Permanen
12 100
- -
12 100
Dari tabel 4.35 dapat dilihat bahwa 100 balita gizi buruk mengalami peningkatan berat badan baik yang tinggal di rumah permanen, semi permanen,
dan tidak
permanen.
57
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Puskesmas Rawat Inap Pekan Labuhan kecamatan Medan Labuhan tahun 2013. Terdapat beberapa
kelemahan data sekunder ini, antara lain: 1. Validitas pengukuran berat badan balita tidak dapat di pertanggungjawabkan
karena peneliti tidak melihat langsung pengukuran berat badan balita.
2. Pemberian PMT-P tidak dapat dipertanggungjawabkan karena pada saat pemberian petugas hanya menanyakan PMT-P habis atau tidak sehingga
dikhawatirkan PMT-P di makan juga oleh anggota keluarga lainnya.
3. Data umur yang ada perhitungannya kurang tepat.
4. Tidak ada pemeriksaan penyakit penyerta pada saat PMT-P berlangsung, hanya ada rekam medis pada saat balita datang ke puskesmasRS
5. Pengukuran berat badan menggambarkan status saat kini, klasifikasi berat badan menurut umur memiliki banyak kelemahan seperti sulit menentukan umur
yang benar – benar tepat, dapat mengakibatkan interpretasi yang keliru jika ada
oedema.