Penetapan status daya dukung lingkungan berbasis neraca air

5 pada kemampuan menjaga dan mempertahankan dinamika siklus hidrologi pada daerah hulu Daerah Aliran Sungai DAS. Upaya mempertahankan siklus hidrologi sangat ditentukan oleh kemampuan meningkatkan kapasitas simpan air, baik penyimpanan secara ”alami” melalui upaya rehabilitasi dan konservasi wilayah hulu DAS, maupun secara ”buatan” dengan membangun wadukbendungan, embung, dan bangunan konservasi lainnya Prastowo, 2010. Menurut Prastowo 2010 analisis daya dukung lingkungan aspek sumberdaya air dapat dilakukan melalui 4 empat tahapan analisis, yaitu meliputi: 1. Penetapan status daya dukung lingkungan berbasis neraca air 2. Kajian sumberdaya iklim untuk pertanian tipe agroklimat 3. Analisis potensi suplai air 4. Kajian indikator degradasi sumberdaya air

2.2.1 Penetapan status daya dukung lingkungan berbasis neraca air

Analisis daya dukung lingkungan berbasis neraca air DDL-air menunjukkan perbandingan antara kondisi suplai air pada suatu wilayah dengan kebutuhan yang ada. Dari perbandingan keduanya, akan diperoleh status kondisi ketersediaan air pada wilayah tersebut. Status daya dukung lingkungan berbasis neraca air diperoleh dengan membandingkan antara nilai CH andalan dengan water footprint. Kriteria status DDL-air tidak cukup dinyatakan hanya dengan “surplus-defisit” saja namun perlu juga dinyatakan dengan nilai “rasio ketersediaankebutuhan supplydemand ”. Kriteria penetapan status daya dukung lingkungan yang disarankan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria penetapan status DDL - air Kriteria Status DDL-air Rasio supplydemand 2 Daya dukung lingkungan aman sustain Rasio supplydemand 1-2 Daya dukung lingkungan aman bersyarat conditional sustain Rasio supplydemand 1 Daya dukung lingkungan telah terlampaui overshoot Sumber : Prastowo2010 Ketersediaan air yang dinyatakan sebagai CH andalan dihitung dengan peluang kejadian hujan ≥ 50. Analisis curah hujan dengan peluang tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Weibull yaitu : P = ................................................................................................................................ 1 dengan : P = Peluang m = Urutan kejadian menurut besarnya n = Jumlah tahun pengukuran Water footprint merupakan suatu konsep yang digunakan untuk mengetahui jumlah air yang dibutuhkan oleh seseorang, komunitas, ataupun kegiatan produksi baik secara langsung maupun tidak langsung Bulsink et al, 2009. Ketersediaan air yang dinyatakan sebagai CHandalan dihitung dengan peluang kejadian hujan ≥ 50 dengan metode perhitungan yang lazim digunakan, seperti metode Hazen, metode Gumbel, atau metode lainnya. perhitungan kebutuhan air dapat dihitung dari hasil konversi terhadap kebutuhan hidup layak, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 6 DA = N x KHLA ............................................................................................................................2 dengan : DA = Total kebutuhan air m 3 tahun N = Jumlah penduduk jiwa KHL A = Kebutuhan air untuk hidup layak = 2 x 800 m 3 airorangtahun, berdasarkan:  800 m 3 airorangtahun adalah kebutuhan air untuk keperluan domestik dan untuk menghasilkan pangan  2,0 adalah faktor koreksi untuk memperhitungkan kebutuhan hidup layak yang mencakup kebutuhan pangan, domestik dan lainnya.

2.2.2 Sumberdaya Iklim Untuk Pertanian Agroklimat