pengambilan keputusan dibidang pemasaran, sumber daya manusia, pemilihan lokasi, atau bidang lain yang berhubungan dengan pemilihan alternatif.
Metode PROMETHEE merupakan salah satu yang paling dikenal dan merupakan metode outranking yang diterapkan secara luas, terdiri dari pembangunan
relasi outranking melalui perbandingan berpasangan alternatif diperiksa disetiap kriteria terpisah. Dengan memperkenalkan beberapa jenis kriteria umum,
PROMETHEE memungkinkan untuk pengayaan struktur preferensi yang lebih cocok untuk menangani masalah ketidakpastian atau ketidaktepatan struktur karakteristik
Yusuf, 2011.
Secara umum langkah-langkah metode PROMETHEE yang dijelaskan oleh Suryadi dan Ramdhani dengan langkah-langkah metode PROMETHEE adalah sebagai
berikut: 1.
Menentukan nilai kriteria dengan memasukkan nilai alternatif. 2.
Menentukan tipe preferensi untuk menentukan tipe perhitungan dalam mengolah alternatif.
3. Menentukan hasil nilai preferensi berdasarkan tipe preferensi yang di inginkan.
4. Menentukan nilai indeks preferensi bertujuan untuk menghitung nilai preferensi
dari masing-masing kriteria. 5.
Menentukan PROMETHEE rangking yang terdiri dari nilai PROMETHEE I dan nilai PROMETHEE II. Pada PROMETHEE I menetukan nilai Leaving Flow,
Entering Flow. Pada PROMETHEE II menentukan nilai Net Flow.
Dalam PROMETHEE disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Hal ini tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus, antara lain
Yusuf, 2011:
1. Kriteria Biasa Usual Criterion
Hd = 0 jika d ≤ 0
1 jika d 0
Keterangan:
Hd = selisih kriteria antara alternatif.
d = selisih nilai kriteria {d = fa - fb}.
Pada kasus ini, tidak ada beda sama penting antara a dan b jika dan hanya jika fa = fb, apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai
berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif memiliki nilai yang lebih baik yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Kriteria Biasa
2. Kriteria Quasi Quasi Criterion
Hd =
Keterangan:
Hd = fungsi selisih kriteria antara alternatif.
d = selisih nilai kriteria {d = fa - fb}.
Parameter q = harus merupakan nilai tetap.
Dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai Hd dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q,
dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.3.
1 jika d q 0 jika ≤ q
1
d Hd
Gambar 2.3. Kriteria Quasi
3. Kriteria dengan preferensi linier
Hd =
Keterangan:
Hd = fungsi selisih kriteria antara alternatif.
d = selisih nilai kriteria {d = fa - fb}.
p = nilai kecenderungan atas.
Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara
linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Kriteria Preferensi Linear
-p p
d Hd
1
q -q
d
Hd 1
1 jika d p jika d ≤ 0
dp jika 0 d ≤ p
4. Kriteria Level Level Criterion
Hd =
Keterangan:
Hd = fungsi selisih kriteria antara alternatif.
p = nilai kecenderungan atas.
q = harus merupakan nilai yang tetap.
Kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensi p adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada di antara nilai q dan p, hal ini berarti situasi
preferensi yang lemah Hd = 0,5 Brans, 1984 yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5. Kriteria Level
5.
Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda
Hd = 0 jika d ≤ q
0,5 jika q d ≤ p
1 jika d p
0 jika d ≤ q
d-qp- q jika q d ≤ p
1 jika d p p
q -q
-p d
1
Hd
Keterangan:
Hd = fungsi selisih kriteria antara alternatif.
d = selisih nilai kriteria {d = fa - fb}.
p = nilai kecenderungan atas.
q = harus merupakan nilai yang tetap.
Pengambilan keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q
dan p. Dua parameter tersebut telah ditentukan yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda
6. Kriteria Gaussian Gaussian Criterion