Biomassa Panen Analisa Usaha

18 pertumbuhan udang maka bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan semakin tinggi. Berdasarkan dinamika pasar udang vaname pada bulan Februari 2012 di wilayah Lampung, harga udang relatif tinggi. Harga udang menurut kategori size yaitu size 63 harga jual Rp 42.200kg, size 64 harga jual Rp 42.000kg, size 65 harga jual Rp 41.800kg dan size 70 harga jual Rp 40.000kg. Perlakuan C memiliki sintasan terbaik, namun tidak memiliki nilai size terbaik. Hal tersebut diduga akibat sintasan perlakuan C yang lebih tinggi daripada perlakuan B yaitu 70,04 dan 59,18. Semakin tinggi sintasan maka semakin tinggi kepadatan dalam wadah. Menurut Mangampa et al. 2008 semakin tinggi kepadatan ikan dalam suatu wadah, akan semakin kecil laju pertumbuhan per individu dan menyebabkan bobot rata-rata saat panen lebih kecil. Kepadatan yang rendah lebih memungkinkan bagi ikan atau udang untuk memanfaatkan makanan dengan baik dibandingkan dengan kepadatan yang tinggi. Oleh karena itu, nilai size perlakuan B menunjukan hasil terbaik.

3.7.2 Biomassa Panen

Biomassa panen ditentukan dari populasi akhir sintasan dan bobot rata- rata akhir pemeliharaan. Perbandingan biomassa panen masing-masing perlakuan disajikan pada Gambar 8. Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukan hasil yang berbeda nyata P0,05 K kontrol, A probiotik 0,5 dan prebiotik 1, B probiotik 1 dan prebiotik 2, C probiotik 2 dan prebiotik 4. Gambar 8. Perbandingan biomassa panen udang pada akhir pemeliharaan. 795,37 786,76 830,43 900,39 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 K A B C B io m as sa pa n en g Perlakuan a a a a 19 Biomassa panen merupakan total bobot keseluruhan populasi pada masa akhir pemeliharaan. Semakin besar biomassa panen maka semakin besar penerimaan yang didapat. Berdasarkan Gambar 8 biomassa panen tertinggi terdapat pada perlakuan C yaitu 900,39 gram sedangkan terendah A yaitu 786,76 gram. Bobot biomassa tersebut dihitung berdasarkan total masing-masing perlakuan satu perlakuan terdiri dari tiga jaring hapa. Biomassa panen ditentukan oleh bobot rata-rata dan sintasan diakhir perlakuan. Semakin tinggi sintasan dan bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan maka semakin tinggi biomassa panen Effendi 2004. Bobot biomassa terbaik pada perlakuan C diduga akibat sintasan tertinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu 70,04. Namun demikian hasil uji statistik menunjukan bahwa semua perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap biomassa panen P0,05; Lampiran 9.

3.7.3 Analisa Usaha

Analisa usaha digunakan untuk menghitung seberapa besar pengaruh perlakuan terhadap potensi keuntungan berdasarkan asumsi yang berlaku. Asumsi disusun berdasarkan fakta yang dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Asumsi dapat berbeda dalam jangka waktu dan tempat yang berbeda. Asumsi yang digunakan dalam analisa perlakuan ini dapat dilihat lebih rinci pada Lampiran 10. Hasil analisa usaha pada akhir pemeliharaan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Analisa Usaha pada Akhir Pemeliharaan Perlakuan Biaya Pakan Rp Biaya Sinbiotik Rp Biaya Lain Rp Total Biaya Rp Pendapatan Rp Keuntungan Rp K 11.198 11.135 21.678 33.406 11.207 A 11.191 187 11.015 21.758 32.887 10.494 B 11.074 374 11.626 22.462 35.004 11.970 C 11.123 744 12.605 23.900 36.916 12.443 Berdasarkan Tabel 4 biaya pakan tertinggi terdapat pada perlakuan K dan terendah B. Biaya penambahan sinbiotik tertinggi pada perlakuan C. Hal tersebut dikarenakan dosis yang digunakan merupakan dosis tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Tingginya biaya sinbiotik disebabkan oleh tingginya biaya ektraksi prebiotik. Namun demikian, meskipun biaya sinbiotik tinggi pada perlakuan C mempengaruhi keuntungan yang didapatkan. Keuntungan tertinggi 20 yaitu Rp 12.443 sedangkan terendah A yaitu Rp 10.494. Meskipun perlakuan C memiliki total biaya tertinggi yaitu Rp 23.900, namun tertutupi oleh pendapat tertinggi yaitu Rp 36.916. Pendapatan yang berbeda-beda dipengaruhi oleh nilai sintasan dan harga udang berdasarkan kategori size. Semakin tinggi sintasan dan semakin kecil nilai size maka pendapatan semakin tinggi. Oleh karena itu, perlakuan C tetap memiliki keuntungan tertinggi meskipun memiliki total biaya tertinggi. Hal tersebut diduga oleh tingginya sintasan pada perlakuan C yaitu 70,04 dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. 21 IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan