dalam adukan beton menempati volume yang terbesar ± ¾ bagian atau 60 - 80 . Oleh karena itu mutu
agregat penting diketahui, karena agregat yang dipakai dalam campuran beton sangat mempengaruhi
kekuatan betonnya. Agregat yang kuat akan
menghasilkan beton yang kuat, karena porsentase agregat dalam campuran beton lebih besar dari bahan
lainnya. Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton, dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam pekerjaan beton, sebab harga agregat
jauh lebih murah dibandingkan dengan harga semen, disamping itu agregat banyak memberikan keuntungan
ditinjau secara teknis didalam beton, karena dengan agregat akan didapatkan mutu beton yang lebih stabil,
dan lebih tahan lama dibandingkan dengan sifat dari pasta semennya.
Maksud dari penggunaan Agregat sebagai bahan pengisi, agar biaya pembuatan beton dapat lebih
murah, karena agregat relatif mudah didapat, sifatnya yang kerasmantap dan stabil sangat berguna
untuk menghemat pemakaian semen, sehingga harga pembuatan beton dapat lebih ekonomis.
B. GOLONGAN AGEREGAT Agregat untuk pembuatan beton secara umum dapat
dibagi atas tiga golongan yaitu : 1. Golongan Agregat Berat di antaranya Batu Barit
BaSO4 dengan BJ. 4,15 – 4,45; Biji besi
42
batu magnetit atau limonitedengan BJ. 4,40 – 5,00, Butiran atau Potongan besibaja dengan
BJ. 6,80 – 7,60. Dengan menggunakan agregat Batu Barit, dapat
dicapai berat isi beton 3200 kgm
3
dan agregat butiran besi dengan susunan butir baik dapat
dicapai berat isi beton ± 4800 kgm
3
. Jenis beton berat ini dipakai terutama untuk
memberi perlindungan terhadap Sinar X, Sinar Gamma atau Neutron, Reaktor-reaktor pemecah inti
nuklir, untuk melindungi penyinaran nuklir yang bebahaya.
Penggunaan agregat berat dalam pembuatan beton sering mempengaruhi kelecakan beton, karena
perbedaan berat jenis agregatnya jauh lebih besar dari berat jenis air dan semen. Untuk
menghindari terjadinya segregasi diperlukan pemakaian air seoptimal mungkin.
2. Golongan Agregat Normal adalah batu alam yang padat dan kompak, dari jenis batuan beku, batu
endapan atau metamorphosa, berat jenisnya. berkisar antara 2,50 – 3,00, berat isi beton
memakai agregat normal antara 1800 kg – 2500 kgm
3
. 3. Golongan Agregat Ringan adalah agregat untuk
beton ringan yang terdiri dari banyak macam bahan baik alamiah maupun buatan, dan dapat
bersifat organik atau an-organik dengan berat isi beton 300 kgm
3
– 1800 kgm
3
.
C. PENGAMBILAN SAMPEL AGREGAT
43
Pengambilan sampel untuk menentukan baik tidaknya endapan agregat dilapangan sebaiknya
mengikuti prosedur pengambilan sampel yang baik, seperti metode perempatan quartering sehingga
sampel tersebut dapat mewakili populasi yang ada. Jumlah sampel yang akan dibawa ke laboratorium untuk
dilakukan pengujian sifat fisik dan kimianya dilakukan berdasarkan besar butir maksimum seperti
tabel berikut:
Tabel 1 JUMLAH SAMPEL AGREGAT UNTUK PENGUJIAN LABOR
Jenis Agregat Besar Butir
Maksimum mm Jumlah Sampel
kg Agregat Halus
4,8 10
Agregat Kasar 9,5
12,5 19,0
25,0 38,1
10 15
25 50
75
Referensi: Teknologi Bahan 2 PEDC Bandung 1997
D. PENYIMPANAN AGREGAT Untuk menjaga susunan butir serta mutu agregat