dibagi kedalam dua bagian yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar faktor interen dan faktor yang berasal dari luar diri pelajar faktor eksteren.
Adapun faktor-faktor tersebut adalah :
1. Faktor interen, yaitu : a. Faktor-faktor Rohani jiwa
Faktor rohani adalah faktor kemauan yang menjadi pendorong utama tercapainya suatu cita-cita, sedangkan cita-cita merupakan pusat dari macam-
macam kemauan atau kebutuhan serta keinginan yang akan memacu diri untuk lebih giat lagi belajar. Pada pribadi yang punya cita-cita banyak hal
yang dapat mendorong seseorang untuk belajar antara lain : -
Sifat ingin tahu yang besar untuk menyelediki dunia yang penuh dengan misteri ini.
- Adanya jiwa yang kreatif dan keinginan lebih maju.
- Ingin mencapai kehidupan yang lebih baik serta ingin mengangkat harkat
dan martabat ke tempat yang terhormat. - Berkeinginan mendapatkan rasa simpati dari orang lain.
- Berkeinginan memperbaiki diri dari kesalahan di masa lalu. - Adanya rasa percaya diri bila menguasai suatu ilmu.
Untuk lebih jelasnya mengenai faktor interen ini, berikut akan diuraikan satu persatu, yaitu :
36
1. Kematangan
Seseorang tidak bisa mempelajari sesuatu dengan baik apabila hal tersebut di luar batas kematangan jiwa yang dimilikinya. Misalnya seorang
anak SMA kelas I tidak mampu menerima dan menanggapi kalau diberikan pelajaran kelas II atau kelas III kepadanya, sebab potensi-potensi jasmaniah
dan rohaniahnya belum matang untuk menerima pelajaran tersebut. Purwanto 1985 : 1020 mengemukakan sebagai berikut :
“Kita tidak dapat mengajar ilmu pasti kepada anak kelas tiga sekolah dasar, atau mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru
duduk di bangku sekolah menengah pertama. Semua itu disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran
itu. Mengajar sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya. Potensi-potensi jasmaniah atau
rohaniahnya telah matang untuk itu”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka semakin jelaslah bahwa kematangan perlu sekali diperhatikan di dalam belajar-mengajar. Kalau siswa
yang bersangkutan memiliki mental yang cukup matang untuk menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, cenderung hasil belajarnya akan baik.
Sebaliknya bagi siswa yang belum siap untuk menerimanya meskipun di paksa, maka hasil belajarnya cenderung tidak baik.
2. Intelegensiakecerdasan