Kesehatan Latihan dan ulangan

mengajar. Oleh karena itu, kewajiban pendidik dan terjaga dengan baik, apakah secara kuratif ataupun preventif. Kedaan jasmani dapat dipengaruhi oleh kadar gizi makanan seseorang. Jika seseorang anak didik memperoleh gizi yang kurang dapat mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, cepat lelah serta tidak bergairah sewaktu belajar. Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit lain yang mulanya terasa ringan, tapi lama kelamaan, akan menjadi lebih serius, sehingga mempengaruhi konsentrasi belajar. Untuk lebih jelasnya mengenai faktor-faktor ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Kesehatan

Keadaan fisik seseorang sangat mempengaruhi aktivitas seseorang dalam belajar, dala hal ini walaupun seseorang tersebut cukup pandai dan rajin belajar, tetapi kalau keadaan fisiknya sering sakit-sakitan, lemah dan lain sebagainya akan mempengaruhi hasil belajarnya. Sehubungan dengan hal kesehatan ini, Suryabrata 1984 : 255 mengemukakan bahwa : “Keadaan jasmaniah yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya dari pada yang tidak lelah”. Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa keadaan jasmani yang segar akan dapat menibulkan motivasi dan gairah yang kuat untuk belajar, sehingga apa-apa yang dipelajari dapat ditanggapi dengan baik, karena siswa yang belajar dengan keadaan badan sehat dapat 41 memusatkan perhatiannya. Sebaliknya kalau seorang belajar dalam keadaan sakit bagaimana mungkin ia dapat memusatkan perhatiannya. Sementara ia lagi membaca buku pelajaran, perutnya sakit, batu-batuk dan lain sebagainnya, tentu saja konsentrasi menjadi buyar dan akhirnya selera untuk belajar menjadi hilang sama sekali.

2. Latihan dan ulangan

Kegiatan belajar sendiri adalah untuk perubahan tingkah laku. Sedangkan perubahan tingkah laku itu dapat terjadi karena latihan, oleh karena itu latihan belajar tidak bisa diabaikan. Seorang olah ragawan akan merasa sakit badanya bila sebelumnya ia tidak pernah berolah raga. Demikian pula halnya dalam belajar, semakin sering mempelajari suatu pelajaran, maka semakin mantaplah penguasaan pelajaran. Dalam kaitan ini, Purwanto 1985 : 103 mengemukakan bahwa : Karena terlatih, karena seringkali megulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya, dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Sebaliknya tanpa latihan, maka pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang. Karena latihan, karena seringkali mengalami sesuatu, seorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu itu. Semakin besar minatnya akan semakin besar pula perhatiannya, sehinga memperbesar hasratnya untuk belajar. Kutipan di atas menunjukkan bahwa berlatih yang disertai mengerjakan atau membuat ulangan-ulangan memang perlu untuk mempermudah pemahaman terhadap pasaja yang sedang atau telah dipelajarinya. Kalau satu pelajaran sering diulang dan dibaca, maka 42 pelajaran tersebut akan semakin dimengerti bahkan mungkin dapat dikuasai seluruhnya dengan baik. Sebaliknnya kalau satu pelajaran hanya di baca saat belajar di sekolah saja, maka pelajaran tersebut semakin asing dan mudah untuk dilupakan, akhirnya minat untuk mempelajarinya semakin berkurang sehingga pelajaran tersebut tidak dikuasai lagi.

2. Faktor eksteren, yaitu : a. Faktor-faktor non sosial