Adolesen Awal Early Adolescence; Pubertas – Pola Aktivitas Seksual yang Mantap 12-16 tahun

 Tujuan-tujuan jangka panjang yang untuk mencapainya orang perlu menangguhkan kesempatan-kesempatan menikmati kepuasan jangka pendek. Perkembangan negatif yang penting pada tahap ini adalah belajar stereotip, ostrasisme dan disparajemen stereotype, ostracism dan disparagement:  Prasangka atau stereotip adalah meniru atau memakai personifikasi mengenai orang atau kelompok orang yang yang diturunkan antar generasi.  Pengasingan atau ostrasisme adalah pengalaman anak diisolasi secara paksa, dikeluarkandiasingkan dari kelompok sebaya karena perbedaan sifat individual dengan kelompok.  Penghinaan atau disparajemen, berarti meremehkan atau menjatuhkan orang lain, yang akan berrpengaruh merusak hubungan interpersonal pada usia dewasa.

4. Preadolesen preadolescence; Mulai Bergaul Akrab – Pubertas 810 – 12 tahun

Preadolesen ditandai oleh awal kemampuan bergaul akrab dengan orang lain bercirikan persamaan yang nyata dan saling memperhatikan. Mereka membutuhkan Chum Chum: teman akrab dari jenis kelamin yang sama, teman yang dapat menjadi tempat mencurahkan isi hati, dan bersama-sama mencoba memahami dan memecahkan masalah hidup. Tahap preadolesen ditandai oleh beberapa fenomena berikut:  Orang tua masih penting, tetapi mereka dinilai secara lebih realistik.  Mengalami cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, dan belum dirumitkan oleh nafsu seks.  Terlibat dalam kerja sama untuk kebahagiaan bersama, tidak mementingkan diri sendiri.  Kolaborasi Chum, jika dipelajari dalam tahap ini, akan membuat perkembangan kepribadian berikutnya akan terhambat.  Hubungan chum dapat mengatasimenghilangkan pengaruh buruk simptom salah suai yang diperoleh dari perkembangan tahap sebelumnya.

5. Adolesen Awal Early Adolescence; Pubertas – Pola Aktivitas Seksual yang Mantap 12-16 tahun

Pada tahap ini pola aktivitas seksual yang memuaskan seharusnya sudah dapat dimiliki. Banyak problem yang muncul pada periode ini merefleksikan konflik antar tiga kebutuhan dasar: Keamanan bebas dari kecemasan, keintiman pergaulan akrab dengan seks lain dan kepuasan seksual. Kepuasan seksual bertentangan dengan operasi keamanan, karena aktivitas genital pada usia ini terlarang pada banyak budaya sehingga menimbulkan perasaan berdosa, malu dan cemas. Keintiman bertentangan dengan keamanan, karena mengubah keintiman dari sesama jenis menjadi keintiman dengan jenis kelamin pasangan akan menimbulkan perasaan takut, ragu-ragu dan kehilangan harga diri yang semuanya akan meningkatkan kecemasan. Keintiman bertentangan dengan kepuasan seksual, mereka kesulitan mengkombinasikan intimasi dengan kepuasan seksual untuk diarahkan kepada satu orang paling tidak karena empat alasan: Kepribadian Page 13  Banyak adolesen yang melakukan sublimasi terhadap dorongan genitalnya, untuk mencegah penggabungan dorongan seks dengan keintiman.  Dorongan genital yang sangat kuat dapat dipuaskan melalui masturbasi atau hubungan sekd tanpa keintiman. Adolesen awal tidak mempunyai alasan yang mendesak untuk menggabung dorongan seks dengan intimasi.  Masyarakat membagi objek seksual menjadi dua, “baik” dan “buruk”, sedang remaja selalu memandang “baik”.  Alasan kultural, orang tua, guru dan otoritas lainnya melarang keintiman dengan seks yang sama karena takut menjadi homoseksualitas, tetapi mereka juga melarang intimasi dengan jenis kelamin yang berlainan karena takut dengan penyakit menular seksual, kehamilan dan kawin dini. Sullivan berpendapat bahwa adolesen awal adalah titik balik dalam perkembangan kepribadian. Orang harus dapat mengatasi kebutuhan intimasi dan dorongan seksual tanpa terganggu rasa amannya. Kalau itu tidak dapat dilakukan, dia akan menghadapi kesulitan serius pada tahap perkembangan berikutnya. Walaupun penyesuaian seksual merupakan bagian yang penting dari perkembangan kepribadian, sullivan merasa bahwa masalah utamanya adalah bergaul bersama dengan orang lain.

6. Adolesen Akhir Late Adolescense; Kemantapan Seks – Tanggung Jawab Sosial 16 – awal 20an