Kebutuhan needs. Kebutuhan yang pertama muncul adalah tegangan yang timbul Kecemasan anxiety. Menurut Sullivan, kecemasan merupakan pengaruh pendidikan

dianggap sebagai kebutuhan untuk mentransformasikan energi khusus yang akan menghilangkan tegangan, seringkali disertai dengan perubahan keadaan ‘jiwa’, yakni perubahan kesadaran, yang dapat kita sebut dengan menggunakan istilah umum, yakni kepuasan”. Akibat khas karena kegagalan yang berkepanjangan dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan adalah suatu perasaan apati yang menimbulkan peredaan tegangan- tegangan secara umum. Kecemasan adalah penghayatan tegangan akibat adanya ancaman-ancaman nyata atau luarnya dibayangkan terhadap keamanan seseorang. Kecemasan yang hebat mereduksikan efisiensi individu-individu dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhannya, mengganggu hubungan-hubungan antarpribadi, mengacaukan pikiran. Perbedaan intensitas kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman dan efektivitas dari operasi-operasi keamanan yang dimiliki seseorang. Kecemasan berat sama seperti hantaman pada kepala; tidak menyampaikan informasi apa-apa pada orang yang bersangkutan, sebaliknya menimbulkan kekacauan luarbiasa dan bahkan amnesia. Bentuk-bentuk kecemasan yang lebih ringan dapat bersifat informatif. Pada kenyataannya, Sullivan yakin bahwa kecemasan merupakan kekuatan edukatif pertama yang luarbiasa dalam kehidupan. Kecemasan ditransmisikan kepada bayi oleh “ibunya” dimana sang ibu sendiri menyatakan kecemasan itu lewat pandangan, nada suara, dan tingkah lakunya secara keseluruhan. Sullivan mengakui bahwa ia tidak mengetahui bagaimana terjadinya transmisi ini, mungkin oleh semacam proses empati yang tak diketahui sifatnya. Sebagai akibat dari kecemasan yang ditransmisikan oleh ibu ini, benda-benda lain yang ada disekitarnya juga menjadi mencemaskan beroperasinya cara parataksik yang menghubungkan pengalaman-pengalaman yang berdekatan. Puting susu ibu, misalnya, berubah menjadi puting susu yang buruk yang menyebabkan bayi melakukan reaksi-reaksi menghindar. Bayi belajar menghindari aktivitas-aktivitas atau benda-benda yang menambah kecemasan. Apabila bayi tidak dapat melepaskan diri dari kecemasan, maka ia selalu ingin tidur. Dinamisme melepaskan diri dengan cara mengantuk ini, seperti dikatakan sullivan, merupakan pasangan apati, yakni dinamisme yang disebabkan karena kebutuhan- kebutuhan tidak dipuaskan. Sesungguhnya, kedua dinamisme ini tidak dapat dibedakan dengan jelas. Sullivan mengatakan bahwa salah satu tugas utama psikologi adalah menemukan kerawanan-kerawanan dasar bagi kecemasan dalam hubungan-hubungan antarpribadi dan bukan berusaha menangani simtom-simtom yang disebabkan oleh kecemasan Adapula penjelasan 2 sumber tegangan menurut buku Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press UPT. Penerbitan Universitas Muhamadiyah Malang, 2006 :

1. Kebutuhan needs. Kebutuhan yang pertama muncul adalah tegangan yang timbul

akibat ketidak seimbangan biologis dalam diri individu. Kebutuhan ini dipuaskan dengan mengembalikan keseimbangan. Kepuasannya bersifat episodik, sesudah memperoleh kepuasan tegangan akan menurunhilang, namun setelah lewat beberapa waktu akan muncul kembali. Kebutuhan yang muncul kemudian berhubungan dari hubungan interpersonal. Kebutuhan interpersonal yang terpenting adalah Kelembutan kasih sayang tenderness. Kelembutan kasih sayang adalah kebutuhan yang umum bagi setiap orang seperti halnya Kepribadian Page 6 kebutuhan oksigen, makan, dan air. Kebalikannya adalah kebutuhan khusus yang muncul dari bagian tubuh tertentu oleh Freud disebut “erogenic zone”. Kebutuhan biologis juga dapat dipuaskan melalui transformasi energi yakni; kegiatan fisik-tingkahlaku, atau kegiatan mental mengamati, mengingat dan berpikir. Memuaskan kebutuhan dapat menghilangkan tension, sedangkan kegagalan memuaskan need yang berkepanjangan bisa menimbulkan keadaan apathy kelesuan, yaitu bentuk penundaan kebutuhan untuk meredakan ketegangan secara umum.

2. Kecemasan anxiety. Menurut Sullivan, kecemasan merupakan pengaruh pendidikan

terbesar sepanjang hayat, disalurkan mula-mula oleh pelaku keibuan kepada bayinya. Jika ibu mengalami kecemasan, akan dinyatakan pada wajah, irama kata, dan tingkahlakunya. Proses ini oleh Sullivan dinamakan empati. Biasanya bayi menangani kecemasannya dengan operasi keamanan, bisa pertahanan tidur atau somnolent detachment bayi menolak berhubungan dengan pemicu kecemasan dengan cara tidur, menyesuaikan tingkahlakunya dengan kemauan dan tuntutan orang tua, dan atau dengan memilih mana yang harus tidak diperhatikan selective inattention─menolak menyadari stimulus yang mengganggu. Tension karena kecemasan ini unik, berbeda dengan tension lain dalam hal kecenderungannya untuk bertahan tetap dalam kecemasan dengan segala kerusakan yang diakibatkannya. Kalau tegangan lain menghasilkan tingkahlaku untuk mengatasinya, kecemasan justru menghasilkan tingkahlaku yang menghambat agar orang tidak belajar dari kesalahannya, terus-menerus menginginkan rasa aman yang kekanak-kanakan, dan membuat orang tidak belajar dari pengalamannya sendiri [7] . Transformasi Energi. Energi ditransformasikan dengan melakukan pekerjaan. Pekerja bisa berupa kegiatan-kegiatan yang melibatkan otot-otot badan atau berupa kegiatan-kegiatan mental, seperti persepsi, ingatan, berpikir. Kegiatan-kegiatan yang terbuka ataupun yang sembunyi ini bertujuan untuk mengurangi tegangan. Kegiatan-kegiatan ini pada umumnya ditentukan oleh masyarakat dimana orang dibesarkan. “apa yang dapat ditemukan oleh setiap ornag dari meneliti masa lampaunya adalah bahwa pola-pola tegangan dan transformasi- transformasi energi yang membentuk kehidupannya merupakan bahan-bahan pendidikan yang sungguh-sungguh mengagumkan untuk mempersiapkan hidup dalam suatu masyarakat tertentu. Sullivan tidak yakin bahwa insting-insting merupakan sumber-sumber penting dari motivasi manusia, juga ia tidak menerima teori libido freud. Seorang individu belajar bertingkah laku dengan cara tertentu sebagai akibat dari interaksi dengan orang-orang, dan bukan karena ia memiliki imperatif-imperatif bawaan untuk melakukan jenis-jenis tingkah laku tertentu

C. Dinamisme