Bibit dipindah tanam transplantasi lebih awal Bibit ditanam satu-satu

for Food, Agriculture and Development CIIFAD, mulai bekerja sama dengan Tefy Saina untuk memperkenalkan SRI di sekitar Ranomafana National Park di Madagaskar Timur, didukung oleh US Agency for International Development. SRI telah diuji di Cina, India, Indonesia, Filipina, Sri Langka dan Bangladesh dengan hasil yang positif. Hasil metode SRI sangat memuaskan Tabel 1. Metode SRI dapat menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode lain yang pernah ditanam. Metode ini juga bisa diterapkan untuk berbagai varietas yang biasa dipakai petani. Hanya saja, diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen. Tabel 1. Perbandingan Pertumbuhan Padi antara Metode Tradisional dengan Metode SRI. Metode Tradisional Metode SRI Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rumpunm2 56 42-65 16 10-25 Tanamanrumpun 3 2-5 1 1 Batangrumpun 8,6 8-9 55 44-74 Malairumpun 7,8 7-8 32 23-49 Bulirmalai 114 101-130 181 166-212 Bulirrumpun 824 707-992 5,858 3,956-10,388 Hasil panen tha 2,0 1,0-3,0 7,6 6,5-8,8 Kekuataan akar kg 28 25-32 53 43-69 Keterangan: Data dalam metode tradisional dihitung dari 5 pecahan lahan di areal yang berdekatan. Data dalam metode SRI merupakan rata-rata dan kisaran dari 22 plot uji coba Joelibarison, 1998 dalam Barkelaar, 2001. Para petani yang menerapkan metode SRI belum menemukan resiko yang lebih besar daripada metode tradisional atau konvensional. Adapun kunci penerapan SRI seperti yang tercantum dalam Berkelaar 2001 adalah:

a. Bibit dipindah tanam transplantasi lebih awal

Bibit padi ditransplantasi saat dua daun telah muncul pada batang muda, biasanya saat berumur 8-15 hari. Penanaman padi dalam teknik sawah konvensional padi ditanam dengan bibit yang telah matang umur 20- 30 hari, dalam bentuk rumpun, secara serentak, dengan penggenangan air di sawah seoptimal mungkin di sepanjang musim. Benih harus disemai dalam petakan khusus dengan menjaga tanah tetap lembab dan tidak tergenang air. Saat transplantasi dari petak semaian, perlu kehati-hatian, serta dijaga tetap lembab. Bibit jangan dibiarkan mengering. Sekam sisa benih yang telah berkecambah dibiarkan tetap menempel dengan akar tunas, karena memberikan energi yang penting bagi bibit muda. Bibit harus ditranplantasikan secepat mungkin setelah dipindahkan dari persemaian sekitar ½ jam, bahkan lebih baik 15 menit. Saat menanam bibit di lapangan, benamkan benih dalam posisi horisontal agar ujung-ujung akar tidak menghadap ke atas ini terjadi bila bibit ditanam vertikal ke dalam tanah. Ujung akar membutuhkan keleluasaan untuk tumbuh ke bawah. Tranplantasi saat bibit masih muda secara hati-hati dapat mengurangi guncangan dan meningkatkan kemampuan tanaman dalam memproduksi batang dan akar selama tahap pertumbuhan vegetatif. Bulir padi dapat muncul pada malai misalnya “kuping” bulir terbentuk di atas cabang, yang dihasilkan oleh batang yang subur. Lebih banyak batang yang muncul dalam satu rumpun, dan dengan metode SRI, lebih banyak bulir padi yang dihasilkan oleh malai.

b. Bibit ditanam satu-satu

Bibit ditranplantasi satu-satu daripada secara berumpun, yang terdiri dari dua atau tiga tanaman. Ini dimaksudkan agar tanaman memiliki ruang untuk menyebar dan memperdalam perakaran. Sehingga tanaman tidak bersaing terlalu ketat untuk memperoleh ruang tumbuh, cahaya, atau nutrisi dalam tanah.

c. Jarak tanam yang lebar