Diri Daniel Rp15.840.000
Status Kawin Rp 1.320.000
Istri Rp15.840.000
Tanggungan 2 anak Rp 2.640.000
= Rp35.640.000
Penghasilan Kena Pajak =
Rp43.368.000
PPh Pasal 21 setahun = Rp43.368.000 x 5 = Rp2.168.400
PPh Pasal 21 masa = Rp2.168.400 : 12
= Rp 180.700
M. Soal Latihan
PT. Pengen Sugih memiliki data pegawai tetap sebagai berikut: N
o Nama NPWP
Gaji Pokok Uang Makan
dan Transpot Kesehatan
Pensiun
1 Joko 01.345.567.9.876.004
Rp3.000.000 Rp800.000
Rp300.000 Rp500.000
2 Wati 01.234.656.2.453.021
Rp2.500.000 Rp600.000
Rp300.000 Rp300.000
3 Dodi 02.345.987.4.345.007
Rp2.000.000 Rp400.000
Rp300.000 Rp200.000
4 Wawan 01.234.897.567.009
Rp2.000.000 Rp400.000
Rp300.000 Rp200.000
Keterangan Pegawai Tetap: 1.
Joko, Jl. Kemerdekaan No.24 Purwokerto, K2. 2.
Wati, Jl. Kuburan No.35 Sokaraja, K3 NPWP sendiri.
35
3. Dodi, Jl. Ribut No.101 Purwokerto, TK1.
4. Wawan, Jl. Kematian No.234 Sumbang, TK-.
Data Bonus: 1.
Bonus Prestasi Rp1.000.000 setiap 6 bulan sekali dan paket Liburan senilai Rp1.500.000 beserta uang saku 50 Gaji Pokok.
2. Tunjangan Hari Raya 1x Gaji Pokok.
3. Paket Produk Perusahaan senilai Rp600.000 setahun sekali.
Diminta: 1.
Hitunglah Pajak untuk masing-masing karyawan 2.
Buatkan bukti potong 1721-A1 untuk masing-masing karyawan
BAB IV PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Pajak Pertambahan Nilai PPN adalah pajak yang dikenakan atas adanya suatu nilai tambah dari suatu barang atau jasa objek PPN. Karakteristik PPN:
Pajak tidak langsung
Pemikul beban pajak berbeda dengan penanggung jawab atas pembayaran pajak ke kas negara. Pemikul beban pajak adalah pembeli Barang Kena PajakJasa Kena Pajak
BKPJKP, sedangkan penanggungjawab adalah Pengusaha Kena Pajak PKP yang bertindak selaku penjual BKPJKP.
36
Pajak obyektif, timbulnya kewajiban untuk membayar pajak sangat ditentukan oleh adanya
objek pajak, sedangkan kondisi subyek pajak tidak berpengaruh.
PPN dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi.
PPN hanya dikenakan atas konsumsi BKP dan JKP yang dilakukan dalam negeri.
PPN hanya memakai satu tarif, yaitu 10.
A. Mekasnisme PPN
1. Mekanisme PPN Murni a. PKP wajib membuat faktur pajak untuk setiap penyerahan BKPJKP untuk memungut
pajak yang terutang. PPN yang dipungut dinamakan Pajak Keluaran PK. b. Pada saat PKP membeli BKP atau menerima JKP dari PKP lain juga membayar pajak
yang terutang dan menerima faktur pajak dari PKP lain tersebut yang dinamakan Pajak Masukan.
c. Apabila dalam suatu masa pajak, PK lebih besar dari PM, maka selisihnya merupakan PPN yang harus dibayar ke kas negara paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.
d. Apabila dalam suatu masa pajak, PM lebih besar dari PK, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat diminta kembali restitusi atau dikompensasi ke masa
pajak berikutnya. e. Pada akhir masa pajak, setiap PKP wajib melaporkan pemungutan dan pembayaran
pajak yang terutang ke KPP setempat selambat-lambatnya tanggal 20 setelah akhir masa pajak.
2. Mekanisme yang Menyimpang dari Prinsip PPN a. Penyerahan kepada Pemungut
1 Instansi Pemerintah dan badan-badan tertentu yang ditunjuk sebagai pemungut PPN.
2 PPN atas penyerahan BKPJKP yang terutang oleh PKP rekanan instansi pemerintah dan badan-badan tertentu pemungut PPN dipungut dan disetor oleh
pemungut PPN atas nama PKP tersebut. 3 Pemungut PPN menyerahkan SSP lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada PKP
rekanan setelah disetor ke kas negara.
37
4 PKP yang menyerahkan BKPJKP kepada pemungut PPN wajib membuat faktur pajak.
5 PKP rekanan melaporkan penyerahan tersebut dalam SPT Masa PPN dilampiri SSP lembar ke-3.
b. Penyerahan Kena Pajak yang PPN’nya tidak dipungut 1 Untuk penyerahan beberapa jenis BKP dan JKP tertentu, PPN’nya tidak dipungut
sebagian atau seluruhnya, sehingga tidak ada PPN yang disetor ke kas negara, misalnya proyek yang dananya berasal dari hibah dan atau pinjaman luar negeri.
2 PM yang dibayar untuk perolehan BKPJKP yang atas penyerahannya tidak dipungut PPN dapat dikreditkan.
c. Penyerahan yang dibebaskan dari Pengenaan PPN 1 Untuk penyerahan beberapa jenis BKPJKP.
2 PM yang dibayar untuk perolehan BKPJKP yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN tidak dapat dikreditkan, misalnya impor dan atau penyerahan
BKP tertentu yang bersifat strategis.
B. Objek PPN