Strategi Pengelolaan Air Limbah

DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010 perbaikan sistem pengangkutan persampahan, dan pembangunan instalasi pengolahan limbah tinja di daerah pengembangan Kota Surabaya. 3. Peningkatan pelayanan dan optimalisasi sumberdaya yang ada, melalui peningkatan peran serta masyarakat. Disamping itu dikembangkan pula sistem pengelolaan sampah yang memadukan program uji coba pilot project dengan suatu mekanisme kerja yang dikendalikan oleh prinsip-prinsip bottom-up melibatkan pihak swasta dan kerjasama antar kota. 4. Intensifikasi dan ekstensifikasi penarikan retribusi sebagai salah satu sumber pendanaan bagi instansi pengelolaan persampahan di Kota Surabaya.

4.5. Konsep dan Strategi Pengelolaan Drainase

Konsep dan strategi drainase dibagi dalam 5 zona sistem pematusan yang ada. 1. Zona 1, dengan karakteristik kepadatan penduduk yang tinggi dan sistem drainase yang telah ada, maka perlu dilakukan pengkajian terhadap kinerja sistem pematusan tersebut dengan penekanan pada peningkatan operasi dan pemeliharaan. 2. Zona 2, terdiri dari zona 2A dan 2B. Kawasan aliran pematusan yang ada terpengaruh pada elevasi muka air Kali Mas dan Kali Surabaya sehingga kinerjanya akan tergantung pada pompa untuk membuang air pematusan. Konsep dan strateginya lebih diarahkan pada mengatur elevasi muka air sungai sehingga dapat diidentifikasi perbaikan-perbaikan untuk mengurangi kejadian banjir. 3. Zona 3, memiliki karakteristik wilayah yang tumbuh cepat, bebas dari pengaruh pasang surut, akan tetapi memiliki sistem pematusan yang kurang sempurna. Konsep dan strategi pengembangan diarahkan pada perlunya menetapkan kembali dan mengembangkan system pematusan lebih lanjut. Wilayah ini dibagi dalam 3 zona, yaitu: Sub- zona barat, timur dan selatan. 4. Zona 4, memiliki karakteristik wilayah yang rendah dan bergantung pada pengaruh pasang surut. Pengembangan fasilitas-fasilitas drainase baru menjadi prioritas bagi pengembangan sistem pematusan di sana. 5. Zona 5, merupakan kawasan reklamasi untuk proyek pengembangan Pelabuhan Surabaya. Pembangunan sistem pematusan yang baru haruslah memperhatikan pada semua sungai yang bermuara ke pantai utara.

4.6. Strategi Pengelolaan Air Limbah

Berdasarkan kondisi fisik, analisa dan arahan dari hasil studi yang telah dilakukan untuk Kota Surabaya, maka rencana pengembangan penanganan limbah domestik dapat dibagi menjadi 4 empat zona sanitasi dengan perincian sebagia berikut : Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 13 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010 1. Zona 1; Wilayah ini mempunyai kepadatan bersih Net Density tinggi yaitu rata- rata 450 jiwaHa, muka air tanah cukup tinggi, daya resap tanah rendah yang tidak memungkinkan untuk diterapkan sistem on-site. Persentase fasilitas septik tank yang dimiliki penduduk pada wilayah ini cukup rendah sehingga sistem off- site yang paling memungkinkan untuk digunakan adalah Shallow Sewer. 2. Zona 2; Wilayah ini mempunyai kepadatan bersih sedang yaitu antara 150 - 450 jiwaHa, muka air tanah cukup tinggi, daya resap tanah rendah, sehingga wilayah ini diarahkan untuk menggunakan sistem off-site. Wilayah ini cukup potensial terhadap kemungkinan gangguan penyakit yang berasal dari pencemaran hasil buangan, sebab masih banyak penduduk yang menggunakan air dari sumur dangkal, sehingga pada wilayah ini diarahkan untuk menggunakan Small bore dan saluran pembuangan secara konvensional. 3. Zona 3; Umumnya wilayah ini mempunyai kepadatan bersih 50 jiwaHa dan sebagian kecil mempunyai kepadatan antara 50 - 150 jiwaHa, muka air tanah rendah antara 2-6 meter dari permukaan tanah. Diarahkan untuk menggunakan cubluk kembar dengan sumur resapan. 4. Zona 4, Wilayah ini mempunyai kepadatan bersih rata-rata 50 jiwaHa, diarahkan untuk menggunakan septik tank dengan sumur resapan. Untuk limbah industri penanganannya sudah diatur sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran yang menyebutkan bahwa setiap pabrik yang membuang limbah ke badan air penerima, diwajibkan untuk mengolah limbah tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor : 414 Tahun 1987 Tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air Limbah di Jawa Timur. Dalam keputusan tersebut diuraikan jenis golongan limbah yang dapat dibuang ke badan air penerima sesuai dengan jenis golongan badan air penerima yang telah ditetapkan pada Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor : 413 Tahun 1987 Tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air di Jawa Timur”.

4.7. Strategi Pengembangan Pengelolaan Air Minum