Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah

DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010 Tabel 4.8. Usulan Kegiatan yang berkaitan dengan RPIJM Bidang Cipta Karya pada tahun 2010 dengan dukungan pembiayaan dari pusat APBN No. SektorSub Sektor Kegiatan Vol Harga Satua n Total Biay a Sumber Pembiayaan 000,000; Ket APBN APBD Prop. APBD Kota Masy 1 Penyehatan Lingkungan Permukima n a. Air Limbah 1. Sarpras Air Limbah 2. Pengembangan IPTL 3. Pengembangan IPAL

4.9. Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah

Dalam rencana peningkatan pengelolaan sampah, Kota Surabaya merencanakan pengelolaan sampah dengan beberapa metode sebagai berikut :

4.9.1. Rencana Pengelolaan Sampah pada Sumber Sampah

Upaya untuk meminimasi sampah pada sumber dilakukan dengan cara :  Sampah anorganik sebagai bahan baku industri : Budaya daur ulang sampah di Indonesia sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, namun masih harus terus dikembangkan, baik dari segi infrastruktur, teknologi maupun dari segi sistem organisasinya. Hal ini penting untuk dapat meningkatkan harkat dan martabat dari para pemulung  Penyusunan Studi Paradigma baru Pengelolaan Sampah dari Cost Centre menjadi Profit Centre  Pemisahan sampah basah dan kering dengan collection secara terpisah  Reuse, recovery, recycle, revalue dan reduce  Komposting individu on-sitedi sumber

4.9.2. Rencana Penanganan Sampah pada Aspek Pewadahan

 Bentuk wadah sampah, dibuat dengan bentuk dan dimensi sedemikian rupa dengan maksud agar bak sampah tidak mudah terguling, atau hilang. Di samping itu, teknis pewadahan juga memperhatikan kemudahan petugas pengumpul dalam memindahkan sampah ke gerobak sampah dengan cara sampah dimasukkan ke Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 25 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010 dalam kantong plastik terlebih dahulu. Bak atau wadah yang sudah ada saat ini dapat dimodifikasi dengan menempatkan sekat antara sampah basah dan kering  Pengolahan dan reduksi sampah, merupakan usaha untuk mengurangi sampah mulai dari sumber sampah. Pengolahan dan reduksi sampah sebanyak-banyaknya di sumber sampah akan mengurangi volume sampah yang masuk TPA  Menyediakan lahan komposting, merupakan usahakegiaatan dalam mengurangi sampah, khususnya daerah perumahan yang masih mempunyai lahan cukup luas, maka diusulkan menyediakan lahan atau tempat untuk mengkomposkan sampahnya sendiri  Pemberian sanksi, apabila masih ada yang membuang sampah di sembarang tempat, maka dapat diberikan sanksi sesuai Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2000  Pemilahan sampah, dengan menyiapkan bak sampah secara terpadu untuk memisahkan sampah organik dan non-organik. Apabila sampah tidak dipilah, maka akan diberikan sanksi yaitu petugas pengumpul tidak mengambil sampah tersebut, sehingga sampah tetap menumpuk di bak sampah yang berdampak negatif bagi lingkungan khusunya bagi pemilik rumah tersebut.

4.9.3. Rencana Penanganan Sampah pada Aspek Pengumpulan

 Sistem pengumpulan sampah yang ekonomis :  tempat sampah individual di sumber portabel dan ringan,  kecuali daerah protokol, pengumpulan dengan gerobak atau sistem komunal  pengangkutan dengan truk dari LPS dan atau dari landasan kontainer  untuk menunjang pemisahan sampah basah dan kering pada sumbernya, pengumpulan dan pengangkutan sampah yang telah dipisahkan dilakukan secara terpisah pula.  Program-program yang akan dijalankan yaitu :  jadwal pengambilan sampah, petugas sampah mengumpulkan sampah kering dan sampah basah secara terpisah dari rumah tangga dengan cara hari pertama mengangkut sampah basah, hari kedua mengangkut sampah kering ke TPS yang sesuai dan seterusnya  Pengadaan perlengkapan pengumpulan, pengadaan peralatan pendukung seperti gerobak dan perlengkapan dan higienis untuk melindungi petugas pengumpul dari berbagai macam penyakit akibat dari sampah Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 26 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010  Membuang sampah secara langsung ke kontainer. Khususnya untuk daerah perumahan, disediakan kontainer khusus untuk menampung sampah dari perumahan tersebut. Masyarakat diwajibkan langsung membuang sampah ke kontainer sehingga sampah tidak perlu diletakkan di bak sampah. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada tumpukan sampah di bak sampah yang dapat mengundang lalat dan menyebarkan bau yang kurang sedap.

4.9.4. Rencana Penanganan Sampah pada TPS

 Penambahan TPS, dimaksudkan untuk menambah daerah pelayanan persampahan khususnya untuk daerah yang belum terdapat TPS. Sedangkan beberapa TPS yang kapasitasnya sudah tidak mencukupi, diperlukan usaha untuk mengurangi volume sampah yaitu mengolah sampah yang ada di TPS tersebut  Pengadaan sarana TPS. Penambahan jumlah kontainer yang dibutuhkan dan mendistribusikannya sesuai dengan kebutuhan di TPS dimana pengadaanpenambahan jumlah kontainer sesuai dengan perhitungan kebutuhan volume sampah serta efisiensi biayanya  Membuat desain TPS. TPS didesaian sedemikian rupa dengan memperhitungkan kemudahan pemindahan sampah dari gerobak pengumpul ke kontainer serta mempertimbangkan kesehatan dan keamanan petugas.

4.9.5. Potensi Penanganan Pengelolaan Persampahan

Pertumbuhan dan perkembangan kota saat ini cukup pesat, sehingga menuntut adanya penyediaan sarana dan prasarana kota yang semakin baik dan memadai. Salah satu pembangunan sarana dan prasarana perkotaan diwujudkan dengan upaya pengelolaan persampahan suatu kota. Adapun potensi penanganan pengelolaan persampahan yaitu : 1. Pengelolaan komposting dengan menggunakan keranjang sakti metode Takakura, 2. Adanya program penurunan sampah 24.44 per tahun dengan program 3R dan Pengelolaan Mandiri, 3. Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan, bahwa kerjasama Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan pihak swasta dalam hal penyapuan jalan pada saat ini sudah mencapai 60 dari jumlah keseluruhan jalan utama yang ada, 4. Pengangkutan sampah oleh sumber sampah yang menghasilkan sampah 2.5 m³ saat ini sudah tidak dilakukan oleh Dinas, akan tetapi oleh penghasil sampah Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 27 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010 sendiri, hal ini akan mengurangi beban yang harus ditanggung oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 5. Sampah organik sebagai bahan dasar pupuk kompos sangat berlimpah, 6. Proses Pengelolaan sampah di TPA Benowo, hasil akhir dapat digunakan sebagai sumber energi listrik, 7. Adanya peran serta dari pihak Swasta, LSM, Media Masa dan masyarakat dalam peningkatan pengelolaan sampah.

4.9.6. Permasalahan Pengelolaan Persampahan

Secara umum pengelolaan persampahan di Kota Surabaya masih banyak menemui permasalahankendala yaitu : 1. Proses pemilahan sampah basah dan kering di lokasi sumber sampah maupun TPS sebagian besar masih tercampur. 2. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan model pewadahan permanen, khususnya di perumahan. Hal ini menyulitkan petugas pengumpul dalam memindahkan sampah ke gerobak serta membutuhkan waktu lebih banyak untuk memindahkan sampah ke gerobak. 3. Pengumpulan sampah dari sumber sampah menuju TPS tidak semuanya dilakukan setiap hari sehingga mengakibatkan penumpukan pada wadah sampah yang berpontensi menimbulkan bau serta berserakan karena diacak-acak kucing, anjing dan tikus. Hal ini disebabkan terbatasnya tenaga pengumpul dan gerobak sampah, sementara daerah yang dilayani cukup luas serta banyaknya volume sampah yang membuat pengumpul sampah harus membagi waktu pengangkutan. 4. Komposisi sampah yang masih didominasi oleh sampah organik yaitu ± 71,85 dari total sampah. Karena sampah organik lebih cepat membusuk, maka dibutuhkan pengelolaan sampah yang cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan pengaruh buruk bagi masyarakat sekitarnya. 5. Masih tingginya prosentase sampah plastik yaitu 7.6 . Hal ini menyebabkan TPA Benowo menjadi lebih cepat penuh, karena sampah jenis ini sulit terdegradasi. Tingginya sampah plastik disebabkan oleh : a. Banyak jenis plastik yang tidak diinginkan oleh pemulung, karena nilai jualnya rendah atau tidak laku. b. Kemasan produk berbahan plastik banyak yang tidak dapat didaur ulang, sehingga menambah jumlah sampah. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 28 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010 c. Kurangnya kepedulian pelaku usaha dalam membuat produk dan kemasan yang ramah lingkungan.

4.9.7. Analisa Permasalahan

Pelayanan persampahan di kota Surabaya belum optimal karena produksi timbulan sampah masyarakat belum semua dapat terangkut ke TPA. Keterbatasan pelayanan ini tidak lepas dari dukungan sarana angkutan sampah dan tenaga operasionalnya. Kendaraan sampah yang operasional saat ini sebanyak 119 kendaraan yang terdiri dari compactor 14 unit, Dump Truk 15 unit dan amroll 90 unit, yang artinya sampah yang terangkut secara maksimal oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebanyak 2.472 m3hari dan yang dibuang sendiri oleh pihak swasta sebesar 1.460 m3hari, jadi total sampah yang terangkut ke TPA sebanyak 3.932 m3hr. Kebutuhan angkutan sampah sangat mendesak sehingga perlu dukungan penambahan armada sampah, truck sampah jenis arm roll dipandang lebih efisien dan efektif karena bak kontainer dapat ditinggal di kawasan tertentu, seperti permukiman padat penduduk, pasar dll dan warga masyarakatpengguna dapat langsung membuang sampah ke dalam bak kontainer. Satu truck arm roll dapat melayani 2 – 4 kali angkut tergantung jarak tempuh dan ketersediaan BBM ke TPA. Lingkungan perumahan dan permukiman yang tidak dapat dilayani armada truk sampah dapat mempergunakan kendaraan yang lebih kecil seperti mobil pick up, sepeda motor dan gerobak sampah. Pengurangan volume sampah dengan pengolahan sampah mandiri, peran masyarakat dengan pembinaan dari DKP dan LSM dalam mengolah sampah dengan komposting akan mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA.

4.9.8. Alternatif Pemecahan Permasalahan

 Pemilahan sampah skala TPS baik yang dilakukan petugas maupun pemulung  Komposting skala TPS, pada proses komposting diperlukan beberapa orang dan lahan yang cukup. Dengan program komposting sangat membantu untuk penurunan volume sampah yang masuk ke TPA dan hasilnya dapat dijual sehingga dapat untuk membantu Dinas Kebersihan Pertamanan untuk membayar honor petugas yang menanganinya.  Pengadaan armada truk sesuai kebutuhan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 29 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010  Penggantian truk terbuka dengan menjadi arm roll  Pembangunan TPA dengan sistem cluster untuk Surabaya Barat dan Timur. Dengan adanya TPA di Kawasan Timur, maka akan dapat mengurangi beban TPA Benowo serta dapat mengurangi biaya pengangkutan, khususnya untuk wilayah bagian Timur.  Pembuatan SOP, sebagai pedoman operasional pengelolaan di TPA  Penambahan anggaran untuk pengadaan peralatan, fasilitas dan operasional  Peningkatan kualitas SDM, untuk operasional pengolahan sampah di TPA dengan memberikan pelatihan terhadap tenaga yang menanganinya.  Perluasan lahan TPA  Detail Design untuk penambahan TPA baru di kawasan timur Surabaya  Memperluasmengembangkan komposting dan pemasaran hasil komposting.

4.9.9. Program Yang Diusulkan

Dari identifikasi permasalahan tersebut diatas maka perlu adanya perencanaan sektor persampahan dengan menitikberatkan pada : 1. Rencana penanganan sampah pada sumber sampah Usaha untuk meminimalisasi sampah pada sumber sampah dapat dilakukan dengan cara :  Pemisahan sampah basah dan kering dengan collection secara terpisah  Pelaksanaan program 3 R  Komposting skala rumah tangga 2. Sistem pewadahan Pengumpulan adalah proses pengangkutan dari sumber sampah menuju TPS. Sampah dari sumber sampah biasanya ditampung menggunakan bak sampah, kemudian dikumpulkan dengan gerobak sampah untuk dibuang ke TPS yang berupa landasan atau depo yang telah ditentukan oleh DKP Kota Surabaya. Pengumpulan biasanya dikoordinir oleh organisasi masyarakat setempat seperti RTRW, Karang Taruna dan lain-lain. Sistem pengumpulan sampah kota Surabaya umumnya menggunakan sistem pengumpulan individual tidak langsung yaitu memanfaatkan gerobak sampah Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 30 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010 menuju TPS atau Depo dan menjadi tanggung jawab masyarakat kecuali untuk sampah hasil penyapuan jalan. Pengumpulan sampah di kawasan Citra Raya Surabaya Barat yang mempunyai luasan 1000 m2 sudah dilakukan secara mandiri. Sistem pengumpulan yang dilakukan adalah sistem individual langsung yaitu truck pengangkut sampah mengambil pada setiap rumah secara langsung. Pewadahan sampah di kawasan Citra Raya umumnya terbuat dari pasangan batu bata pewadahan tetap, kemudian dibawa ke tempat incenerator yang terletak di Kelurahan Bringin Kec. Sambikerep. Khususnya untuk sampah organik yang berupa sampah dauntanaman dari hasil kegiatan golf dilakukan pengolahan secara komposting dengan prosentase 70 dikomposting dan 30 dibakar dalam incinerator. Volume sampah di kawasan Citra Raya saat ini sebesar 15 m 3 hari. Sistem pengumpulan sampah dari sumber sampah menuju TPS tidak seluruhnya dilakukan setiap hari sehingga terjadi penumpukan pada sumber sampah. Hal ini terjadi karena segala pembiayaan sampah dari sumber sampah ke TPS adalah tanggung jawab Masyarakat. Dengan komposisi sampah kota Surabaya dimana sebagian besar sampahnya adalah sampah organik, maka perlu disediakan wadah terpisah antara sampah organik dan anorganik, sistem ini akan mengefisienkan proses pemilahan sampah sehingga sampah bisa langsung dibawa ke lokasi komposting. Pelaksanaan sistem ini dapat melalui berbagai pendekatan kepada masyarakat sebagai penghasil sumber sampah utama. Beberapa sistem pengumpulan yang dapat diterapkan adalah :  Penggunaan container sampah berdasarkan komposisi sampah utama  Pengumpulan sampah, misalnya botol ke tempat recycle sampah yang ada di masing-masing kawasan  Pengaturan jadual pengumpulan sampah berdasarkan komposisi yang dominan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem pengumpulan individual adalah :  Kepadatan populasi dalam satu area  Target material sampah yang harus dikurangi dan diolah yang didasarkan pada sistem pengolahan yang akan dilaksanakan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 31 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010  Dampak terhadap biaya yang ditimbulkan  Ketersediaan sarana infrastruktur penunjang, diantaranya untuk proses recycling dan pengolahan sampah  Peningkatan partisipasi masyarakat. 3. Rencana penanganan sampah pada aspek pengumpulan Sistem pengumpulan yang ekonomis :  Tempat sampah individual di sumber sampah portable dan ringan  Kecuali daerah protokol, pengumpulan dengan gerobak atau sistem komunal  Pengangkutan dengan truck dari transfer depo atau dari TPS  Untuk menunjang pemisahan sampah basah dan kering pada sumbernya, pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan secara terpisah pula. 4. Sistem Penampungan Sementara TPS di kota Surabaya dapat berupa landasantrnasfer depo. Pengertian landasan disini adalah tempat perletakan kontainer dan merupakan tempat bertemunya truk pembawa kontainer dengan gerobak, tanpa ada fasilitas kantor dan peralatan lain. Luas landasan biasanya 50-100 m2 atau bisa lebih. Sedangkan Depo yang dimaksud disini adalah depo yang mencakup areal sekitar 200-300 m2 dilengkapi tempat penyimpanan dan kantor. Depo biasanya menyediakan container dari betonbaja untuk penimbunan sampah sementara. Pada tiap TPS terdapat container yang biasanya digunakan untuk pengumpulan sampah sementara hingga pengangkutan untuk dibuang di TPA. Tiap-tiap TPS biasanya memiliki satu atau dua container tergantung volume timbulan sampah pada daerah yang dilayani. Penyebaran TPS dan tingkat pelayanannya di Kota Surabaya dapat dilihat dalam tabel 4.8. 5. Rencana Penanganan Sampah pada TPS  Penambahan TPS dimaksudkan untuk menambah daerah pelayanan persampahan, khususnya untuk daerah yang TPSDeponya masih kurang.  Pengadaan sarana TPS dan penambahan jumlah container yang dibutuhkan dan mendistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 32 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010  Membuat desain TPS, sedemikian rupa dengan memperhitungkan kemudahan pemindahan sampah dari gerobak pengumpul ke kontainer serta mempertimbangkan syarat kesehatan dan keamanan petugas  Program 3R  Komposting terpusat of-site  Transformasi sampah fisika, kimia, biologi  Pengolahan sampah terpadu dengan pendekatan Zero Waste Tabel 4.9. Kebutuhan Sarana dan Prasarana TPS di Kota Surabaya Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 33 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010

4.9.10. Teknologi Alternatif Pengolahan Sampah

Untuk masa yang akan datang tidak hanya terfokus pada penggunaan TPA Benowo sebagai satu-satunya alternatif dalam pembuangan sampah, tetapi harus dipikirkan beberapa alternatif pengolahan sampah melalui peningkatan volume sampah yang dapat dimanfaatkan lagi dan penggunaan material yang dapat digunakan lagi. Beberapa alternatif yang banyak digunakan dalam pengolahan sampah saat ini :  Komposting  An Aerobic digestion  Incenerator dengan energy recovery  Thermochemical proses, seperti gasifikasi dan pirolisis Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi yang akan diterapkan adalah :  Dampak lingkungan yang ditimbulkan  Besarnya biaya pembangunan, operasional dan pemeliharaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 34 Sumber : hasil analisa DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010  Perbedaan hasil yang diharapkan berdasarkan komposisi sampah dan sistem operasionalnya. Pada dasarnya tidak ada satu sistem solusi pengelolaan sampah yang ideal yang dapat memenuhi semua kebutuhan manajemen sampah yang baik, sebagai konsekuensinya maka harus dilaksanakan manajemen sampah yang terintegrasi. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sebagai pengelola sampah harus mampu mengidentifikasikan dan menampung semua aspirasi yang ada dengan tujuan memahami dampak, kebutuhan fasilitas operasional dan alternatif teknologi yang dipilih.

4.9.11. Sistem Pengangkutan Sampah

Pengangkutan adalah proses pemindahan sampah dari TPS menuju lokasi Tempat Pemrosesan Akhir TPA. Saat ini terdapat berbagai jenis dan kapasitas sarana pengangkutan yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan lihat tabel 4.9. Kegiatan pengangkutan sampah sangat tergantung dari pola jaringan jalan yang dilalui dan jangkauan pelayanan atau batas-batas geografis yang dapat dijangkau oleh armada transportasi sampah. Dalam sistem pengangkutan samapah sangat ditentukan oleh model dan pola pengumpulan sampah, yang pada akhirnya akan mempengaruhi model pengangkutannya. Model pengangkutan sampah dari TPS ke TPA tergantung pada sistem container di TPS-nya. Untuk sistem container tetap, kendaraan pengangkut keluar dari pool langsung menuju TPS kemudian membawa container yang berisi sampah menuju TPA. Dari TPA, kendaraan truck membawa container kosong menuju container yang berisi sampah di TPS berikutnya sampai dengan yang terakhir. Untuk sistem container tidak tetap terdapat dua macam yaitu model compactor dan arm roll. Terkait dengan pengertian diatas maka kegiatan pengangkutan sampah harus memperhatikan beberapa faktor berikut agar pengangkutan sampah dapat dilaksanakan secara efisien. Faktor-faktor tersebut adalah :  Lokasi dan jumlah sampah yang terkumpul di TPS maupun container. Dengan pembagian 5 lima daerah pelayanan maka pembagian kerja angkutan sampah juga menjadi lebih spesifik. Distribusi armada pengangkut sampah harus memperhatikan jumlah timbulan sampah pada daerah pelayanan masing-masing karena setiap kondisi daerah pelayanan tidak sama. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 35 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010  Jarak TPS ke TPA, Pemilihan sistem pengangkutan sampah juga harus memperhatikan letak TPS. TPS yang jauh dari TPA menuntut kerja keras sopir untuk membawa sampah ke TPA. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pencapaian ritasi.  Penggunaan kapasitas kontainer yang sesuai  Kapasitas angkut kendaraan pengangkut sampah sesuai standar teknis  Kondisi jaringan jalan yang dilalui dan jadual pengangkutan sampah ke TPA. Kondisi ini dapat mempengaruhi kinerja pengangkutan sampah karena tidak semua jaringan jalan dalam kondisi yang baik serta lancar.  Kelancaran sistem loading pengangkutan dan unloading pembongkaran sampah di TPA yang banyak dipengaruhi oleh kondisi TPA itu sendiri. Tabel 4.10. Kebutuhan sarana pengangkutan sampai tahun 2014.

4.9.12. Tempat Pemrosesan Akhir TPA

Dari aspek teknis operasional persampahan adalah pembuangan akhir sampah. Saat ini sebagai final disposal site TPA kota Surabaya adalah TPA Benowo yang terletak di wilayah Barat Surabaya dan berjarak sekitar 35 km dari pusat kota. Luas area saat ini sekitar 37,29 Ha dan sekitar 15 Ha sudah terisi. Beberapa sarana dan prasarana yang ada dan terbangun adalah :  Kantor administrasi yang saat ini sudah berfungsi sebagai kantor proyek  Dindingtanggul penahan untuk cell sampah, dengan tujuan untuk membatasi cell sampah agar tidak terjadi pemasukan air ke dalam area cell sampah, misal bila terjadi banjir  Jalan akses menuju TPA sudah bagus  Ventilasi gas yang dipasang pada setiap luasan 500 m 2 area landfill Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 36 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010  Saluran penampung lindi yang sekaligus sebagai penampung air hujan  Kolam lindi sampah yang terdiri dari kolam besar pond dengan fungsi sebagai penampung lindi yang berasal dari saluran lindi Sedangkan peralatan berat yang ada di TPA Benowo adalah sebagai berikut :  Loader : 2 unit, kondisi baik  Landfill : 2 unit, kondisi baik  Buldozer : 7 unit, rusak 3 unit  Excavator : 5 unit, rusak 1 unit  Sweeper : 3 unit, kondisi baik

4.9.13. Rencana Penanganan Sampah pada Tempat Pemrosesan Akhir TPA

 Menimimalisasi dampak TPA, diantaranya yang ditimbulkan oleh : - Lindi, untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh lindi maka perlu pembangunan IPAL yang layak. - Bau, salah satu cara untuk meminimalkan bau akibat tumpukan sampah yaitu dengan penyemprotan EM4 plus - Kebakaran, pengambilan gas methan merupakan upaya untuk menghindari bahaya kebakaran.  Pengawasan TPA, melakukan pengawasan terhadap sampah yang masuk TPA agar tidak sampai membawa sampahlimbah B3.  Dibangun TPA dengan sistem cluster untuk surabaya Barat dan Timur. Dengan adanya TPA di kawasan Timur maka akan dapat mengurangi beban TPA Benowo serta dapat memperkecil biaya pengangkutan khususnya di wilayah Surabaya Timur  Pembuatan SOP, sebagai pedoman operasional pengelolaan sampah di TPA  Teknologi mengolahmemusnahkan sampah di TPA. Sampah yang sudah menumpuk di TPA segera dikurangi dengan mengolahmemusnahkan, misalnya sampah organik dapat digunakan sebagai makanan ternak atau komposting dan sampah an organik diolah dengan 3R.  Penambahan anggaran untuk pengadaan peralatan, fasilitas dan operasional.  Peningkatan kualitas SDM Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 BA B 1 - IV – 37 DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010  Melakukan sampling sampah secara periodik 2 kali dalam setahun  Detail Design TPA Terpadu yang mempertimbangkan lingkungan  Memperluasmengembangkan komposting dan marketing.  Pemanfaatan TPA sebagai sumber energi pemanfaatan gas methane.

4.9.14. Kegiatan dan Rincian Program

Kegiatan dan rincian program sektor persampahan berdasarkan hasil analisa dan tingkat kebutuhan sampai tahun 2014 dapat dilhat dalam tabel 4.10.

4.9.15. Prioritas Program dan Asumsi Pelaksanaan Program Persampahan

Usulan dan prioritas program disusun atas dasar hasil analisis kemampuan dan sistem yang ada, serta target pencapaian dan kemampuan pendanaan dan kelembagaan. Usulan diupayakan untuk mewujudkan sistem penyediaan pelayanan yang ada baik dalam hal teknis, keuangan, kelembagaan dan aspek kelayakan yang ada. Berdasarkan kemampuan serta tingkat efisiensi dan efektivitas yang bisa dicapai, maka skala prioritas Program Persampahan tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada tabel 4.11. Sedangkan usulan kegiatan yang berkaitan dengan RPIJM Bidang Cipta Karya pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.11. Rincian Kegiatan dan Program 2010 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010 Aspek Pengelolaan Kondisi Saat Ini Kondisi Akhir PJM A Kelembagaan - Bentuk Institusi DKP Dinas Kebersihan Pertamanan - Dasar Hukum Ada Ada Pembentukkan Institusi - SDM Cukup Perlu Penambahan Personil B Teknik Operasional 1 Perencanaan 1 Ketersediaan Dokumen perencanaan Master plan, FS, DED Ada Studi kelayakan untuk TPA Bag. Timur Surabaya 2 Prasarana dan Sarana 2.1 Pewadahan a. BinTong Sampah b. Keranjang Takakura Tong Komposter 12.980 unit

2.2. Pengumpulan a. Gerobak Sampah