Level Realitas di Media Sosial

Berdasarkan hal tersebut, realitas sosial di media-siber yang ada di media sosial bisa dibagi ke dalam dua kerangka besar, yakni level mikro maupun makro. Level mikro berada dan merujuk pada teks yang dikonstruksi oleh pengguna, sedangkan level makro merujuk pada konteks yang mengelilingi teks. 55 Ada empat level dalam melihat realitas sosial-siber di media sosial. Level-level ini bisa juga digunakan sebagai panduan dalam meneliti realitas dan hubungannya antara online-offline. 56 Level-level tersebut antara lain: a Ruang Media Media Space Dalam ruang media, level ini dapat mengungkap bagaimana struktur maupun perangkat prosedur dari media sosial, seperti bagaimana membuat akun, prosedur mempublikasikan konten, dan aspek grafis dari tampilan media sosial. Dengan mengetahui bagaimana perangkat media sosial bekerja, akan diketahui segala kemungkinan yang terjadi di media sosial dari aspek perangkat teknologi. 57 Mempelajari perangkat teknologi di media sosial, bisa diungkapkan bahwa a media sosial bergantung pada sejumlah prosedur yang berbeda dengan media tradisional yang tidak memerlukan keterlibatan pengguna. Di media sosial diperlukan keterlibatan pengguna secara aktif dengan mengikuti langkah- langkah atau prosedur tertentu. b Dari keterlibatan atau prosedur 55 Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 59 56 Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 60. 57 Rulli Nasrullah, Media Sosial ., h. 60. yang harus diikuti inilah komunikasi interaktif terjadi atau sebuah akun di media siber terhubung dengan akun lainnya. c Keunikan yang ada di media sosial adalah sebuah akun akan hidup, terhubung, dan terkoneksi terus-menerus. 58 b Dokumen Media Media Archive Level dokumen media digunakan untuk melihat bagaimana isi- sebagai sebuah teks dan makna yang terkandung yang dipublikasikan melalui media sosial. Teks yang dibangun oleh pengguna encoding menjadi sorotan penting dalam level ini untuk diterjemahkan decoding sebagai sebuah realitas sosial- siber. Di level ini teks yang dipublikasikan itulah yang akan menjadi pusat perhatian baik dari segi kalimat ataupun foto. Teks tidak sekedar mewakili pendapat atau opini pengguna media sosial. Sebagai media sosial, teks bisa menunjukan ideologi, latar belakang sosial, pandangan politik, keunikan budaya, hingga bentuk kebudayaan. 59 c Level Objek Media Media Object Level objek media merujuk pada teks maupun konteks yang berada di sekitar teks tesebut di media sosial. Level ini memfokuskan pada riset atau temuan yang ada di media sosial, melakukan observasi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada subjek, berpartisipasi pada aktivitas komunitas, dan atau melakukan pengujian atas bagaimana persepsi atau intuisi 58 Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 60. 59 Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 61. pengguna media sosial. Jika pada level dokumen media peneliti hanya memfokuskan pada teks dari produser, pada level ini peneliti mengalihkan pada bagaimana teks itu muncul dalam konteks tertentu secara online. 60 d Level Pengalaman Experiential Stories Level pengalaman media menjembatani anatara dunia virtual dan dunia nyata. Misalnya, melihat dan mengungkap bagaimana motif yang melandasi pengguna dalam memanfaatkan dan memublikasikan sebuah status di Facebook. Level ini juga melihat apakah yang terjadi di jaringan online juga memberikan pengaruh di dunia nyata offline. Pada tataran makro ini, interpretasi diperlukan untuk melihat realitas yang ada di dunia nyata. Contoh, yang melandasi pengguna dalam mengonstruk sebuah status, juga maksud yang ingin dicapai dari mendistribusikannya di media sosial. Jika pada level objek media persentase terbesar melihat konteks secara online, pada level pengalaman media yang menjadi fokus utama adalah pengungkapan realitas offline. 61

D. Facebook

1. Pengertian Facebook

Facebook merupakan salah satu online social networking atau situs jejaring sosial, yang diciptakan untuk memberikan fasilitas teknologi daengan maksud pengguna dapat bersosialisasi untuk berinteraksi dalam dunia maya. 60 Rulli Nasrullah, Media Sosial , h. 61. 61 Rulli Nasrullah, Media Sosial, h. 61. Facebook yang merupakan situs jejaring sosial memungkinkan orang untuk saling berkomunikasi lebih dari sekedar layanan chatting