Tinjauan Pustaka Sistematika Penulisan

pengaruh apa saja tipe kepribadian bagi pengungkapan diri yang ditujukan kepada pengguna Facebook. Perbedaannya peneliti disini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitiannya. Penelitian yang berjudul Komunikasi Antarpribadi dalam Pembentukan Identitas Sosial Anggota Hizbut Tahrir Indonesia oleh Arif Mulizar mahasiswa Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 2013. Skripsi ini mempunyai kesamaan dengan peneliti yaitu sama-sama membahas tentang Hizbut Tahrir Indonesia. Namun, skripsi ini peneliti membahas tentang pola komunikasi antarpribadi dari anggota-anggota Hizbut Tahrir Indonesia. Sedangkan di penelitian ini membahas tentang representasi identitas yang ada di Facebook Hizbut Tahrir Indonesia.

G. Sistematika Penulisan

Bab I Latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan. Bab II Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan permasalahan penelitian, metodologi penelitian, pedoman penelitian serta sistematika penelitian. Bab III Bab ini membahas tentang gambaran umum Facebook Hizbut Tahrir Indonesia. Bab IV Bab ini berisi temuan, analisis data, dan interpretasi menggunakan empat level media yaitu ruang media, dokumen media, objek media dan pengalaman. Bab V Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran-saran yang diajukan oleh peneliti. 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Representasi

Stuart Hall mengungkapkan ada dua proses representasi. Pertama, representasi mental yaitu konsep tentang ‘sesuatu’ yang masih ada dikepala kita masing-masing. Sedangkan yang kedua, yaitu ‘bahasa’ yang berperan penting dalam mengkonstruksi suatu makna. 1 Maka dari itu, yang terpenting dalam representasi adalah bahwa kelompok yang dapat berproduksi dan bertukar makna dengan baik adalah kelompok tertentu, yang memiliki suatu latar belakang pengetahuan yang sama sehingga dapat menciptakan suatu pemahaman yang hampir sama. Berpikir dan merasa juga merupakan sistem representasi, sebagai sistem representasi berarti berpikir dan merasa juga berfungsi untuk memaknai sesuatu. Untuk dapat melakukan hal tersebut, diperlukan latar belakang pemahaman yang sama terhadap konsep, gambar, dan ide cultural codes. 2 Pemaknaan terhadap sesuatu bisa sangat berbeda dalam budaya atau kelompok masyarakat yang berlainan, karena pada masing-masing budaya, kelompok, dan masyarakat tersebut tentunya ada cara-cara tersendiri dalam memaknai sesuatu. Kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang pemahaman yang tidak sama terhadap kode-kode budaya tertentu tidak akan bisa memahami makna yang diproduksi oleh kelompok masyarakat lain. 1 Stuart Hall. “The Work of Representation”. Representation: Cultural Representation and signifying Practices. London. Sage Publication, 2003, hal. 17. 2 Stuart Hall. “The Work of Representatio, hal. 25 Media sosial sebagai suatu teks banyak menebarkan bentuk-bentuk representasi pada isinya. Representasi dalam media sosial menunjuk pada bagaimana seseorang atau suatu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan. Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi sendiri bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah-ubah akibat makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu terjadi proses negoisasi dalam pemaknaan. Jadi representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis tapi merupakan proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelektual dan kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak dan berubah. Dengan pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan baru, juga merupakan hasil pertumbuhan konstruksi pemikiran manusia, melalui representasi makna diproduksi dan dikonstruksi. Ini menjadi proses penandaan, praktik yang membuat suatu hal bermakna sesuatu.

B. Identitas dan Pengungkapan diri

1. Identitas

Identitas adalah konsep atas keberadaan seseorang untuk dapat dipandang sebagai human being. Bagaimana dia memandang dirinya, bagaimana dia ingin dipandang dan bagaimana dia memandang orang lain adalah bagian dari penentuan sesuatu yang disebut jati diri seseorang. 3 3 Sih Natalia Sukmi, “Konstruksi Identitas Pengguna Media Dunia Media yang Konvergen” Jakarta, 13-14 November 2013 FISIP Universitas Indonesia, 2013, h. 456.